Sukses

72 Jenis Sinyal Misterius Dideteksi dari Luar Angkasa, Tanda-Tanda Alien?

Berbekal kecerdasan buatan (AI, Artificial Intelligence), ilmuwan mampu menangkap sinyal misterius ini dari sebuah wilayah yang bernama FRB 121102.

Liputan6.com, Jakarta - Ilmuwan SETI (Search for Extreaterrestrial Intelligence) di Amerika Serikat (AS), baru saja menemukan sinyal misterius yang diduga berasal dari luar angkasa. 

Sinyal tersebut, seperti dikutip laman Mirror pada Jumat (14/9/2018), dinamai dengan julukan Fast Radio Burst (FRB).

Ada 72 jenis sinyal FRB yang didapat ilmuwan dan kini tengah dipelajari.

Berbekal kecerdasan buatan (AI, Artificial Intelligence), ilmuwan mampu menangkap sinyal misterius ini dari sebuah wilayah yang bernama FRB 121102. Mereka mencatat, lokasi itu berjarak 3 miliar tahun cahaya dari Bumi.

Meski telah menangkap sinyal itu, ilmuwan masih belum bisa menerka asal usul dari FRB.

Beberapa teori pun menyeruak ke permukaan, ada yang menduga kalau sinyal ini terbentuk dari benturan bintang neutron, sehingga terjadi gesekan suara yang bisa didengar sampai ke Bumi.

Ada juga teori lain yang menyebutkan kalau sinyal FRB berasal dari lubang hitam supermasif, bahkan ada yang menyangka kalau sinyal itu dikirim langsung oleh makhluk ekstraterestrial alias alien. 

Menurut Direktur Eksektif SETI Pete Worsen, sinyal ini bisa jadi merupakan bentuk alternatif dari objek statis di ruang hampa udara. 

“Kami masih mencari asal dari sinyal tersebut. Menurut kami, misteri ini menarik dipelajari karena sinyal itu berasal dari jarak yang sangat jauh dari Bumi,” ujar Pete.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bukan yang Pertama Kali

Pada 2017, astronom bernama Casey Law juga berhasil melacak sebuah sinyal yang dikirim dari ruang angkasa. Pelacakan ini menjadi keberhasilan perdana manusia untuk mengetahui fenomena FRB itu.

Melalui pengumuman beberapa waktu lalu, Law menyebut sinyal ini berasal dari galaksi kerdil yang memiliki jarak sekitar tiga miliar tahun cahaya.

Keberhasilan pelacakan ini juga tak lepas dari semburan yang cukup sering, hingga sembilan kali semburan. Bahkan, menurut Law, beberapa di antaranya begitu terang.

"FRB ini sangat murah hati," tuturnya seperti dikutip dari CNET, Kamis (5/1/2016). Lantas, berasal dari mana sinyal yang dikirimkan tersebut? Ternyata, para peneliti tak pernah berpikir bahwa sinyal ini berasal dari alien. 

Hipotesis paling mungkin adalah sinyal ini berasal dari bintang neutron teramat kuat yang sering disebut Magnetar.

Karena itu, faktor alien atau kehidupan asing di luar Bumi sebagai sumber sinyal dapat dikesampingkan. 

Faktor lain yang juga membuat penjelasan bukan alien sebagai pengirim sinyal ini adalah jarak. Apabila benar sinyal ini dikirimkan oleh kelompok kehidupan cerdas di luar Bumi, berarti kehidupan itu seharusnya sudah lebih canggih. 

Sebagai perbandingan, dengan sinyal yang membutuhkan waktu sekitar tiga miliar tahun cahaya, ada kemungkinan peradaban di wilayah tersebut jauh lebih mumpuni. Padahal, Bumi sendiri saat itu mungkin masih berada di tahap awal munculnya kehidupan. 

Kendati demikian, menurut President Messaging Extra-Terrestrial Intelligence International Douglas Vakoch, tindak lanjut dari temuan sinyal ini akan dilakukan secara hati-hati. 

Terlebih, sampai saat ini tak ada tanda bahwa sinyal itu dikirimkan oleh sebuah teknologi asing. Untuk langkah selanjutnya, para astronom akan memanfaatkan fasilitas observasi SETI Boquete Optical di Panama.

 

3 dari 3 halaman

Apakah Ada Makhluk Cerdas Lain di Alam Semesta?

Kehadiran makhluk ekstraterestrial di alam semesta hingga saat ini masih menjadi tanda tanya besar.

Para ilmuwan pun sampai sekarang masih berlomba-lomba mencari tanda-tanda kehidupan makhluk asing di luar angkasa. Salah satunya adalah astronom Rusia.

Diketahui, astronom Rusia di teleskop radio Kaukasus melaporkan menangkap sinyal berupa gelombang radio yang tidak lazim pada tahun lalu.

Sinyalnya disebutkan terpancar dari posisi astronomi HD 164595 yang berjarak sekitar 95 tahun cahaya atau setara 965 triliun kilometer dari Bumi.

Di kawasan itu, diketahui ada sebuah exoplanet seukuran planet Neptunus yang mengorbit sebuah bintang induk.

Tertarik dengan laporan rekan sejabatnya dari Rusia, para astronom dari SETI Institute di Mountain View, California, Amerika Serikat, juga secara intensif melakukan analisis data sinyal radio dari kedalaman jagat raya itu.

"Sinyal ini memicu spekulasi adanya makhluk cerdas lain selain manusia di alam semesta ini," ujar Seth Shostak, astronom senior dari SETI Institute.

Shostak mengakui, sejumlah astronom lainnya menyebut pasti ada kesalahan atau bias dari sinyal radio itu.

"Saya tahu, sering muncul sinyal yang keliru atau bias," ujarnya. Namun, Shostak yang melacak sinyal radio secara intensif menegaskan, tetap optimistis ada sesuatu yang luar biasa di lokasi terpancarnya sinyal itu.

Untuk melacak rahasia apakah benar ada makhluk cerdas lain di alam semesta ini, selama dua hari berturut-turut Allen Telescope milik SETI Institute diarahkan ke lokasi munculnya sinyal di posisi astronomi HD 164595.

"Sejauh ini kami tidak menemukan indikasi atau sinyal apa pun," ujar Shostak.

Ia juga mengatakan, di luar tata surya terdapat banyak sekali sistem serupa dengan jutaan exoplanet-nya.

"Saya pribadi tetap optismis, suatu hari nanti kita bisa menemukan sesuatu. Tapi sejauh ini memang tidak ada yang bisa memberi jawaban dari misteri alam semesta ini," ujar astronom dari Berkeley itu.

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.