Sukses

Napak Tilas Kisah Jack Ma, dari Guru Miskin hingga Jadi Miliarder Terpandang

Siapa yang menyangka kalau Jack Ma dulu hanyalah seorang guru miskin di Tiongkok?

Liputan6.com, Jakarta - Jack Ma akhirnya memutuskan untuk melepas jabatannya sebagai Executive Chairman Alibaba.

Melalui surat yang dikirimkan ke pada para pemegang saham dan pelanggan Alibaba, salah satu orang terkaya di Tiongkok tersebut mengungkapkan rencana masa depannya di perusahaan.

Dalam keterangan resmi yang diterima, Senin (10/9/2018), Jack Ma mengungkap dirinya akan menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan Alibaba kepada Daniel Zhang, yang saat ini berstatus sebagai CEO perusahaan.

Untuk diketahui, proses perpindahan ini akan dilakukan selama 12 bulan ke depan, sehingga Daniel akan memimpin pada 10 September 2019. Langkah ini diambil untuk memuluskan proses transisi yang terjadi.

Sepak terjang Alibaba menjadi raksasa e-commerce di Negeri Tirai Bambu harus diakui tak bisa lepas dari tangan dingin Jack Ma.

Bahkan, tidak berlebihan jika menyebut Jack Ma menjadi salah satu orang paling berpengaruh yang membawa perusahaan ke puncak kesuksesan.

Namun, siapa yang bisa menyangka kalau Jack Ma dulu hanyalah seorang guru miskin di Tiongkok? Bagaimana kiprah Jack Ma bisa menjelma dari seseorang yang sangat sederhana menjadi salah satu miliarder terpandang di Asia?

Berikut kisahnya sebagaimana Tekno Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (10/9/2018).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Belajar Bahasa Inggris dengan Turis

Pada usia 12 tahun, Jack Ma belajar bahasa Inggris sendiri. Selama delapan tahun, dia sengaja gowes naik sepeda selama 40 menit setiap hari ke sebuah hotel di dekat distrik West Lake Hangzhou, agar bisa bertemu turis asing.

Di sanalah Jack Ma menawarkan diri menjadi pemandu turis, gratis, hanya untuk berlatih bahasa Inggris.

Dia juga membeli radio sehingga ia bisa mendengarkan siaran bahasa Inggris setiap hari.

Pria berwajah lugu itu tidak pernah unggul dalam pelajaran matematika. Dia bahkan pernah gagal dua kali masuk ke perguruan tinggi di Tiongkok.

Namun, setelah persiapan yang ketat, ia mencoba ikut tes yang ketiga kalinya dan akhirnya lulus dari Hangzhou Teachers Institute pada 1988.

Jack Ma lalu mencari kerja dan pernah ditolak untuk sejumlah pekerjaan, termasuk posisi manajer di Kentucky Fried Chicken, tepat setelah ia lulus.

Lantas, akhirnya ia berlabuh menjadi seorang guru Bahasa Inggris dengan bayaran sangat kecil, hanya sekitar US$ 1-US$ 15 per bulan di sebuah universitas setempat.

3 dari 4 halaman

Pergi ke Amerika

Pada 1995, Jack Ma pergi ke Seattle, Amerika Serikat (AS) untuk bekerja sebagai penerjemah.

Pada kunjungan pertamanya ke AS, temannya mengenalkannya dengan internet. Kepada Jack Ma, temannya itu mengatakan bahwa semuanya bisa ditemukan di internet.

Namun saat ia coba melakukan searching, dia tidak bisa menemukan apapun tentang Tiongkok di internet sama sekali.

Saat kembali ke Tiongkok, ia meluncurkan sebuah layanan direktori bisnis online bernama China Pages.

Sayang, jalan sukses China Pages tak semulus yang dibayangkan. Barulah pada 1999 Jack Ma mengumpulkan 18 orang di apartemennya di Hangzhou untuk menyampaikan visinya membuat sebuah perusahaan e-commerce baru bernama Alibaba.

Dari situ, Jack Ma dan teman-temannya berhasil mengumpulkan dana US$ 60.000 untuk memulai Alibaba.

Jack Ma sengaja memilih nama Alibaba karena ia ingin menciptakan sebuah perusahaan global dari awal. Dia memilih nama Alibaba karena mudah dieja dan karena orang di mana pun tahu bahwa kata itu adalah perintah "Open Sesame" untuk membuka pintu harta karun.

4 dari 4 halaman

Jadi Miliarder

Jack Ma dikenal sebagai salah satu bos paling berkarakter, termasuk gaya berpakaiannya.

Nasib baik berpihak padanya. Ya, sempat melantai di bursa pada 2015, Alibaba menjadi salah satu perusahaan yang paling bernilai. Aksi penawaran saham perdananya (IPO) menjadi yang terbesar dalam sejarah perusahaan teknologi.

Saham Alibaba melonjak 3 persen dari harga US$ 68 menjadi US$ 92,7 di New York Stock Exchange (NYSE).

Perusahaan Alibaba kini bernilai lebih dari US$ 231 miliar. Ini menjadikan Alibaba sebagai perusahaan teknologi paling berharga keempat di dunia, setelah Apple, Google, dan Microsoft.

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.