Sukses

Spotify Izinkan Pengguna Gratis Skip Iklan Sesuka Hati

Spotify tengah melakukan uji coba agar pengguna freemium dapat melewatkan iklan yang mengganggu secara lebih bebas.

Liputan6.com, Jakarta - Persaingan layanan streaming musik semakin memanas. Dua layanan paling populer saat ini, Apple Music dan Spotify, tengah berkompetisi untuk menarik lebih banyak pengguna.

Untuk itu, masing-masing layanan mengklaim menawarkan layanan lebih baik. Setelah Apple Music mengaku lebih banyak melibatkan manusia untuk kurasi konten, kali ini giliran Spotify yang dilaporkan ingin memanjakan pengguna freemium (gratis).

Alasannya, berdasarkan laporan Advertising Age, Spotify tengah melakukan uji coba agar pengguna freemium dapat melewatkan iklan yang mengganggu secara lebih bebas. Uji coba ini sendiri tengah dilakukan di Australia.

Dikutip dari Tech Crunch, Senin (13/8/2018), pengguna dapat melewatkan iklan yang tidak disukainya sesukai hati, tanpa ada batasan waktu. Setelah iklan dilewatkan, pengguna akan langsung diarahkan ke lagu selanjutnya.

Spotify menyebut fitur ini sebagai 'Active Media'. Nantinya, pengiklan tidak perlu membayar perusahaan jika iklan yang ditampilkannya dilewati oleh pengguna.

Strategi ini terbilang berani mengingat iklan merupakan sumber pendapatan utama dari layanan gratis. Kendati demikian, Spotify melakukan ini bukannya tanpa alasan.

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Alasan Spotify Uji Coba Fitur Ini

Menurut Global Head of Partner Solutions Spotify Danielle Lee, langkah ini tidak ubahnya membuat pengalaman yang lebih personal bagi pengguna, seperti fitur 'Discover Weekly'. Perusahaan akan menjahit data yang dihimpun dari kebiasaan pengguna tersebut.

Cara ini, menurut Lee, dimaksudkan untuk menawarkan iklan yang benar-benar disukai oleh pengguna alias iklan tertarget.

Dengan kata lain, pengguna dipastikan tidak akan melewatkan iklan yang memang sesuai dengan preferensinya.

"Hipotesis kami, jika cara ini berhasil dapat mendorong pengalaman yang lebih personal dan menarik untuk para pengiklan. Langkah ini juga dapat meningkatkan hasil yang dapat kami berikan ke merek-merek pengiklan," tutur Lee.

Di sisi lain, pengguna dipastikan tidak akan terganggu jika memang mendengar iklan yang sesuai dengan preferensinya, alih-alih digempur iklan acak.

Apabila uji coba ini berhasil, bukan tidak mungkin Spotify akan meluncurkannya secara global.

3 dari 3 halaman

Ikuti Tren, Spotify Mulai Uji Coba Aplikasi Versi Lite

Spotify diketahui mulai mengikuti jejak perusahaan lain yang menawarkan opsi aplikasi versi sederhana (atau Lite). Perusahaan asal Swedia itu kini menghadirkan varian Spotify Lite.

Sama seperti aplikasi lain dengan nama Lite, aplikasi ini ditujukan untuk mendukung perangkat kelas menengah dengan memori dan internet terbatas. Sejumlah fitur pun biasanya disesuaikan agar tampil lebih ringkas.

Dikutip dari Android Police, Spotify Lite memiliki tampilan yang sama seperti versi reguler. Namun, ukuran aplikasi ini hanya 15MB, jauh lebih kecil dari aplikasi standar yang mencapai 100MB.

Spotify meniadakan opsi offline di aplikasi ini, sehingga pengguna tak bisa mendengarkan lagu tanpa jaringan internet. Selain itu, pilihan mendengarkan audio berkualitas tinggi absen di aplikasi ini.

Fitur Spotify Connect, yang memungkinkan suara diputar di perangkat audio lain secara nirkabel, juga dihapus keberadaannya di aplikasi Spotify Lite.

Kekurangan lain dari aplikasi ini adalah kemampuan memutar lagu secara spesifik, meskipun pengguna sudah terdaftar secara premium. Hal ini juga berlaku untuk playlist yang sudah tersedia.

Dengan kata lain, Spotify Lite hanya dapat memutar lagu secara acak. Aplikasi ini sudah tersedia di Play Store, tapi menurut sejumlah laporan belum seluruh perangkat kompatibel.

Mengingat Spotify Lite masih dalam tahap beta, ada kemungkinan perusahaan melakukan sejumlah perubahan. Terlebih, dengan adanya umpan balik dari pengguna. 

(Dam/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.