Sukses

Bos Apple Bakal Bertemu dengan Presiden Trump, Bahas Apa?

Dalam cuitannya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut akan mengadakan makan malam dengan CEO Apple Tim Cook. Kira-kira apa yang akan dibahas?

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melalui akun Twitter-nya mengumumkan dirinya akan makan malam dengan CEO Apple Tim Cook.

Keduanya ditengarai akan berbicara tentang perang dagang antara AS dan Tiongkok yang berpengaruh pada bisnis Apple dan vendor AS lainnya.

Sebelumnya, Tim Cook berbicara dengan sejumlah investor Apple melalui panggilan video conference. Cook mengatakan, perang dagang antara AS dengan Tiongkok bisa berdampak buruk pada bisnis Apple.

Cook juga menyebut, Apple tengah memindai daftar produk yang harus diimpor dari Tiongkok. Barang-barang ini juga kemungkinan bisa terkena tarif impor 25 persen atau lebih tinggi.

Pada Juni lalu, laporan yang diterbitkan oleh The New York Post menyebut, Cook telah dijanjikan oleh Trump, iPhone tidak akan terpengaruh oleh perang dagang antara kedua negara. Namun, hal ini ditampik oleh penasihat perdagangan White House, Peter Navarro.

Sebagaimana dikutp Tekno Liputan6.com dari Phone Arena, Sabtu (11/8/2018), Presiden Trump dan Tim Cook sebelumnya bertemu di White House pada Mei lalu. Kala itu, Cook mencoba memperingatkan ke Trump berbagai efek negatif yang mungkin timbul dari perang dagang kedua negara.

Perlu diketahui, sebagian besar perangkat Apple memang dirancang oleh perusahaan di Cupertino Amerika Serikat. Namun, proses perakitan dilakukan oleh manufaktur Tiongkok.

Smartphone sendiri menjadi produk dengan nilai paling tinggi yang diimpor dari Tiongkok ke AS. Pada 2017, total nilai perangkat yang diimpor dari Tiongkok mencapai USD 70 miliar. Tentunya angka ini sangatlah tinggi dan sulit untuk dibiarkan begitu saja oleh pemerintahan Trump.

Mengingat kabar Apple hanya untung USD 8,46 tiap menjual satu iPhone, tidak akan ruang gerak yang cukup untuk membayar tarif impor yang dibebankan oleh negara.

Jika Trump memutuskan untuk melanjutkan perang dagang dengan Tiongkok, produk Apple pun akan terkena dampaknya, sehingga tidak ada pilihan bagi Apple selain menaikkan harga iPhone di Amerika Serikat. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sanksi Dagang untuk Tiongkok

Sebelumnya, pada April 2018, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sedang gencar berusaha menjatuhkan sanksi dagang ke Tiongkok karena negara tersebut dituding tidak transparan ketika berdagang.

Merespons hal ini asosiasi dagang yang mewakili perusahaan teknologi top menolak kebijakan Trump yang menjatuhkan sanksi berupa tarif karena dianggap tidak efektif.

Asosiasi bernama Information Technology Industry Council (Majelis Industri Teknologi Informasi, ITIC) mengirimkan surat ke Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin terkait hal ini.

"Oposisi kita terhadap tarif bersifat pragmatis. Tarif tidaklah berfungsi," tulis Dean Garfield selaku Presiden dan CEO ITIC.

"Ketimbang tarif, kami dengan kuat mendorong administrasi Trump agar membangun koalisi internasional yang dapat menantang Tiongkok di Organisasi Perdagangan Dunia dan seterusnya," lanjutnya.

Lebih lanjut, ITIC pada dasarnya setuju bahwa Tiongkok memiliki kebijakan dagang yang tidak adil, tetapi membangun koalisi akan lebih efektif untuk menuntut Tiongkok membangun hubungan dagang yang imbang, adil, dan resiprokal.

Grup ITIC terdiri dari perusahaan-perusahaan teknologi ternama seperti Apple, Adobe, Amazon, Facebook, Intel, Twitter, dan juga perusahaan teknologi luar AS seperti Lenovo, Samsung, dan Toshiba.

 

 

3 dari 3 halaman

Sanksi Besar Trump ke Tiongkok

Sanksi besar yang dijatuhkan Presiden Trump ke Tiongkok diakibatkan kebijakan dagang yang menurutnya tidak adil.

Trump pun menyiapkan kenaikan tarif sebesar 25 persen pada 1.300 jenis produk Tiongkok, baik produk industri, transportasi, teknologi, dan medis.

Langkah Trump tersebut pun dibalas Tiongkok dengan memberikan sanksi.

“Tiongkok tidak berharap untuk terlibat dalam perang dagang tetapi tidak takut terlibat dalam perang,” tulis Kementerian Perdagangan China, seperti dlansir Reuters.

Salah satu produk AS yang terkena dampak sanksi balasan Tiongkok adalah kacang kedelai. 

AS adalah negara eksportir kacang kedelai terbesar kedua di dunia, dan Tiongkok menjadi destinasi utama dari produk AS tersebut.

(Tin/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.