Liputan6.com, Jakarta - Abdurrahman Wahid atau dikenal dengan Gus Dur berulang tahun ke-78 pada hari ini, Sabtu (4/8/2018).
Baca Juga
Advertisement
Dalam rangka memperingati hari jadi Gus Dur, warganet pun mengenang jasanya terhadap Republik Indonesia dalam tagar #TerimaKasihGusDur.
Untuk diketahui, Gus Dur menghembuskan nafas terakhirnya pada 2009 lalu. Jasanya selalu dikenang di negara ini karena pria kelahiran Jombang tersebut telah memperjuangkan pentingnya nilai toleransi di Indonesia.
Pantauan Tekno Liputan6.com, per pukul 13.00 WIB, tagar #TerimaKasihGusDur langsung memuncaki trending topic terpopuler Indonesia.
Ada ribuan cuitan yang dilontarkan warganet di Tanah Air untuk almarhum Gus Dur. Berikut beberapa di antaranya.
Â
Selamat ulangtahun, pak. Walau untukmu itu tidak penting sama sekali, ini salah satu momen kami mensyukuri hadirmu dalam perjalanan bangsa ini. #TerimaKasihGusDur #HarlahGusDur pic.twitter.com/XRpavrdsrm
— Alissa Wahid (@AlissaWahid) August 4, 2018
Gus, terima kasihku kepadamu, yang telah mengenalkan kepadaku betapa pentingnya kita memuliakan manusia dan menghargainya tanpa memandang ras, suku, dan agama. #TerimaKasihGusDur
— IG: @autadannasher (@autad) August 4, 2018
5. #TerimaKasihGusDur sebuah lukisan indah tenteng Gusdur, sang Bapak Bangsa, Terimakasih Gus, atas baktimu pada Indonesia dan Dunia, pada Pluralisme dan toleransi. pic.twitter.com/2Zf9oOWaJq
— Afif Fuad Saidi (@AfifFuadS) August 4, 2018
#TerimaKasihGusDur saya teringat insiden Situbondo 96, saat jenengan bersedih hati dan meminta maaf atas pribadi dan ketum PBNU. Lgsg mengajak para kiai bermusyawarah dan menginisiasi dialog lintas iman. jiwa besar, pemikiran dan derap langkahmu abadi. Selamat #HarlahGusDur pic.twitter.com/ouDtGK48w6
— syukron dosi (@syukron_dosi) August 4, 2018
Gus Dur bisa bertemu Pak Harto, padahal penguasa Orba itu pernah mendzaliminya, tidak ada dendam kesumat, karena dendam kesumat hanya dimiliki manusia yg belum selesai dg dirinya sendiri.. #TerimaKasihGusDur
— Penyihir (@asevmuslimovic) August 4, 2018
Memahami Gus Dur dg kacamata ilmu dan sains saja tidak cukup, di Tebuireng ada metode mengenal para Guru dg cara "turut lelakon", yg artinya untuk memahami seorang guru, murid melakukan laku sang guru juga.#TerimaKasihGusDur
— Jasminto (@jasminto2010) August 4, 2018
yang bisa ajak Presiden AS ketawa seperti ini hanya Gus Dur#TerimaKasihGusDur pic.twitter.com/ug6E8Yt34z
— dhani gandoz (@GandozEsparadoz) August 4, 2018
#TerimaKasihGusDur dimasamu seluruh warga Ahmadiyah Indonesia bisa bertemu dengan pemimpin kami. Khalifah Ahmadiyah pernah mengatakan kpd Gus Dur, bahwa tantangan bagi bangsa ini diantaranya korupsi dan intoleransi/terorisme. Mari kita perjuangkan bersama @AlissaWahid pic.twitter.com/C3tT2sKFdK
— khuddam (@UsamaAhmadRizal) August 4, 2018
#TerimaKasihGusDur Njenengan adalah sosok inspirator, semua perbedaan yg ada baik dalam hal agama maupun berpendapat bukan menjadi sekat2 atau penghalang bagi njenengan utk mewujudkan masyakarakat Indonesia lebih demokratis.Lahul Fatihah...Pic : hasil karya pasien RSJ lawang pic.twitter.com/J8aJEJ4ktB
— Mizan Assyukri (@MizanAsu) August 4, 2018
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Gus Dur Itu Dirindukan dan Tak Tergantikan
Di tengah berbagai persoalan bangsa belakangan ini, sosok Presiden RI keempat KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sangat dirindukan.
Sosok almarhum Gus Dur dinilai bisa menjadi penyejuk di tengah menguatnya politik identitas belakangan ini.
Hal itu disampaikan peneliti senior LIPI, Mochtar Pabottingi, saat peluncuran buku berjudul Hari-Hari Terakhir Bersama Gus Dur karya mantan Menteri Sekretaris Negara Bondan Gunawan di Museum Nasional, Jakarta, Rabu (25/7/2018) malam.
Advertisement
 "Tiap kali terbit buku bagus tentang Gus Dur, tiap kali kita merasakan kerinduan atas sosok beliau. Kita sangat merasa kehilangan beliau. Terutama selama tiga tahun terakhir kita merasa betul kehilangan dan merasa betul ketiadaan sosok Gusdur," jelas Mochtar.
Sosok Gus Dur menurutnya tak tergantikan. Dialah yang telah berusaha menguatkan ikatan kebangsaan semasa hidupnya dengan memberi penghormatan tinggi kepada para minoritas yang hidup di negeri ini.
"Luar biasa. Tidak tergantikan. Sangat-sangat terasa betul kita kehilangan. Mengapa? Karena ikatan kebangsaan kita begitu dicabik-cabik. Dicabik-cabik lewat jalur demokrasi," jelas Mochtar saat ditemui usai peluncuran buku.
Sistem demokrasi yang dapat mengancam persatuan bangsa menurutnya hal yang sangat ceroboh dan naif. Karena itulah menurutnya negara ini perlu pemimpin yang seperti Gus Dur. Nilai-nilai warisan Gus Dur harus diserap para calon pemimpin bangsa.
"Pengaruh Gus Dur kan besar sekali. Cuma yang cemerlang, menjulang dan sekaliber seperti itu belum ada lagi. Yang suaranya menasional bahkan mendunia sebagai penegak kemajemukan, penghormatan pada minoritas," jelas Mochtar.
Selain Gus Dur, tokoh bangsa yang harus dicontoh menurutnya ialah Buya Hamka dan Nurcholis Madjid. Hamka adalah cerminan tokoh yang nasionalis religius dan Nurcholis Madjid mengenalkan Islam sebagai agama yang tinggi derajatnya.
"Hamka itu Islam dan keindonesiaan tak bisa dipisahkan. Nurcholis Majid menunjukkan Islam itu sesuatu yang secara historis mulia, tinggi derajatnya dan Gus Dur yang bisa menampung tentang kebangsaan itu secara sangat-sangat tak tertandingi oleh yang lainnya," ucap Mochtar.
"Penghormatan terhadap minoritas itu sangat tulus. Sangat cerdas. Itu yang susah karena memang adanya minoritas itu adalah syarat terbentuknya bangsa," tandas dia.
(Jek/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement