Sukses

Kagok Pakai WeChat, Penumpang Taksi Online Bayar Ongkos Rp 13,7 Juta

Beruntung, sang sopir taksi ternyata baik dan jujur sehingga pembayaran yang dilakukan dengan WeChat itu lantas dikembalikan ke penumpang.

Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan dompet digital di Tiongkok harus diakui sudah sangat masif. Aplikasi seperti WeChat dan Alipay sudah menjadi hal lumrah untuk transaksi sehari-hari.

Namun, tidak jarang, sistem ini belum diketahui oleh pendatang yang mengunjungi Negeri Tirai Bambu tersebut.

Karenanya, keselahan dapat saja terjadi, seperti yang dialami seorang turis asal Amerika Serikat baru-baru ini.

Dikutip dari South China Morning Post, Senin (30/7/2018), turis itu diketahui membayar lebih pada taksi yang ditumpanginya. Tak tanggung-tanggung, ia tidak sengaja membayar 100 kali lipat dari tarif yang seharusnya.

Adapun peristiwa ini terjadi di Xian, Provinsi Shaanxi, Tiongkok. Seorang sopir taksi tiba-tiba kaget melihat dompet WeChat miliknya usai mengantarkan penumpang.

Sopir bernama Zhang Peng itu melihat bahwa seorang penumpang yang harusnya membayar 65 yuan (Rp 137 ribu) ternyata mengirimkan 6.500 yuan (Rp 13,7 juta). Melihat jumlah yang sangat besar, dia pun berinisiatif untuk mengembalikannya.

Peng pun mengunjungi hotel tempat penumpang itu diantarkan. Beruntung, setelah berbicara dengan petugas hotel, sang tamu masih berada di hotel dan segera dipertemukan.

Sang penumpang yang diketahui bernama Liu bercerita bahwa dirinya masih asing dengan aplikasi WeChat Pay dan Alipay. Karenanya, dia salah memasukkan jumlah uang yang harus dibayarkannya usai naik taksi.

"Saya tidak tahu sama sekali cara penggunaannya. Di Amerika Serikat, biasanya ada tempat untuk bilangan desimal, jadi saya pikir itu berlaku di sini dan secara tidak sengaja ternyata saya membayar terlalu besar," tuturnya menjelaskan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menolak Pemberian Sang Penumpang

Melihat kebaikan sang sopir, Liu pun meminta Peng untuk mengembalikan 6.300 yuan saja. Namun, Peng menolak permintaan tersebut dan benar-benar hanya menerima ongkos taksi yang seharusnya dia terima.

Setelah peristiwa itu, Liu pun mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi sang sopir lewat pernyataan yang dikirimkannya melalui WeChat.

"Bagi sebagian orang, uang merupakan tujuan dan 6.500 yuan adalah jumlah yang besar. Saya sangat senang karena anda mau mengembalikannya. Saya sangat menghargai hal tersebut," tulisnya.

3 dari 3 halaman

WeChat Jadi Tanda Pengenal Digital

Selain dompet, akun WeChat di Tiongkok juga mulai diujicobakan menjadi identitas digital. Akhir tahun lalu, seperti Dikutip dari CNET, Jumat pemerintah Guangzhou baru saja merilis tahap pertama dari "WeChat identity cards".

Sesuai namanya, pengguna akun resmi WeChat dapat memakai kartu ini sebagai identitas legal di negara tersebut. 

Xinhua News Agency melaporkan, kartu ini memanfaatkan teknologi pengenalan wajah untuk melakukan verifikasi pada pengguna. Menurut rencana, program ini akan meluncur ke seluruh negeri beberapa bulan mendatang.

Nantinya, kartu identitas ini akan berfungsi sama seperti kartu identitas yang dikeluarkan pemerintah. Karenanya, kartu elektronik ini dapat dipakai untuk beragam kebutuhan yang memerlukan kartu identitas, seperti check in hotel atau mengurus keperluan di pemerintah.

Pengguna hanya perlu memindai wajahnya di smartphone untuk melakukan sejumlah hal tersebut. Setelah itu, identitas mereka akan divalidasi memakai sistem kecerdasan buatan.

Masyarakat yang tertarik mendaftar cukup melakukan verifikasi di aplikasi WeChat, sehingga kartu identitas virtual mereka dapat disahkan. Selain menawarkan kemudahan, proyek ini diharapkan dapat meningkatkan akurasi dalam mengidentifikasi seseorang.

(Dam/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.