Sukses

Melongok Pusat Pengujian Smartphone Huawei di Beijing

Huawei memiliki komitmen kuat mengembangkan berbagai inovasi dengan mengalokasikan dana besar untuk Research and Development.

Liputan6.com, Jakarta - Huawei memiliki komitmen kuat mengembangkan berbagai inovasi dengan mengalokasikan dana besar untuk Research and Development (R&D/riset dan pengembangan). Semua inovasi ini diharapkan dan diyakini akan memperkuat bisnis perusahaan di segala sektor.

Tim Tekno Liputan6.com bersama sejumlah media lain dalam acara APAC Media China Trip 2018 mendapatkan kesempatan untuk melihat salah satu pusat R&D di Beijing, Tiongkok, beberapa waktu lalu.

Berikut sedikit gambaran tentang Device Laboratory di Beijing Research Institute milik Huawei, yang kami kunjungi:

Huawei Device Laboratory (Laboratorium Perangkat)

Huawei fokus berinvestasi untuk R&D dalam jangka panjang. Perusahaan dalam 10 tahun terakhir mengalokasikan dana sebesar US$ 60,4 miliar untuk R&D, yang berasal dari sekira 10 persen pendapatan penjualan setiap tahun.

Huawei saat ini memiliki 14 pusat R&D di dunia, dan salah satunya berada di Beijing yakni Device Laboratory Research Institute. Di tempat ini dilakukan berbagai pengujian sebelum smartphone siap diproduksi, termasuk reliabilitas, kompatibalitas jaringan, audio, dan antenna.

Laboratorium perangkat ini didirikan pada kuartal IV 2016, yang lokasi persisnya berada di Blok J di Beijing Research Institute. Tempat ini memiliki 23 laboratorium dengan lebih dari sembilan kategori di total area seluas satu hektare.

Lebih dari 7 ribu perangkat berteknologi tinggi tersedia di laboratorium dengan kapasitas pengujian 5 ribu smartphone pada saat bersamaan. Kapasitas pengujian bulanan di laboratorium ini bisa mencapai 40 juta ponsel.

Pemandu mengajak kami melihat lima pusat pengujian dan laboratorium di pusat riset tersebut, yakni Automation Test Center (pusat pengujian otomatisasi), Communication Protocol Test Laboratory (laboratrium pengujian protokol komunikasi), Reliability Laboratory, Audio Laboratory, dan Antenna Laboratory.

Huawei menjaga ketat segala informasi yang ada di dalam laboratorium, sehingga media dan vlogger tidak diperbolehkan mengambil gambar atau video.

Pertama, kami diajak memasuki Automation Test Center yang merupakan tempat pengujian sistem perangkat lunak ponsel. Hal ini dilakukan untuk memastikan perangkat lunak bekerja dengan baik.

"Otomatisasi ini bisa menguji banyak fitur yang tidak bisa dilakukan manusia, serta bisa lebih akurat dilakukan dengan sistem ini daripada engineer," ungkap pemandu laboratorium.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Laboratorium Huawei

Kemudian kami diantarkan mengelilingi Communication Protocol Test Laboratory. Dalam laboratorium ini dilakukan pengujian telekomunikasi dengan mensimulasikan skenario online yang kompleks, untuk menciptakan pengalaman komunikasi akhir yang baik untuk pengguna.

Laboratorium ini mendukung semua standar dan frekuensi radio untuk memastikan perangkat dapat kompatibel dengan semua jaringan di dunia.

Pengujian ini juga mensimulasikan kualitas jaringan di berbagai tempat, seperti daerah pegunungan, gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan.

Setelahnya kami mengunjungi Reliability Laboratory. Di tempat inilah dilakukan berbagai metode pengujian untuk membuktikan keandalan smartphone Huawei. Misalnya, ponsel dites dengan dijatuhkan dari titik ketinggian berbeda.

Reliability Laboratory milik Huawei (Foto: Huawei)

Selain itu, terdapat pula skenario dengan menyimulasikan ponsel ketika ditaruh di kantong belakang celana ketika pengguna duduk.

Pengujian keandalan ini juga mencakup menyimulasikan ponsel dalam temperatur tinggi, rendah, dan perubahannya secara mendadak.

3 dari 3 halaman

Antenna Laboratory

Laboratorium keempat adalah Antenna Laboratory, yang bertujuan untuk melihat kemampuan ponsel menangkap sinyal.

Pengujian dilakukan dalam sebuah ruangan yang dilapisi spons atau biasa disebut anechoic chamber, yakni sebuah ruangan yang dirancang sepenuhnya untuk menyerap pantulan suara atau gelombang elektromagnetik.

Berbagai skenario pengujian dilakukan dengan sejumlah standar dan sesuai dengan berbagai operator.

Antenna Laboratory milik Huawei (Foto: Huawei)

Laboratorium ini mulai dibangun pada Oktober 2008 dan Huawei mengklaim mengoperasikannya empat atau lima tahun lebih awal dibandingkan pesaing domestiknya.

Laboratorium terakhir yang kami kunjungi adalah Audio Laboratory, yang berfungsi menghasilkan kualitas audio sangat baik. Ruangannya berbentuk kubus kedap suara, sehingga dapat memastikan dengan baik audio ponsel bisa berfungsi di tengah kebisingan.

Audio Laboratory milik Huawei (Foto: Huawei)

(Din/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.