Sukses

iPhone 2018 Versi Murah Bakal Punya Berbagai Pilihan Warna

Salah satu smartphone baru Apple pada tahun ini dilaporkan akan hadir dengan berbagai balutan warna vibrant.

Liputan6.com, Jakarta - Informasi baru tentang iPhone baru pada tahun ini kembali muncul. Kali ini, salah satu smartphone baru Apple yang disebut sebagai iPhone 2018, dilaporkan akan hadir dengan berbagai balutan warna vibrant.

Warna vibrant biasanya dikenal dengan warna berani yang cerah, tegas, dan kontras. Menurut laporan, balutan warna vibrant akan tersedia untuk iPhone baru dengan harga paling murah.

Apple sendiri disebut akan merilis tiga varian iPhone pada tahun ini dan dijual dengan harga berbeda.

Warna-warna vibrant tersebut di antaranya abu-abu, putih, biru, merah dan oranye. Dua varian iPhone lainnya hanya akan memiliki tiga pilihan warna klasik, yakni hitam, putih dan emas.

Bocoran baru ini kian menambah informasi tentang iPhone 2018. Kendati demikian, pihak Apple sampai saat ini tidak memberikan komentar apapun tentang smartphone tersebut.

Perusahaan yang dirikan Steve Jobs dan Steve Wozniak tersebut sangat menjaga rahasia internal. Sikap perusahaan ini ditegaskan oleh Apple melalui memo internal kepada para karyawannya beberapa waktu lalu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

iPhone 2019 Punya Tiga Kamera Belakang dengan Teknologi AR?

Beragam informasi tentang iPhone baru pada tahun depan telah cukup banyak beredar. Kali ini kembali muncul informasi yang menyebutkan iPhone 2019 akan memiliki tiga kamera belakang dan mendukung teknologi Augmented Reality (AR).

Sebuah laporan dari Korea Selatan (Korsel) menyebutkan, Apple "menunjuk" perusahaan lokal, JSCK, agar merakit dan memeriksa 3D-sensing kamera belakang untuk iPhone baru. Smartphone Apple yang dimaksud tersebut kemungkinan adalah iPhone 2019.

Cara kerja fitur tersebut mirip dengan kamera TrueDepth pada iPhone X, yang menggunakan iluminasi inframerah untuk memetakan dan memeriksa wajah. Fitur ini berfungsi untuk membuka kunci ponsel atau meniru mimik pengguna melalui Animoji.

Modul yang dikembangkan JSCK kemungkinan tidak menggunakan inframerah, karena berfungsi untuk memindai objek di jarak yang lebih jauh.

Jika proses pengembangan berjalan lancar, Apple kemungkinan akan meneruskan rencananya dan menyertakan unit tiga kamera pada iPhone 2019 untuk mendukung teknologi AR.

JSCK akan bersaing dengan kamera Innotek milik LG untuk mendapatkan "hak istimewa". Jika berhasil merakit modul 3D-sensing sesuai standar Apple, maka produksi massal produk bisa dimulai pada akhir kuartal II 2019.

Apple sendiri tidak menjanjikan apapun sampai JSCK mampu membuktikan kualitas dan kemampuannya. "Apple tidak berjanji menggunakannya jika JSCK tidak dapat berkembang hingga awal tahun depan," tutur seorang pengamat industri.

3 dari 3 halaman

Perusahaan Pembobol iPhone Diretas Hacker

Terlepas dari produk baru, juga ada informasi lain di industri keamanan dan ponsel yang menarik perhatian. Perusahaan pernyedia layanan keamanan asal Israel, NSO Group, yang bekerja meretas iPhone dan Android justru balik diretas.

Akibat peretasan itu, NSO sempat kehilangan software bernilainya. Mengutip laman Cult Of Mac, software yang dicuri adalah sebuah tool yang dipakai NSO untuk meretas iPhone dan Android. Parahnya, tool tersebut justru ditawarkan oleh pelaku untuk dijual di dark web.

Kendati merupakan perusahaan yang kerjanya meretas iPhone, mereka tidak pernah menjualbelikan hasil retasannya kepada para penjahat. NSO justru berupaya melindungi kliennya dari serangan teror dan kriminal.

Adapun pelaku peretasan NSO adalah karyawan dengan jabatan programer senior berusia 38 tahun. Forbes menyebut, programer itu telah didakwa oleh jaksa agung Israel atas perbuatannya.

Si pegawai dilaporkan telah mematikan software keamanan di komputernya, kemudian menggandakan source code perangkat yang dipakai untuk meretas iPhone dan Android ke drive eksternal.

Kemudian, dia menawarkan source code perangkat peretasan tersebut ke dark web dan menjualnya seharga US$ 50 juta. Saat menjual source code itu, ia mengaku sebagai seorang hacker yang telah menjebol server milik NSO.

(Din/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.