Sukses

Smartphone Android Murah Ternyata Jual Data Pengguna?

Sebuah smartphone Android bernama Singtech P10 yang dijual di Myanmar dan Kamboja diketahui secara diam-diam telah mengumpulkan data dari penggunanya.

Liputan6.com, Jakarta - Urusan privasi dan keamanan data pengguna jadi hal yang banyak diperhatikan belakangan ini. Tak hanya dibicarakan di Amerika Serikat, di negara berkembang pun, privasi data juga mulai jadi sorotan.

Berdasarkan laporan dari The Wall Street Journal, sebuah smartphone Android murah bernama Singtech P10 yang dijual di Myanmar dan Kamboja secara diam-diam telah mengumpulkan data dari penggunanya.

Parahnya lagi, smartphone tersebut menjual data yang dikumpulkan ke perusahaan periklanan bernama General Mobile Corp (GMobi) di Taiwan.

Dalam laporannya, The Wall Street Journal menyebutkan, GMobi asal Taiwan yang berbasis di Shanghai itu menggunakan data untuk mengirimkan iklan tertarget di perangkat yang dimaksud.

GMobi kadang-kadang juga berbagi data dengan vendor pembesut smartphone untuk membantu mereka lebih paham mengenai konsumennya.

Menurut informasi, sejumlah data yang dikumpulkan antara lain adalah nomor IMEI, MAC address, hingga data lokasi pengguna.

Data-data tersebut dikirimkan lewat aplikasi GMobi yang terinstal di perangkat pengguna kemudian dikirimkan ke server Gmobi yang ada di Singapura.

"Mereka (GMobi) mengeksploitasi kelemahan finansial orang-orang di negara berkembang yang tidak mampu membeli perangkat bagus. Perangkat itu justru melacak kebiasaan mereka," tutur Mantan Senior Privacy Adviser di White House Office Management and Budget Per Mark Groman sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com dari Android Central, Selasa (10/7/2018).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Manfaatkan Aplikasi Populer untuk Curi Data?

Tidak hanya aplikasi mobile milik GMobi, sejumlah aplikasi populer lainnya di Android juga mengumpulkan data pengguna, misalnya daftar kontak serta lokasi pengguna. Kendati begitu, begitu para pengguna sadar informasinya bisa dicuri, mereka bisa menghapus aplikasi yang dimaksud.

"Software GMobi terinstal di smartphone dan hanya bisa dihapus melalui langkah teknis tertentu," katanya.

Berdasarkan penelusuran media asing tersebut, laman GMobi menyebutkan perusahaannya bekerja sama dengan produsen perangkat Tiongkok seperti Huawei, Xiaomi, dan BLU.

Namun ketiga vendor smartphone tersebut menolak klaim Gmobi. Ketiganya membantah telah bekerja sama dengan Gmobi. Bahkan, BLU sebelumnya diketahui memiliki kedekatan dengan saingan GMobi yang bernama Adups.

(Tin/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.