Sukses

LPDP Jadi Trending Topic, Pengkritik dan Pendukung Adu Argumen

LPDP yang menghabiskan dana puluhan triliun jadi bahasan panas dan trending topic di linimasa Twitter.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah sebelumnya dikritik karena alur wawancara yang dituding melanggar privasi, sekarang program LPDP yang memakai uang rakyat sebesar puluhan triliun ini kembali jadi perbincangan panas warganet.

Berdasarkan pantauan di Twitter, pada Minggu (24/6/2018), mulai banyak yang mengkritik LPDP karena masalah sikap dan produktivitas penerimanya, terutama yang di luar negeri.

Orang-orang mulai kritis terhadap penerima dana LPDP, salah satunya lewat tagar #Sh*tLPDPAwardeesSay.

Maklum, mereka yang mendapat beasiswa LPDP (awardee) memang mendapat allowance (uang saku) yang jumlahnya cukup besar saat di luar negeri.

Tidak mau kalah, para penerima LPDP juga mengeluarkan argumen tentang prestasi yang mereka capai.

Berikut cuitan warganet seputar LPDP. Agar adil, argumen pihak yang pro dan kontra sama-sama ditampilkan dalam jumlah berimbang.

1. Tiket Emas ke Luar Negeri

Salah satu cuitan yang memulai perbincangan mengenai LPDP adalah dari akun @pervertauditor.

Walaupun tidak menyebut spesifik nama beasiswa, kalangan warganet langsung paham mana beasiswa yang dimaksud.

Dalam salah satu cuitannya, akun itu menyindir, "Beasiswa pemerintah lebih seperti tiket emas untuk meninggalkan Indonesia secepat mungkin."

Ia juga mengkritik peraih beasiswa yang cenderung nyinyir dan membanding-bandingkan Indonesia dengan kondisi di luar negeri ketika mereka kembali, serta ucapan awardee seperti, "Part time student, full time traveler" (mahasiswa paruh waktu, pelancong sepenuhnya).

2. Prestasi Awardee LPDP

Warganet lain memberikan contoh prestasinya sebagai penerima LPDP. Ia menyebut dirinya berhasil lulus satu semester lebih awal dengan nilai kumulatif akhir (GPA) yang sempurna.

Dari segi jurnal, ia berhasil menghasilkan enam karya tulis, dan lima di antaranya dalam tahap publikasi. Saat ini ia bekerja di salah satu instansi pemerintahan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tips dapat LPDP

3. Asyik di Luar Negeri

Seorang warganet memakai sarkasme untuk mengisahkan gaya hidup awardee LPDP di luar negeri.

Perlu diketahui, biaya S2 di luar negeri sangatlah mahal. Penduduk asli suatu negara pun (seperti Eropa atau Amerika Serikat) terkadang harus menabung dan mempertimbangkan matang-matang sebelum melanjutkan S2, belum lagi bila mereka harus sambil bekerja karena perlu penghasilan sendiri.

Tidak heran bila bagi orang luar negeri melanjutkan S2 adalah keputusan sulit, dan bukan sarana berpetualang untuk membuat vlog dan memperindah Instagram.

4. Tips Dapat Beasiswa

"#ShitLPDPAwardeesSay -> Ini adalah tagar bodoh yang ditunggangi kecemburuan," ucap seorang pendukung LPDP.

"Ingin dapat beasiswa dan pergi ke luar negeri seperti kami? Jadilah pintar, titik," tandasnya.

5. Ada Awardee yang Tolak Kerja di Belanda

Sebuah contoh yang baik ditunjukkan oleh akun @hafidafhmsr. Penerima LPDP ini menyebut berhasil menerbitkan tiga jurnal terkait tol laut dan dua buku tentang perkembangan maritim di Indonesia.

Tambah lagi, ia menolak tiga tawaran pekerjaan di Belanda agar bisa fokus bekerja di Indonesia. Ia pun berjanji tidak akan membuat pembayar pajak merasa rugi.

6. Berhasil Membangun Sekolah

Penerima LPDP lain @roselinaping kembali ke kota asalnya setelah berhasil mendapatkan gelar. Berawal dari dedikasinya, sekarang ia berhasil membangun dua sekolah baru

3 dari 3 halaman

Pro dan Kontra

7. Tak Semua Penerima Buruk

Faldo Maldini, mantan Ketua BEM Universitas Indonesia dan alumnus LPDP, menyebut tidak semua penerima LPDP memiliki sikap yang dikira warganet.

Ia pun menambahkan makin banyak mahasiswa Indonesia yang diterima di Perguruan Tinggi Luar Negeri (PLTN) favorit. Setelahnya, ia turut menambahkan tagar #ReformLPDP.

8. Kritik yang Wajib Diterima

Warganet lain menjelaskan, awardee LPDP layaknya menerima kritik dan saran warganet, apalagi uang untuk mereka memang berasal dari uang rakyat.

"Lagipula, uang yang dipakai untuk beasiswa datang dari pajak kami, jadi kami memiliki hak penuh untuk komplain terhadap sikap dari beberapa awardee," ucapnya.

(Tom/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.