Sukses

Induk Usaha Tinder Akuisisi Aplikasi Kencan Pesaing

Tinder tampaknya akan semakin dominan, sebab saingannya sudah diakuisisi oleh induk perusahaan mereka.

Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi kencan Tinder tampaknya akan semakin berkuasa di dunia aplikasi perjodohan, pasalnya induk perusahaan mereka baru membeli pesaing mereka, aplikasi Hinge.

Dilansir The Verge, Jumat (22/6/2018), Match Group (induk perusahaan Tinder) mengakuisisi 51 persen saham Hinge.

Yang mengejutkan dari hal ini ialah Hinge sebetulnya menampilkan diri mereka sebagai anti-Tinder.

Ketimbang memakai 'swipe' seperti di Tinder, layanan Hinge mengajak penggunanya agar membuat profil terlebih dulu untuk mencari siapa yang cocok dengan mereka. Setelahnya, pengguna harus menjawab beberapa pertanyaan unik demi mendapat potensi jodoh yang pas.

Mandy Ginsberg, CEO Match Group, memberikan pujian kepada layanan Hinge.

"Hinge memiliki relevansi tinggi terutama di kalangan wanita urban milenial yang terdidik dalam mencari hubungan," ucapnya.

Tinder sendiri sudah memiliki lebih dari 10 juta pengguna dan popularitas konsisten, sebab pangsanya tidak tersegementasi dan bisa dipakai oleh semua orang dengan selera berbeda.

Pembelian Hinge memperkuat dominasi Match Group di ajang layanan kencan. Selain Tinder, tercatat ada OKCupid, Match, dan PlentyOfFish yang berada di bawah Match Group.

Salah satu pesaing utama dari Tinder yang belum bisa mereka beli adalah Bumble. Sebelumnya, Bumble juga hampir dibeli, sayangnya rencana tersebut dihalangi perselisihan antara kedua belah pihak.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Facebook Siap Ikut Bersaing

Di sisi lain, sebuah kabar yang mengherankan datang dari Facebook. Baru dua bulan skandal Cambridge Analytica terkuak, sekarang Facebook malah nekat menghadirkan layanan kencan yang diberi nama, Dating.

Seperti juga dilansir The Verge, para eksekutif dari situs kencan memberikan respons menyindir terhadap rencana Facebook tersebut. Apalagi Facebook saat ini sedang tersangkut bermacam-macam skandal, mulai dari perihal pilpres, sampai privasi data.

"Kami tersanjung Facebook datang ke bidang kami, dan melihat opportunity global seperti halnya Tinder yang kepopulerannya sedang meroket. Kami hanya terkejut pada timing-nya, apalagi ranah ini (layanan kencan) melibatkan sejumlah data personal dan sensitif," ucap CEO Match Group, Mandy Ginsberg.

Walaupun terancam tersaingi Facebook, Ginsberg tidak mau pesimis atau menjelek-jelekkan Facebook. Sebaliknya, ia merasa makin terpacu untuk  berinovasi dan fokus agar dapat memberi kesuksesan hubungan pada pengguna.

Lain halnya dengan CEO IAC Joey Levin, pria yang memimpin Tinder, OkCupid, Match, dan PlentyofFish. Levin dengan sarkastis menyentil dugaan intervensi Rusia ke pilpres Amerika Serikat (AS) di Facebook.

"Masuklah (ke layanan kencan). Airnya masih hangat. Produk kalian pasti luar biasa cocok untuk hubungan AS dan Rusia," sindirnya.

Seperti diketahui, Facebook dituduh lengah karena meloloskan penyebar propaganda dari Rusia yang "menyamar" sebagai pengiklan untuk aktif di media sosial tersebut. Diduga pihak-pihak Rusia itu menyebarkan berita-berita palsu saat pilpres AS 2016.

3 dari 3 halaman

Fitur Lokasi di Tinder Akan Berinovasi

Aplikasi kencan Tinder sedang bersiap menghadirkan inovasi terbaru bagi para petualang di dunia kencan online. Fitur ini berfokus pada lokasi yang disukai para pengguna.

Fitur bernama Places tersebut berbeda dari fitur yang menunjukkan jarak. Guna dari Places adalah menampilkan tempat seperti kafe yang pernah dikunjungi agar memperat hubungan dengan pengguna lain yang punya selera lokasi yang sama.

"Places menyatukan orang-orang dengan menyorot tempat yang sama-sama disukai, seperti bar yang kalian suka, warung kopi favorit, atau jalur sepeda yang kau datangi di akhir pekan," tulis Tinder seperti yang dikutip The Verge.

Tentunya, salah satu kekhawatiran dari fitur Places adalah bila tempat-tempat pribadi seperti rumah sakit atau rumah kita sendiri ikutan terlacak.

Menyoal hal itu, Tinder menjelaskan bahwa tempat seperti rumah sakit, bank, dan tempat tinggal tidak akan muncul lewat fitur Places. Fitur ini juga tidak dapat melihat lokasi pengguna secara real-time.

"Pengguna hanya dapat melihat tempat yang pernah kamu kunjungi. Lokasimu saat ini tidak akan terlihat orang lain. Kami akan menunggu sampai kau beranjak sebelum menunjukan hal itu pada potensi pasangan," jelas Tinder.

Bagaimana bila kita tidak ingin memakai aplikasi ini? Mudah saja. Tinder menyediakan pilihan fleksibel untuk menghapus tempat yang tidak ingin muncul di Google lewat "Delete Place", atau "Never Show Me Here", atau tinggal mematikan fitur tersebut.

Selain itu, tempat-tempat yang "terlacak" di Tinder juga akan hilang setelah 28 hari.

(Tom/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.