Sukses

Bak Jurassic Park, 7 Hewan Punah Ini Akan Dibangkitkan Kembali

Ada tujuh (7) hewan yang sudah punah di Bumi dan ingin dibangkitkan kembali oleh ilmuwan. Apa saja?

Liputan6.com, Jakarta - De-extinction adalah istilah ilmiah yang digunakan para ilmuwan untuyk mendefinisikan upaya membangkitkan lagi organisme yang telah punah.

Hal ini sebenarnya tak terlalu terlihat masuk akal. Di film Jurassic Park dan Jurassic World, hal ini justru membuat kerusakan.

Banyak sekali ilmuwan dari seluruh penjuru dunia mencoba untuk melakukan penyempurnaan dalam hal kloning dan rekayasa genetik untuk melakukan hal tersebut.

Hal ini didorong oleh banyak hal, mulai dari ingin melihat kembali beberapa spesies purba, atau merasa bersalah karena beberapa binatang memang punah karena ulah manusia.

Berikut adalah beberapa binatang punah yang ingin 'dibangkitkan' kembali oleh ilmuwan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 8 halaman

Lumba-Lumba Sungai Baiji

Lumba-lumba sungai Baiji ini adalah spesies lumba-lumba yang hidup di Sungai Yangtze di Tiongkok, hingga kepunahannya di 2002.

Ia adalah spesies lumba-lumba pertama yang punah karena dampak manusia. Selain itu, ia juga megafauna atau mamalia besar pertama yang punah dalam beberapa dekade terakhir.

Beberapa inisiasi untuk melakukan de-extinction ke lumba-lumba ini sudah sering dilontarkan.

Menurut Mother Nature Network, para ilmuwan tertarik untuk melakukannya karena kepunahannya masih tergolong baru. Dengan ini, DNA dari lumba-lumba ini masih cukup mudah untuk direplikasi.

Meski demikian, hal ini rupanya masih belum berhasil dan sepertinya masih dengan keras diupayakan. 

3 dari 8 halaman

Saber-toothed Cat

Saber-toothed Cat adalah harimau yang sosoknya mungkin kita kenal di film animasi.

Harimau ini hidup kira-kira 9.000 tahun yang lalu, dan punah terkena dampak pemanasan global yang dikenal sebagai kepunahan di periode kuarter.

Ilmuwan sendiri sangat tertarik untuk menghidupkan kembali binatang-binatang dari zaman es seperti ini, dan harimau ini jadi pilihan utama.

Para ilmuwan akan mengambil sampel DNA untuk kloning dari The La Brea Tar Pits di Los Angeles yang menyimpan fosil dari makhluk ini.

4 dari 8 halaman

Badak Berbulu

Badak berbulu sama seperti Saber-toothed Cat, yang merupakan binatang yang punah di periode kuarter karena pemanasan global. Ilmuwan tertarik untuk melakukan kloning terhadap binatang ini karena landasan yang menarik.

Dilansir dari Nature World News, pada 2015 lalu, seekor bayi badak berbulu ditemukan beku di daerah Siberia. Diperkirakan, ia secara sempurna mengawet di es selama 12.000 tahun.

Nature World News menyebut bahwa percobaan untuk mengkloning binatang pra-sejarah ini sudah dilakukan, namun mereplika DNA dan menemukan indukannya adalah hal yang sulit.

Selain itu, relasi dari badak berbulu yang paling dekat adalah Badak Sumatera, yang juga merupakan binatang yang hampir punah pula.

5 dari 8 halaman

Thylacine

Thylacine adalah binatang yang pernah hidup di Australia, dan lebih kenal sebagai Harimau Australia, meski sebenarnya ia adalah marsupial.

tetapi ini disebut punah karena kekeringan dan pemanasan ekstrem di tahun 1930an lalu, namun dipercaya bahwa perburuan binatang ini karena dianggap hama adalah penyebab utamanya ia punah.

Orang Australia sendiri sangat marah akan hal ini. Pasalnya, sebenarnya binatang ini tak berbahaya.

Binatang ini memang mirip serigala dan harimau, tapi memiliki kantung seperti wombat dan marsupial lain. Thylacine terakhir meninggal di penangkaran.

Para ilmuwan Australia sendiri sangat gencar untuk membuat kloning dari binatang yang telah 80 tahun punah ini.

Para ilmuwan telah mengembangkan replikasi DNA dari Thylacine yang memang sudah ada sejak lama, dan jika berhasil akan menginjeksikan sel telur ke Tasmanian Devil.

6 dari 8 halaman

Burung Dodo

Dodo adalah seekor burung yang tak bisa terbang, dan binatang asli dari Mauritius di Samudera Hindia, sebuah pulau di Timur Madagaskar. Relasi terdekat dari dodo adalah dara dan merpati.

Dodo punah di abad ke 17 karena pulau yang mulai dihuni oleh para pemukim dari Belanda.

Selain teropresi oleh manusia, dodo juga terkena penyakit yang ditularkan babi dan tikus. Telur dodo juga tak luput dikonsumsi oleh predator.

Banyak hal yang dilakukan untuk melakukan de-extinction kepada dodo. berbagai konferensi pers sampai TED Talk pun pernah dihelat untuk mencoba menghidupkan kembali binatang yang digambarkan berbentuk imut ini.

Masalahnya, pencarian DNA untuk replikasi sangat terhambat. Terlebih lagi kerangka dodo secara lengkap tak pernah ada.

7 dari 8 halaman

Kambing Gunung

Kambing gunung dengan spesies Pyrenean ibex yang lebih dikenal dengan nama spanyolnya yakni Bucardo, tinggal di pegunungan Spanyol pada tahun 200 lalu.

Perusakan habitat dan perburuan adalah penyebab utama dari hal ini.

Bucardo sendiri sudah dikloning dan diklaim berhasil. Pada 2009, ilmuwan mampu mengambil sel kulit beku, menciptakan embrio, dan setelah banyak sekali upaya inseminasi gagal, seekor kambing betina akhirnya melahirkan bayi bucardo dari sel telur kloning.

Sayangnya, bayi ini hanya hidup selama 7 menit karena paru-paru yang tak normal.

8 dari 8 halaman

Mammoth

Gajah bergading panjang dan berbulu ini punah di zaman es terakhir ribuan tahun lalu.

Awalnya diperkirakan punah oleh perburuan, tapi secara lebih akurat diperkirakan binatang ini punah seperti badak berbulu dan Saber-toothed Cat, yakni karena pemanasan global yang menyebabkan kepunahan periode kuarter.

Para arkeolog banyak menemukan fosil-fosil mammoth di Arktik, dan para ilmuwan sangat tertarik pada hewan yang kerap jadi simbol zaman es ini.

Ilmuwan sangat gencar untuk melakukan restrukturisasi genom khusus untuk binatang ini. Hasilnya masih belum terlalu kelihatan.

Kerabat mammoth paling dekat adalah Gajah Asia yang tersebar di Sumatera, Thailand, India serta Nepal.

Gajah Asia yang sebenarnya juga statusnya terancam, adalah kunci untuk bangkitnya mammoth.

Mammoth sendiri dianggap merupakan objek kloning ideal karena dapat memulihkan keseimbangan ekologis di padang es permafrost dan padang rumput Siberia.

Reporter: Merdeka

Sumber: Merdeka.com

(Jek)

Saksikan Video PIlihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.