Sukses

10 Universitas Paling Inovatif di Asia Pasifik

Universitas-universitas ini dipandang memiliki komitmen kuat pada perkembangan sains dan teknologi.

Liputan6.com, Jakarta - Siapa yang tidak akan bangga bila universitasnya masuk ke daftar universitas paling inovatif? Itulah yang dirasakan mahasiswa dan alumni universitas-universitas ini.

Reuters merilis daftar peringkat bertajuk Asia Pacific's Most Inovative Universities. Pada daftar itu dikumpulkan 75 universitas yang memiliki komitmen pada perkembangan sains, teknologi, dan memperkuat pasar dan industri.

Berikut daftar universitas di peringkat teratas seperti yang dikutip pada Senin (11/6/2018).

1. KAIST (Korean Advanced Institute of Science and Technology) - Korea Selatan (Korsel)

2. Universitas Tokyo - Jepang 

3. Universitas Sains dan Teknologi Pohang - Korsel

4. Universitas Nasional Seoul - Korsel

5. Universitas Tsinghua - Tiongkok

6. Universitas Osaka - Jepang

7. Universitas Kyoto - Jepang

8. Universitas Sungkyunkwan - Korsel

9. Universitas Tohoku - Jepang

10. Universitas Nasional Singapura - Singapura

Prestasi KAIST memang mengejutkan, pasalnya institusi itu bukanlah salah satu dari SKY, kumpulan tiga universitas elit Korsel.

KAIST didirikan pemerintah Korsel pada 1971 serta memiliki tiga kampus yang berlokasi di Daejeon, Seoul, dan Busan.

Baru-baru ini, KAIST mengembangkan katalis sel bahan bakar berbasis platinum yang bisa digunakan pada kendaraan listrik untuk mengurangi polusi saat kendaraan itu sedang dikemudikan.

Bila dilihat dari negara-negara asal universitas tersebut, tercatat tiga institusi pendidikan Korea Selatan (Korsel) berhasil menempati lima besar. Namun, Jepang berhasil mendominasi 10 besar dengan total empat universitas.

Secara kuantitatif, Tiongkok berhasil mendominasi daftar tersebut dengan 27 universitas. Tentunya, hal itu wajar mengingat negara tersebut memiliki populasi yang begitu besar.

Di luar Asia Timur, ada lima universitas asal Australia yang turut masuk peringkat, mereka adalah Universitas Monash (peringkat 25), Universitas Sydney (36), Universitas Queensland (42), Universitas Melbourne (45), dan Universitas New South Wales Sydney (51). Universitas Auckland dari Selandia Baru juga berhasil masuk peringkat 39.

Reuters menjelaskan bahwa pemeringkatan ini hanya mengukur inovasi secara keseluruhan, sehingga bisa saja ada universitas yang peringkatnya rendah tetapi memiliki fakultas atau jurusan yang tidak kalah inovatif.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pendidikan Cerminkan Kekuatan Suatu Negara

Reuters turut memperhatikan universitas-universitas yang mendominasi daftar mereka berasal dari negara-negara yang memiliki pengaruh kuat dalam bisnis dan politik di kawasan Asia Pasifik.

Hal ini menunjukkan bahwa kualitas suatu negara tercermin dari sistem pendidikan mereka.

Dalam daftar itu, terdapat 27 universitas Tiongkok, diikuti Korsel dan Jepang dengan masing-masing 20 dan 19 universitas.

Tetapi, India yang memiliki GDP kuat serta populasi 1,3 miliar orang hanya berhasil menempatkan satu universitas mereka di daftar tersebut, yaitu Institut Teknologi India.

Sementara, di Asia Tenggara hanya Singapura yang berhasil masuk ke daftar ini. Dua universitas tersebut adalah Universitas Nasional Singapura dan Universitas Teknologi Nanyang. 

 

3 dari 3 halaman

Tiongkok Mulai Dorong Inovasi

Tercermin dalam peringkat Reuters bahwa Tiongkok tidak hanya berfokus pada kekuatan militer, tetapi juga pada inovasi dan teknologi.

Negara ini pun tengah mendorong perkembangan Intellectual Property (Kekayaan Intelektual, IP) di negaranya.

"20 tahun lalu, Tiongkok dipandang sebagai negara pembajak dalam hal IP, tapi hal itu berubah. Pemerintah Tiongkok telah memutuskan untuk mendorong inovasi, mungkin untuk alasan ekonomi dan mungkin untuk alasan strategis," ucap Mark A. Lemley, profesor Sekolah Hukum Stanford seperti dikutip Reuters. 

Tiongkok juga tengah menyempurnakan rencana Made in China 2025 yang salah satu tujuannya adalah agar industri teknologi Tiongkok merajai rantai produksi teknologi di dunia.

Tak berlebihan bila dikatakan rencana tersebut berpengaruh pada perkembangan inovasi Tiongkok.

(Tom/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.