Sukses

Tak Ingin Seperti Facebook, Apple Bentengi Keamanan dan Privasi Pengguna

Apple perkuat komitmen mereka untuk melindungi keamanan dan privasi pengguna.

Liputan6.com, Cupertino - Hubungan Apple dan Facebook memanas akibat skandal Cambridge Analytica yang menyalahgunakan puluhan juta data pengguna.

Di media, CEO Facebook Mark Zuckerberg dan CEO Apple Tim Cook sempat sindir menyindir perihal keamaan dan privasi data pengguna.

Kali ini, Apple kembali menyentil Facebook, tidak secara verbal, melainkan lewat langkah mereka yang bisa mengecoh pengiklan yang ingin "membuntuti" pengguna. Demikian laporan CNET, Rabu (6/6/2018).

"Salah satu alasan memilih produk-produk Apple adalah karena komitmen kami terhadap privasi," ucap Craig Federighi, Senior Vice President of Software Engineering Apple dalam ajang Worldwide Developers Conference (WWDC) 2018 di San Jose, California.

Selama ini, pihak pengiklan mendeteksi karakteristik perangkat milik pengguna agar aktivitas internet mereka bisa dilacak, tetapi Apple menciptakan semacam profil yang disederhanakan agar mengecoh pihak pengiklan supaya privasi pengguna tetap terjaga.

Langkah Apple jelas berbeda dari Facebook yang sempat mereka sindir dan tuding lalai dalam melindungi data pengguna dari pihak ketiga.

Selain itu, Safari yang merupakan browser besutan Apple juga akan memiliki fitur blokir pelacak yang ditaruh pihak ketiga di situs-situs.

"Kami telah melihat tombol Like dan Share. Ternyata, hal-hal itu bisa dipakai melacakmu baik saat mengklik mereka atau tidak. Jadi, tahun ini kami mematikannya," kata Federighi.

Dengan fitur ini, Safari akan bertanya terlebih dulu apakah pengguna mengizinkan data mereka dikumpulkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kilas Balik Perang Dingin Antara Facebook dan Apple

Skandal yang menimpa Facebook mengingatkan publik terkait istilah yang populer di era internet seperti sekarang: "Bila kamu tidak membayar, kamu bukanlah pelanggan, kamu adalah produk yang dijual".

Mengenai skandal itu, CEO Apple Tim Cook akhirnya angkat bicara. Dilansir dari Recode, Cook menyebut harusnya Facebook bisa meregulasi diri mereka sendiri, tetapi sayangnya sudah terlambat.

Untuk kasus di Facebook, produk yang "dijual" adalah data-data milik pengguna, seperti yang dilakukan tim kampanye Obama dan Cambridge Analytica. Mereka sama-sama dituding mengeksploitasi data di Facebook untuk tujuan politik.

Cook pun menjelaskan kebijakan yang dianut Apple perihal melindungi pelanggan.

"Faktanya adalah kami bisa saja menghasilkan banyak uang bila kami menguangkan pelanggan kami andaikan mereka kami jadikan produk. Kami memilih untuk tidak melakukannya," tukas Cook.

Cook juga ditanya apa yang akan dia lakukan andaikan ia berada di posisi Mark Zuckerberg.

"Saya tidak akan jatuh ke situasi tersebut (kebocoran data)," jawab Cook.

Tim Cook memang sejak lama mengampanyekan perlindungan data. Sebelumnya, ia sempat mengkritik layanan-layanan gratis yang ternyata menyetor histori pencarian dan data-data lainnya agar dijual untuk tujuan iklan.

3 dari 3 halaman

Zuckerberg Balas Sindiran

Dalam wawancara dengan Vox, Zuckerberg membantah argumen Cook dengan menyebut pendapat itu tidak tulus dan sangat dangkal.

"Anda tahu, saya melihat pendapat tersebut dan jika Anda tidak membayar, entah bagaimana kami tidak peduli dengan Anda. Itu sangatlah tidak benar dan tidak selaras dengan kebenaran," kata Zuckerberg.

Zuckerberg mengatakan, Facebook masih menghadirkan layanan secara gratis karena berfokus menghubungkan orang dan banyak orang tidak mampu membayar. Oleh karena itu, Facebook menggantungkan keuntungan dari pendapatan iklan.

"Dengan menggantungkan keuntungan dari iklan, itu adalah model paling rasional sehingga bisa mendukung layanan kami untuk menjangkau banyak orang," kata Zuckerberg.

Suami Priscilla Chan ini juga menyindir Cook. "Jika Anda ingin membangun layanan yang tidak hanya berlaku untuk orang-orang kaya, Anda harus menghadirkan produk yang bisa dijangkau oleh banyak orang," kata Zuckerberg.

Mark Zuckerberg lebih lanjut mengatakan, "Kami berada di perusahaan yang bekerja keras memberikan layanan gratis yang dapat digunakan oleh semua orang. Saya sama sekali tidak berpikir itu artinya kami tidak peduli dengan orang lain."

(Tom/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.