Sukses

7 Barang yang Sering Digunakan Ini Ternyata Mengandung Zat Radioaktif

Semua makanan juga mengandung zat radioaktif semua makanan itu mengandung karbon yang secara alami terdiri dari gabungan isotop. Meski demikian, semua itu dengan kadar yang sama sekali tak berbahaya.

Liputan6.com, Jakarta - Kalau kita berbicara tentang zat radioaktif, tentu kita langsung mengasosiasikannya dengan nuklir.

Hal ini dikarenakan berbagai bahan radioaktif yang kita kenal seperti uranium dan plutonium, merupakan bahan baku nuklir dan berbahaya bagi manusia.

Radiasi dari bahan tersebut bisa berbahaya karena sebabkan penyakit ringan hingga mematikan.

Namun, berbagai barang yang ada di sekitar kita, terutama makanan yang sering kita jumpai di pasar atau supermarket, ternyata juga ada yang bisa memancarkan radiasi. Benar, banyak sekali benda di sekitar kita yang mengandung zat radioaktif.

Bahkan tanpa kita sadari, semua makanan juga mengandung zat radioaktif semua makanan itu mengandung karbon yang secara alami terdiri dari gabungan isotop. Meski demikian, semua itu dengan kadar yang sama sekali tak berbahaya.

Apa saja? Mari kita simak daftarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Kotoran Kucing

Di samping berbagai kelucuan dan rasa menyenangkan yang kita dapat ketika memelihara kucing, ternyata ada aspek radioaktif di dalamnya. Tepatnya, ketika kucing rumahan buang air.

Jika kamu berpikir ini soal kotoran kucing, tunggu dulu. Karena sebenarnya kotoran kucing hanya jorok saja, tetapi tak mengandung radioaktif.

Namun salah satu jenis pasir kucing yang paling umum digunakan karena menyerap kotoran dan urin kucing dengan sempurna, yakni bentonit, ternyata mengandung uranium dan torium alami.

Tak berbahaya memang, akan tetapi berkat ribuan ton sampah kucing per tahunnya, kotoran anjing dan juga kucing merupakan salah satu penyumbang emisi gas yang cukup besar ke udara Bumi kita.

3 dari 6 halaman

Pisang

Pisang adalah salah satu dari beberapa tanaman yang ternyata memproduksi radiasi dengan kuantitas sangat kecil. Salah satu tumbuhan lain yang menghasilkan radiasi serupa adalah kacang Brazil.

Bedanya, jika kacang Brazil adalah hasil dari pohon yang menyerap radiasi tanah, pisang mendapatkan radiasi ini dari gen mereka.

 

4 dari 6 halaman

Rokok

Tak perlu diragukan lagi soal betapa berbahayanya rokok. Namun, hal ini diperburuk pula dengan fakta bahwa rokok mengandung bahan radioaktif.

Berbagai materi radioaktif ini muncul di daun tembakau ketika proses produksi rokok, dan dilepaskan ke udara bebas ketika rokok dinyalakan dan asapnya dihirup dan dilepas ke udara.

Berbagai bahan radioaktif ini adalah polonium-210 serta timbal-210. Khusus polonium-210, ini adalah isotop radioaktif yang terkenal karena jadi salah satu bahan racun yan digunakan untuk membunuh agen rahasia Rusia, Alexander Litvinenko.

Meski demikian, kandungan radioaktif ini tak signifikan jika dibandingkan dengan racun rokok lainnya. Namun, bahan kimia ini dapat terakumulasi secara signifikan di organ perokok menengah atau berat dan mempermudah perkembangan kanker.

5 dari 6 halaman

Kover Majalah yang Mengkilap

Sebagian besar majalah memilih bagian covernya dicetak di kertas mengkilap. Alasan yang masuk akal karena kertas mengkilat jauh lebih menarik ketimbang yang biasa saja.

Namun, senada dengan apa yang terjadi di daftar sebelumnya, kertas tersebut mengandung bahan radioaktif.

Hal ini dikarenakan untuk membuat kertas menjadi 'glossy,' sebuah kertas haruslah dilapisi oleh kaolin yang merupakan sejenis tanah liat putih. Bahan ini mengandung unsur radioaktif alami seperti uranium dan torium, sama dengan yang ada di pasir kucing.

6 dari 6 halaman

Selai Kacang

Orang Indonesia memang tak seberapa suka roti dengan selai kacang untuk sarapan. Namun jika kamu adalah salah satu yang memfavoritkannya, tentu kamu tak tahu kalo selai gurih tersebut bahkan bisa memancarkan radiasi.

Selai kacang dapat memancarkan radiasi hingga 0.12 pCi/g. Radiasi itu dihasilkan oleh isotop radioaktif potasium-40, radium-226, dan radium-228.

Zat radioaktif ini tidak berbahaya bagi tubuh dan biasanya akan berhenti memancarkan radiasi lemahnya kurang dari 10 tahun.

Radium sendiri ditemukan oleh ilmuwan wanita terkenal Marie Curie dan suaminya Pierre Curie di tahun 1898. Berkat penemuan itu, namanya juga dipakai sebagai bagian satuan radiasi 'Curie' (Ci).

Reporter: Indra Cahya

Sumber: Merdeka.com

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.