Sukses

Pemerintah AS Haramkan Kaspersky Lab, Kenapa?

Pihak Kaspersky Lab kecewa pada putusan itu, dan berjanji akan melakukan banding.

Liputan6.com, Jakarta - Hakim pemerintahan Amerika Serikat (AS) menolak perkara gugatan hukum dari firma keamanan siber Kaspersky Lab yang menuntut pembatalan pencekalan dari pemerintah AS.

Dilansir Wall Street Journal, Kamis (31/5/2018), tahun lalu Kaspersky Lab dicekal atas arahan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS. Akibatnya, pemerintah AS tidak diperbolehkan memakai software besutan firma asal Rusia tersebut.

Kaspersky Lab dicekal karena tuduhan menjadi kaki tangan dari badan intelijen Rusia, sehingga dikhawatirkan melakukan tindak spionase.

"Aksi defensif ini pastilah memiliki konsekuensi merugikan bagi pihak ketiga, tetapi kebijakan ini tidak melawan konstitusi," tulis Hakim Distrik AS Colleen Kollar-Kotelly dalam putusannya.

Pihak Kaspersky Lab kecewa pada putusan itu, dan berjanji akan melakukan banding.

"Kaspersky Lab tetap memandang aksi-aksi ini adalah hasil dari proses legislatif dan agensi yang tidak konstitusional, dan mengincar perusahaan tanpa adanya temuan berarti," kata pihak perusahaan.

Kaspersky Lab juga telah membantah tuduhan aksi spionase.

Sebelumnya, dilaporkan ada sejumlah hacker yang dicurigai memakai software antivirus Kaspersky Lab untuk menarget National Security Agency (Badan Keamanan Nasional, NSA), dan mencuri rincian cara AS melakukan penetrasi pada jaringan komputer asing.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Citra Internasional Kaspersky Lab Kena Dampak

Akibat pelarangan AS, negara-negara Eropa jadi ikut waswas terhadap produk Kaspersky Lab.

Pada Desember 2017, National Cyber Security Centre (Pusat Keamanan Siber Nasional) dari Britania Raya juga menerbitkan rekomendasi pada departemen-departemen pemerintahan mereka agar menghindari pemakaian software antivirus milik Kaspersky Lab.

Alasan yang dipakai pun serupa, yaitu kekhawatiran akan keamanan nasional.

Belanda juga melakukan hal yang sama sehingga Kaspersky Lab tidak dipakai pada sistem pemerintahan pusat, dan mengajukan saran yang sama pada organisasi-organisasi penting.

Sementara, intelijen Rusia sudah memiliki reputasi yang kurang menghormati privasi dan data, seperti yang terjadi pada kasus Telegram.

3 dari 3 halaman

Akan Hijrah ke Swiss

Menghadapi berbagai tudingan di AS dan Britania, akhirnya Kaspersky memutuskan untuk hijrah ke Swiss.

Dana senilai US$ 12 juta (Rp 167 miliar) dipersiapkan untuk merelokasi badan pengoperasian vital Kaspersky Lab ke Swiss yang terkenal akan netralitasnya dalam hukum dunia.

Namun, langkah Kaspersky dinilai kalangan keamanan siber sebagai sia-sia, sebab pemerintahan Rusia pasti akan tetap campur tangan.

Pihak Kaspersky Lab mengaku terus berkomunikasi dengan pihak AS dan Britania, tetapi pemerintah AS dianggap kurang responsif dalam menanggapi mereka.

(Tom/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.