Sukses

Ketika Donald Trump Salah Tulis Nama Istri di Twitter

Tetapi kemudian, Trump menghapus cuitan dan menggantinya dengan ejaan yang benar, yakni Melania.

Liputan6.com, Washington DC - Istri Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Melania Trump, baru saja pulang ke Gedung Putih pada Senin (21/5/2018) setelah menjalani operasi.

Ibu Negara AS berusia 48 tahun itu dirawat di Rumah Sakit Walter Reed sejak Senin lalu karena masalah ginjal.

Juru bicara Melania, Stephanie Grisham, dalam pernyataannya kemarin menyebut First Lady sudah kembali ke Gedung Putih Sabtu pagi.

"Dia sudah beristirahat dengan nyaman dan masih dalam semangat yang tinggi," kata Grisham, seperti dilansir laman Press TV, Selasa (22/5/2018).

"Kantor kami menerima ribuan telepon dan email yang mendoakan Nyonya Trump segera sembuh, kami berterima kasih kepada khalayak," lanjutnya.

Donald Trump dalam kicauannya pun di Twitter kemarin menyambut kedatangan istrinya kembali ke Gedung Putih.

"Senang rasanya Ibu Negara sudah kembali ke Gedung Putih," cuit Trump dalam akun resmi Twitter-nya, @realDonaldTrump.

Lucunya, dalam cuitan awal, Donald Trump sempat salah mengeja nama istrinya dengan menulis 'Melanie'. Tetapi kemudian Trump menghapus cuitan dan menggantinya dengan ejaan yang benar, yakni Melania.

"Melanie sudah baikan. Terima kasih atas semua doa dan harapan kalian," tulis Trump sebelum dia memperbaiki ejaan nama istrinya. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Donald Trump Ingin Hukum Orang Terkaya di Dunia?

Jeff Bezos selaku CEO Amazon tampaknya harus waswas, sebab Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikabarkan sedang mengincarnya.

Trump dikabarkan kesal dengan Amazon karena perusahaan itu dianggap mengganggu bisnis offline. Ia disebut khawatir bisnis-bisnis kecil terancam tutup.

Namun, belum jelas apakah tujuan Trump memang untuk memperkuat layanan pos dan melindungi bisnis kecil atau hanya sebagai upaya menghukum bos Amazon.

Pasalnya, diketahui bahwa Donald Trump kesal dengan The Washington Post, media yang dimiliki Bezos sejak 2013.

Dalam beberapa kesempatan, Trump menyebutkan The Washington Post sebagai penyebar berita palsu dan menyerang dirinya secara politik.

Trump baru-baru ini juga menuduh koran tersebut sebagai alat lobi dari Bezos, yang saat ini dikenal sebagai orang terkaya di dunia.

Dilansir The Washington Post, Jumat (4/6/2018), Frederick J. Ryan Jr. selaku penerbit dan CEO dari koran tersebut mementahkan tudingan Trump.

"Trump sepertinya melihat kepemilikan koran sebagai cara memberikan pengaruh. Jeff memahami nilai pers yang kuat dan independen," ucapnya.

Ia menambahkan, Bezos tidak pernah mengajukan, mengintervensi, atau mengkritik berita, maupun mengatur editorial dan endorsement.

Trump sebelumnya mendamprat Amazon lewat Twitter dengan tuduhan merugikan layanan pos. Perusahaan jasa tersebut harusnya bisa menaikkan tarif agar mendapat untung besar.

Meskipun tuduhan yang pertama tidak tepat, tetapi layanan pos memang bisa saja menaikkan tarif untuk mendapat untung besar, dan Amazon akan terkena imbas besar.

3 dari 3 halaman

Amazon Belum Bereaksi

Sejauh ini pihak Amazon belum mau memberikan tanggapan atas manuver yang dilakukan Donald Trump.

Lewat Twitter, Trump memang sudah biasa membalas serangan orang-orang yang dianggap menyebarkan berita palsu tentangnya.

Namun, perseturuannya dengan Amazon tergolong berbeda, karena sang presiden dikabarkan serius mencari cara untuk memberikan efek jera ke Amazon.

Reporter: Pandasurya Wijaya

Sumber: Merdeka.com

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.