Sukses

Malaysia Mulai Jajal Layanan Dompet Digital Grab

GrabPay mulai hadir di Malaysia. Simak bagaimana dompet digital ini berkembang di Negeri Jiran.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Malaysia akan segera menikmati mudahnya memakai pembayaran dan dompet digital lewat ekspansi GrabPay.

GrabPay yang dikembangkan oleh Grab diketahui telah mendapatkan lisensi e-money dari Bank Negara Malaysia pada Desember 2017. 

Dalam beberapa minggu ke depan, versi beta GrabPay mulai dapat dicoba, demikian laporan The Business Times, Rabu (23/5/2018).

Pengguna Maybank menjadi salah satu yang mendapatkan kesempatan awal untuk memakai GrabPay guna membayar di merchant (pedagang) yang bekerja sama dengan Maybank, serta melakukan pengisian dompet digital lewat akun bank mereka.

Ditambah lagi, pengguna Maybank yang memakai GrabPay untuk membayar layanan Grab akan mendapatkan keuntungan dan hadiah eksklusif.

Grab dan Maybank akan terus berusaha mengajak lebih banyak merchant ke jaringan pembayaran mobile mereka. 

Sebagai informasi, menurut laporan Forbes pada 2017, Maybank merupakan bank dengan aset terbesar peringkat keempat di seantero Asia Tenggara.

Secara keseluruhan, Singapura adalah negara pertama yang mencicipi dompet digital Grab, dan Malaysia adalah yang kedua. 

Tidak hanya di kedua negara itu, Grab sudah berencana memperkenalkan GrabPay di negara-negara Asia Tenggara tahun ini. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Indonesia Juga Punya Dompet Digital

Di Indonesia sendiri ternyata ada yang namanya DANA, Dompet Digital Indonesia, sebuah layanan dari perusahaan startup di bidang teknologi finansial telah diperkenalkan ke rakyat INdonesia. 

CEO DANA, Vincent Iswara mengatakan, kehadiran DANA diharapkan mampu membuat masyarakat Indonesia berdaya saing dengan kemampuan transaksi nontunai yang transparan, aman, dan efisien.

Menurut Vincent, DANA dibangun berdasarkan teknologi terdepan yang pintar dan aman. Para programer muda Indonesia yang berkompeten dan berdedikasi tinggi saat ini tengah memodifikasi teknologi ini agar lebih cocok bagi masyarakat Indonesia. Selain itu, pusat data dan pusat pemulihan data DANA juga berlokasi di Indonesia.

"Dengan mengembangkan teknologi canggih yang memiliki tingkat keandalan tinggi, DANA menjadi wadah bagi programer muda Indonesia untuk mengoptimalkan kompetensinya tanpa harus tergantung pada keberadaan programer asing. Di sini arti pentingnya transfer teknologi untuk anak muda Indonesia menuju kemandirian teknologi di masa depan," jelasnya. 

Sebagai langkah awal, DANA tersedia dalam versi beta yang tersedia di berbagai aplikasi seperti BBM, Bukalapak, Tix.ID. DANA juga telah bermitra dengan lebih dari 40 merchant‎. Ke depannya, jaringan kemitraan DANA akan terus diperluas dan layanan yang disajikan akan terus dikembangkan.

3 dari 3 halaman

DANA Optimis Menjadi Tiga Besar di Indonesia

DANA memang masih "anak baru" di industri teknologi finansial, kendati demikian, DANA optimistis akan menduduki posisi tiga besar dompet digital di Tanah Air dan menumbuhkan transaksi nontunai.

"Kami ingin berada di posisi tiga besar dompet digital di Indonesia. Untuk mencapai target ini, kami memiliki berbagai persiapan mulai dari teknologi-teknologi baru hingga memperbanyak merchant mitra," ungkap Vincent.

Ia menjelaskan, DANA memiliki peluang besar untuk tumbuh, kendati harus menghadapi persaingan dari para kompetitornya. Terlebih lagi, pemerintah juga mendorong Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT), sehingga ada peluang besar untuk mendorong lebih banyak masyarakat menggunakan nontunai sebagai alat transaksi.

Dari internal DANA sendiri, dompet digital ini akan memiliki serangkaian teknologi baru yang sedang disiapkan. Beberapa teknologi tersebut adalah QR code, serta pengenalan wajah dan gambar. Serangkaian teknologi baru itu disiapkan oleh tim DANA, yang sebagian besar terdiri dari bagian teknis.

"In-house kami, rasio engineer-nya sangat besar yaitu 70-80 persen itu adalah tim teknis dan ini menjadi salah satu yang membedakan kami dengan layanan lainnya. Ini baru awalnya (peluncuran versi beta), ada banyak hal lagi yang akan kami umumkan, termasuk banyak teknologi baru," ungkap Vincent.

Vincent menegaskan, DANA akan terus menambah daftar merchant di Indonesia, termasuk pedagang offline seperti warung tradisional. Menurutnya, tidak ada standarisasi khusus untuk merchant yang ingin menggunakan layanan DANA.

"Selama mereka mau bekerjasama, kami terbuka karena kami adalah open platform. Kita berharap DANA akan semakin dikenal dan terintegrasi dimana-mana," jelasnya.

(Tom/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.