Sukses

Warga Swedia Mulai Implan Mikrocip di Tubuh Mereka

Implan mikrocip dalam tubuh mulai meningkat di Swedia, padahal ada risiko medisnya.

Liputan6.com, Jakarta - Rasa geli dan takut pastinya akan muncul di pikiran bila membayangkan mikrocip di tubuh kita. Lain cerita di Swedia, sedikitnya 3 ribu warga mengimplan mikrocip ke dalam tubuh mereka untuk dipakai beragam keperluan.

Dilansir Yahoo!, Rabu (16/5/2018), ribuan rakyat Swedia memilih cara praktis ketimbang repot-repot membawa dompet. Dengan mikrocip di dalam tubuh, mereka tidak perlu lagi repot membawa bermacam kartu akses.

"Menyenangkan mencoba hal baru dan melihat bagaimana penggunaannya untuk memudahkan hidup di masa depan," ucap Ulrika Celsing, salah satu warga Swedia yang mengimplan mikrocip.

Wanita berusia 28 tahun itu menambahkan, sekarang ia tak perlu lagi membawa kartu gym dan bisa memakai mikrocip untuk keperluan booking tiket kereta.

Di Swedia, mikrocip untuk manusia pertama kali dipakai pada 2015. Sekarang, tangan seseorang yang ditanam mikrocip bisa dipindai untuk mengurus booking tiket kereta secara online yang didaftarkan lewat cip.

Celsing mengimplan mikrocip di tangan kirinya lewat perusahaan media tempat ia bekerja. Wanita itu pun tidak takut terhadap tindak hacking atau surveilans dari oknum jahat.

"Saya berpikir teknologi saat ini belum cukup kuat untuk membuat orang jahat mengotak-atik cip ini," ujarnya. "Tapi saya akan berpikir lagi tentang ini di masa depan. Saya bisa mencabutnya kapan saja."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ada Risiko Medis

Bisa dimaklumi bila antusias publik makin bertambah untuk melakukan implan, toh zaman sekarang tren teknologi makin cepat menyebar. Hanya saja pihak ilmuwan ternyata belum sepenuhnya mendukung tren ini.

Masih di Swedia, Ben Libberton, ahli mikrobiologi di MAC IV Laboratory di kota Lund, menyebut ada bahaya nyata pada implan microchip di tubuh manusia.

"Hal itu bisa menyebabkan infeksi atau reaksi ke sistem imun," ia mengingatkan. Sebagai informasi, MAC IV Laboratory adalah fasilitas radiasi sinkronton paling mutakhir di dunia.

Libberton juga khawatir akan data-data yang terdapat di cip yang tertanam. "Saat ini, data yang dikumpulkan dan dibagi oleh implan-implan tersebut masih kecil, tapi pasti akan bertambah," lanjut Libberton.

"Bila makin banyak data yang disimpan di satu tempat seperti cip, akan lebih banyak risiko yang dapat menimpa kita," tukasnya.

3 dari 3 halaman

Kemenristek Malah Tertarik Implan Microchip

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir turut tertarik pada implan mikrocip di tubuh manusia.

Pandangan itu diutarakannya pada pekan pameran pendidikan tingkat lanjut, World Post Graduate Expo 2018, tengah berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC).

"Ini adalah satu inovasi yang dihasilkan di Korea Selatan. Saya bertanya ke penelitinya tentang kemungkinan mikrocip untuk data personal, dan ternyata sangat mungkin. Saya berpikir ini bisa dipakai untuk meninggalkan E-KTP," ungkap Nasir.

Ia menjelaskan keuntungan mikrocip yang dipasang pada tubuh manusia memiliki keuntungan di berbagai bidang, seperti kedokteran.

"Dengan mikrocip di tubuh manusia, dokter bisa lebih efisien dan cepat mendiagnosis, tidak perlu ikut tes-tes lab," jelas Nasir.

Dalam hal monitoring pun, mikrocip bisa dipakai untuk melacak dan mengenali orang.

"Kalau kita kombinasikan dengan big data, lewat microchip itu bahkan bisa memberi infornasi ke nana istri pergi, bahkan istrinya bisa tahu kalau suami menikah lagi," candanya.

(Tom/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.