Sukses

Xiaomi Mulai Jualan Smartphone ke Eropa

Xiaomi akan mulai berjualan smartphone dan produk lifestyle terhubung di pasar Eropa.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah hadir di sejumlah negara Asia dan Rusia, Xiaomi akan mulai menjual smartphone-nya di negara-negara Eropa.

Sebagaimana dikutip dari The Verge, Jumat (4/5/2018), dalam memboyong perangkatnya ke Eropa, vendor smartphone Tiongkok ini bermitra dengan CK Hutchison.

Ketersediaan smartphone Xiaomi di Eropa akan masuk melalui kemitraan dengan anak perusahaan telekomunikasi Hutchison, yakni 3 Group.

Sebagai bagian dari kemitraan ini, produk-produk Xiaomi akan tersedia di berbagai gerai 3 Group di Austria, Denmark, Irlandia, Italia, Swedia, dan Inggris. Sementara, produk-produk Xiaomi lainnya akan dijual toko retail Irlandia, Inggris, dan Belanda.

Xiaomi diketahui bermitra dengan ratusan perusahaan Tiongkok untuk membuat berbagai produk terkait gaya hidup digital. Sebut saja fitness band, sepatu pintar, sampai ke alat perkakas seperti obeng.

Menurut laporan Endgadget, kemitraan antara Xiaomi dengan CK Hutchison meliputi produk IoT yang tergabung dalam Mi Ecosystem Xiaomi serta produk-produk yang mendukung gaya hidup.

Kabar Xiaomi bakal memasuki pasar Eropa datang beberapa saat setelah adanya pengumuman Xiaomi akan mengajukan dokumen IPO (penawaran saham perdana).

Dengan demikian, perusahaan berharap valuasinya akan meningkat setidaknya US$ 10 miliar atau setara Rp 138,8 triliun.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Berawal di Spanyol

Sekadar diketahui, perusahaan yang dipimpin oleh Lei Jun ini pertama kali memasuki pasar Eropa dengan kehadirannya di Spanyol.

Xiaomi tidak hanya menjual produknya lewat toko online seperti Amazon, tetapi menghadirkan toko fisik Mi Store yang menjual beragam produk lifestyle, seperti powerbank.

Senior Vice President Xiaomi Wang Xiang yang bertanggung jawab atas bisnis internasional Xiaomi sebelumnya mengatakan, perusahaan punya banyak konsumen di Spanyol, Inggris, Jerman, dan Italia.

"Kami ingin membuat (Xiaomi) sukses di Spanyol terlebih dahulu. Kemudian kami akan memikirkan pasar dan negara lainnya. Kami ingin mempelajari selera orang-orang Eropa terlebih dahulu," katanya.

Xiaomi sebelumnya mengarahkan produknya ke negara-negara berkembang. Perusahaan juga menjual berbagai perangkat dengan spesifikasi menengah dengan harga yang jauh lebih murah dibanding pesaingnya.

"Value for money, untuk semua orang. Kami membuat produk premium, tetapi tidak menjualnya dengan harga premium," tutur Wang.

3 dari 3 halaman

Lepas Saham ke Publik

Xiaomi mulai mengajukan dokumen IPO (penawaran saham perdana) di Hong Kong.

Perusahaan berharap setelah dilakukan IPO, valuasinya akan meningkat setidaknya US$ 10 miliar atau setara Rp 138,8 triliun.

CNN Money melaporkan, nilai ini akan membuatnya menjadi daftar pasar saham terbesar setelah Alibaba (BABA) yang mulai go public pada September 2014.

Sayangnya, perusahaan teknologi yang bermarkas di Beijing ini menolak untuk berkomentar.

Sekadar diketahui, pada akhir 2014, nilai valuasi Xiaomi mencapai US$ 45 miliar. Sejumlah laporan menyebut bahwa dengan melakukan IPO, Xiaomi akan memiliki nilai valuasi sekitar US$ 100 miliar.

Namun, sumber terdekat menyebut nilai valuasi Xiaomi akan lebih rendah dibandingkan dengan jumlah yang diperkirakan.

(Tin/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.