Sukses

Berkoar di Aplikasi Kencan, Pegawai Facebook Malah Dipecat

Seorang pegawai dipecat karena berkoar-koar tentang pekerjaannya di Facebook.

Liputan6.com, Jakarta - Niatnya ingin membuat calon pacar terkesan, seorang pegawai Facebook malah dipecat karena berkoar-koar perihal pekerjaannya di aplikasi kencan Tinder.

Dilansir Reuters, Jumat (4/5/2018), seorang pengguna Twitter Jackie Stokes menyebarkan screenshot yang berisi percakapan seorang pria yang bekerja sebagai security analyst di Facebook di aplikasi Tinder.

Dalam percakapan itu, si pria mengaku biasa mencari informasi tentang seseorang, bahkan ia menyebut dirinya professional stalker. Teman ngobrolnya di Tinder ternyata malah kaget, pasalnya ia juga telah di-stalking oleh pria tersebut.

Setelah profilnya ditelusuri, ternyata pria tersebut bekerja di Facebook. Diduga, ia memakai akses yang ia punya untuk melakukan online stalking terhadap para wanita.

Alex Stamos, Chief Security Officer Facebook, menyatakan telah melakukan investigasi tentang pegawai tersebut. Si pegawai pun langsung terkena sanksi pemecatan.

Stamos menyebut akses ke data sensitif di Facebook sebetulnya dilindungi dan terdapat sistem otomatis untuk mendeteksi dan mencegah adanya penyalahgunaan.

"Pegawai-pegawai yang menyalahgunakan kendali ini akan dipecat, titik," tukas Stamos.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Niat Facebook Menyediakan Fitur Kencan

Masih terkait kencan, sebuah kabar yang cukup 'mengherankan' datang dari Facebook. Baru dua bulan skandal Cambridge Analytica terkuak, sekarang Facebook malah nekat menghadirkan layanan kencan yang diberi nama, Dating.

Para eksekutif dari situs kencan memberikan respons menyindir terhadap rencana Facebook tersebut. Apalagi Facebook saat ini sedang tersangkut bermacam-macam skandal, mulai dari perihal pilpres, sampai privasi data.

"Kami tersanjung Facebook datang ke bidang kami, dan melihat opportunity global seperti halnya Tinder yang kepopulerannya sedang meroket. Kami hanya terkejut pada timing-nya, apalagi ranah ini (layanan kencan) melibatkan sejumlah data personal dan sensitif," ucap CEO Match Group, Mandy Ginsberg.

Walaupun terancam tersaingi Facebook, Ginsberg tidak mau pesimis atau menjelek-jelekkan Facebook. Sebaliknya, ia merasa makin terpacu untuk berinovasi dan fokus agar dapat memberi kesuksesan hubungan pada pengguna.

Lain halnya dengan CEO IAC Joey Levin. Pria yang memimpin Tinder, OkCupid, Match, dan PlentyofFish. Levin dengan sarkastis menyentil dugaan intervensi Rusia ke pilpres Amerika Serikat (AS) di Facebook.

"Masuklah (ke layanan kencan). Airnya masih hangat. Produk kalian pasti luar biasa cocok untuk hubungan AS dan Rusia," sindirnya.

Seperti diketahui, Facebook dituduh lengah karena meloloskan penyebar propaganda dari Rusia yang "menyamar" sebagai pengiklan untuk aktif di media sosial tersebut. Diduga pihak-pihak Rusia itu menyebarkan berita-berita palsu saat pilpres AS 2016.

3 dari 3 halaman

Industri Situs Kencan Mulai Waswas

Para penyedia layanan jodoh online jelas waspada dengan kehadiran Facebook di wilayah mereka.

Namun, sampai saat ini masih belum jelas seperti apa fitur yang dihadirkan Facebook, apalagi saat ini ada banyak aplikasi kencan yang menyediakan fitur sesuai selera masing-masing orang.

Sebagai contoh, ada Tinder dan OKCupid yang bersifat umum dan bisa dipakai semua orang, dan ada pula layanan kencan yang lebih spesifik seperti Hornet dan Her.

Pasca skandal Cambridge Analytica, kemungkinan akan ada pengguna yang justru enggan memakai fitur kencan Facebook.

(Tom/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.