Sukses

Jan Koum Hengkang, Privasi WhatsApp Makin Tak Aman?

Kepergian Jan Koum dari WhatsApp menimbulkan kekhawatiran perihal privasi aplikasi tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Kabar keluarnya Jan Koum dari WhatsApp memberi efek domino terkait keamanan aplikasi chatting tersebut, apalagi belakangan ini sedang muncul skandal penyalahgunaan data di media sosial.

Dilansir Lifehacker, Kamis (3/5/2018), Koum dikenal sebagai yang terdepan dalam melindungi data dan privasi pengguna, dan kepergiannya pun dikhawatirkan bisa melonggarkan privasi WhatsApp.

"Facebook sudah memanen beberapa data dari WhatsApp. Tanpa Koum sebagai pemimpin, mungkin saja hal itu bertambah," tulis Lifehacker.

Sebelumnya, The New York Times mengabarkan Koum keluar dari WhatsApp karena khawatir akan sikap Facebook terkait pengumpulan data pengguna.

Untuk diketahui, Facebook mengakuisisi WhatsApp pada 2014. Kala itu, Koum berjanji untuk terus melindungi privasi pengguna, dan berkata mereka tidak akan bermitra dengan Facebook bila hal itu melanggar visi WhatsApp terkait melindungi privasi.

Sayangnya, Facebook justru ketahuan lengah dalam melindungi data profil milik penggunanya.

Pada pos perpisahannya di Facebook, Koum mengatakan akan menghabiskan "masa pensiun" dengan cara menikmati dunia otomotif dan bermain ultimate frisbee.

Koum pun berjanji akan terus mendukung WhatsApp meskipun bukan lagi bagian dari perusahaan tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Petinggi Facebook Kirim Salam Perpisahan

Hengkangnya Koum ternyata juga ditanggapi oleh CEO sekaligus pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, serta COO Facebook, Sheryl Sandberg.

Ia pun berkomentar di posting Koum dan mengucapkan terima kasih.

"Yang pasti, saya akan merindukan kerja bersamamu. Saya bersyukur atas semua kerja keras yang telah kamu lakukan, menghubungkan dunia, semua yang telah kamu ajarkan, termasuk sistem enkripsi, Nilai-nilai ini akan terus ada di jantung WhatsApp, " tulis Zuckerberg.

Sheryl Sandberg pun mengungkapkan kata-kata serupa. Tak lupa, Sandberg mengucapkan salam perpisahan.

"Jan, kerja kerasmu untuk WhatsApp berhasil menghubungkan banyak orang di dunia. Saya senang bisa sempat bekerja denganmu. Semoga yang terbaik bagimu di masa mendatang," kata Sandberg dalam kolom komentar posting pengumuman Koum.

Keputusan untuk meninggalkan WhatsApp itu dituliskan melalui akun Facebook resmi miliknya beberapa waktu lalu. Koum pun tidak menyembunyikan bahwa keputusan ini merupakan momen yang emosional baginya.

3 dari 3 halaman

Hubungan Facebook dan WhatsApp

Sekadar kilas balik, Acton dan rekannya, Jan Koum, menjual WhatsApp kepada Facebook pada 2014 senilai US$ 22 miliar (setara dengan Rp 302 triliun).

Dalam kesepakatan aksi korporasi besar ini, Acton mengantongi US$ 3 miliar (Rp 41 triliun) dan kemudian memiliki nilai kekayaan bersih sebanyak US$ 5,5 miliar (Rp 75 triliun), demikian dikutip Forbes.

Saat diakuisisi, Acton masih tetap ada di WhatsApp selama hampir tiga tahun, sampai akhirnya ia keluar dari Facebook pada September 2017.

Setelah resign, ia menciptakan aplikasi pesan instan terenkripsi bernama Signal. Dan pada Februari lalu, Acton mendirikan yayasan nonprofit Signal Foundation sebagai Executive Chairman dan berinvestasi sebanyak US$ 50 juta (Rp 680 miliar).

(Tom/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.