Sukses

Konferensi Facebook F8 Dianggap Jadi Momen Pembelaan Mark Zuckerberg

Mark Zuckerberg dinilai memanfaatkan acara tahunan terbesar, F8, untuk menyampaikan pembelaannya terkait skandal penyalahgunaan data pengguna oleh Cambridge Analytica.

Liputan6.com, Jakarta - CEO Facebook, Mark Zuckerberg, dinilai memanfaatkan acara tahunan terbesarnya, F8, untuk menyampaikan pembelaan terkait skandal penyalahgunaan data puluhan juta pengguna oleh Cambridge Analytica.

Terlepas dari pengaruh Facebook terhadap berbagai hal, termasuk Pilpres Amerika Serikat (AS) pada 2016, ia ingin dunia mengetahui bahwa perusahaannya tidak jahat, melainkan memiliki kekuatan untuk kebaikan.

"Kita semua di sini karena optimistis tentang masa depan. Kita memiliki tantangan nyata yang harus diatasi, tapi kita harus tetap menjaga optimisme itu," demikian pernyataan Zuckerberg di F8, yang dinilai sebagai bentuk pembelaan terkait skandal Cambridge Analytica.

"Kita perlu mengambil pandangan yang lebih luas tentang tanggungjawab. Tidak cukup hanya dengan membuat berbagai alat yang berguna dan bermanfaat. Kita juga harus memastikan alat-alat itu digunakan untuk kebaikan dan kita akan melakukannya," sambungnya.

Selain itu, pria yang karib disapa Zuck ini juga memperlihatkan sejumlah hal baik yang dilakukan Facebook pada tahun lalu.

Beberapa 'momen baik' Facebook yang didokumentasikannya, antara lain menyebutkan peran perusahaan dalam gerakan #metoo dan acara March For Our Lives, serta membantu mengumpulkan sumbangan sebesar US$ 20 juta untuk korban badai Harvey.

Suami Priscilla Chan itu juga menguraikan berbagai rencana Facebook untuk mengatasi berita palsu atau hoax.

Diungkapkannya, Facebook akan berusaha memperingatkan orang-orang yang sering membagikan berita palsu, kemudian memperlihatkan lebih banyak informasi dari sudut pandang lain kepada mereka.

"Kami idealis. Kami selalu fokus pada hal baik yang bisa dihasilkan dari menghubungkan orang-orang dan itu jumlahnya ada banyak," kata Zuckerberg, seperti dikutip dari Business Insider, Kamis (3/5/2018).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Skandal Penyalahgunaan Data

Facebook saat ini menjadi sorotan di berbagai negara terkait skandal penyalahgunaan data puluhan juta penggunanya oleh Cambridge Analytica. Indonesia termasuk negara yang terkena imbas masalah tersebut.

Facebook mengumumkan jumlah pengguna Indonesia yang datanya disalahgunakan Cambridge Analytica mencapai 1,1 juta. Namun, menurut pernyataan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, kemungkinan jumlahnya lebih besar.

"Sebelumnya penyalahgunaan data angkanya tidak benar, dari 50 juta ternyata jadi 87 juta. Saya selalu katakan, saya sendiri belum yakin bahwa ini adalah akhir dari kasus penyalahgunaan data, bahwa ada 1,1 juta data masyarakat Indonesia. Ini saya belum yakin," katanya beberapa waktu lalu.

Oleh karena itu, Rudiantara meminta proses audit dilakukan dan terus dilaporkan. Ia menekankan pemerintah tidak segan untuk memberikan sanksi kepada Facebook jika terbukti bersalah dalam kasus ini.

"Sekarangkan sedang diproses ini, sanksi administratif dijatuhkan oleh Kemkominfo dan sanksi kriminal (hukum) ditangani oleh Kepolisian," tutur Rudiantara.

(Din/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.