Sukses

Perusahaan Teknologi Kompak Lawan Serangan Siber di Seluruh Dunia

Para raksasa teknologi bersatu melawan ancaman serangan siber di seluruh dunia di bawah sumpah bernama Cybersecurity Tech Accord.

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu faktor yang ditakuti dari berkembangnya teknologi adalah makin banyak orang yang berpotensi menjadi korban serangan siber.

Teknik serangan siber pun ada banyak jenisnya, mulai dari cara yang rumit, sampai cara penipuan yang paling sederhana, yaitu dengan mencuri data pengguna lalu kemudian dipakai untuk penipuan.

Menyebarkan informasi palsu ke suatu negara pun dapat dipandang sebagai serangan siber, karena berpotensi menyebarkan permusuhan ke negara itu.

Melihat hal itu, 34 perusahaan yang bergerak di bidang teknologi dan keamanan siber memutuskan bersatu untuk melindungi masyarakat dunia di bawah sumpah bernama Cybersecurity Tech Accord.

Di antara perusahaan tersebut adalah Microsoft, LinkedIn, Nielsen, Avast, Nokia, Dell, Oracle, FireEye, HP inc., dan lainnya. Facebook pun turut tercatat bergabung.

"Serangan besar selama setahun belakangan menunjukkan keamanan siber tidak hanya terkait tentang apa yang satu perusahan dapat lakukan tetapi juga tentang apa yang dapat kita lakukan bersama," ujar Presiden Microsoft, Brad Smith, seperti yang dilansir situs resmi Cyber Tech Accord, Rabu (18/4/2018).

Gerakan ini akan melawan serangan siber baik yang dilakukan oleh kelompok maupun aktor negara.

"Kami tidak akan membantu pihak mana pun memakai teknologi kami untuk merugikan pelanggan," tulis video Cyber Tech Accord dalam video yang mereka rilis.

Lewat Cyber Tech Accord, para perusahaan teknologi memiliki empat misi utama dalam melawan serangan siber.

Apa saja empat misi tersebut?

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Empat Misi Utama

Cyber Tech Accord memiliki empat fokus utama demi memberikan perlindungan untuk para pelanggan. Berikut di antaranya:

1. Melindungi Tanpa Tebang Pilih

Para perusahaan teknologi akan melindungi pengguna dan pelanggan dari serangan siber, baik itu individual, organisasi, atau pemerintahan, tanpa memandang pemahaman teknologi, budaya, lokasi, atau bahkan motif dari penyerang.

Kemanan, privasi, integritas, dan reliabilitas juga akan diutamakan untuk mengurangi daya serangan siber.

2. Tidak Akan Terlibat Serangan

Perusahaan-perusahaan yang bersumpah di bawah Cyber Tech Accord memilih langkah damai, yakni mereka tidak akan menyerang perusahaan atau orang-orang tidak bersalah, meskipun serangan itu dilaksanakan pemerintah.

3. Membangun Kapasitas

Orang-orang yang terlibat di dunia teknologi akan diberikan pemahaman agar dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk melindungi diri mereka sendiri.

Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan melakukan kerja sama dalam praktik keamanan dan menghadirkan fitur baru untuk dipakai perusahaan dalam melindungi produk dan pelayanan mereka.

3 dari 3 halaman

Berjuang Bersama

4. Melakukan Aksi Bersama

Para perusahaan teknologi turut menggandeng kemitraan dengan pelaku industri, masyarakat sipil, dan peneliti keamanan untuk meningkatkan kolaborasi teknis.

Diharapkan dengan melakukan itu, pertukaran informasi dan penanganan serangan siber dapat lebih terkoordinasi.

"Konsekuensi di dunia nyata terkait ancaman siber telah berkali-kali dibuktikan. Sebuah industri, kita perlu bersatu untuk melawan kejahatan siber dan menghentikan kerusakan yang datang dari serangan di masa depan," ucap Kevin Simzer, Chief Operating Officer dari Trend Micro.

Serangan siber tidak hanya mengganggu perangkat, tetapi juga dapat mengakibatkan kerugian finansial dan memperlambat layanan-layanan yang dibutuhkan masyarakat.

(Tom/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini