Sukses

Indonesia Punya Peluang Besar Cetak Banyak Startup Unicorn

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Telkomsel, Ririek Adriansyah, menilai Indonesia memiliki peluang besar untuk mencetak banyak startup unicorn, seperti halnya Tiongkok.

Hal ini diungkapkannya dalam konferensi pers ajang pencarian dan pengembangan startup teknologi Telkomsel, The NextDev.

Menurut Ririek, ada beberapa persamaan mencolok antara Tiongkok dan Indonesia. Tidak hanya dari jumlah penduduk yang besar, walaupun Tiongkok jauh lebih banyak, tapi adopsi digital kedua negara juga cukup besar.

"Perbedaan antara kota besar dan kecil, besar, dan itu sama dengan Indonesia, tapi mereka bisa," tutur Ririek di Jakarta, Senin (16/4/2018).

Diungkapkannya, Indonesia juga memiliki banyak bakat hebat dan harus mengoptimalkannya agar bisa terus berkembang. Kecenderungan warga Indonesia yang mulai banyak mengadopsi digital, juga akan turut membantu pertumbuhan startup Indonesia.

"Warga Indonesia banyak yang adopsi digital, kita bisa lihat dari jumlah pengguna Facebook. Itu bisa jadi potensi, karena itu kami terus mendorong industri kreatif, minimal berkembang di dalam negeri dahulu, baru ekspansi ke luar Indonesia," ujarnya.

Indonesia sendiri saat ini baru memiliki empat startup unicorn, yakni Go-Jek, Tokopedia, Traveloka dan Bukalapak. Unicorn merupakan istilah untuk startup dengan nilai lebih dari US$ 1 miliar.

Di sisi lain, jumlah startup unicorn di Tiongkok diprediksi sudah mencapai 164 dengan nilai gabungan US$ 628,4 miliar.

Mengutip dari South China Morning Post, data tersebut merupakan hasil studi dari Kementerian Sains dan Teknologi dan perusahaan konsultan di Beijing berjudul 2017 China Unicorn Enterprise Development Report.

Jumlah startup unicorn di Tiongkok melebihi Amerika Serikat (AS). Negeri Paman Sam, menurut data South China Morning Post, memiliki 132 startup unicorn per akhir 2017, dengan nilai lebih dari US$ 700 miliar, dari hanya US$ 35 miliar pada 2009.

10 startup top asal Tiongkok mengklaim memiliki valuasi melebihi US$ 10 miliar, atau yang kini dikenal dengan julukan decacorn. Beberapa di antaranya adalah Ant Financial milik Alibaba Group Holding, Didi Chuxing, Xiaomi dan Alibaba Cloud.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

The NextDev Academy 2018

The NextDev Academy 2018 merupakan sebuah ajang untuk mengasah dan mempertajam kualitas aplikasi startup, yang menjadi finalis The NextDev 2017.

Melalui partisipasi dalam akademi yang berlangsung pada periode April hingga Oktober 2018 ini, para peserta akan memperoleh insight yang tepat dan bermanfaat, sehingga mampu mengembangkan aplikasinya secara lebih efektif, sekaligus turut berperan serta dalam menjaga keberlangsungan komunitas pengembang aplikasi dan ekosistem digital berbasis aplikasi.

The NextDev Academy digelar untuk meningkatkan skalabilitas social technopreneurs melalui pengembangan diri dan peningkatan kemampuan, yang meliputi berbagai bidang bahasan, di antaranya business strategy, design sprint, branding, product development, investment, serta digital marketing.

3 dari 3 halaman

Tiga Rangkaian

Dalam The NextDev Academy, para peserta akan memperoleh pengetahuan dan informasi mengenai startup teknologi untuk meningkatkan kualitas aplikasi mereka dan membangun bisnis dalam waktu dekat.

Di samping itu, para peserta juga akan mempelajari berbagai keterampilan secara lebih mendalam untuk menghasilkan strategi perencanaan produk yang matang dan siap dipasarkan.

The NextDev Academy 2018 terdiri dari tiga rangkaian kegiatan, yakni pelatihan intensif selama sepuluh hari yaitu 15-24 April 2018 di Jakarta, mentoring secara offline maupun online, dan progress tracking selama enam bulan. P

ara peserta akan didampingi para mentor, yakni Dian Octarina Wulandari (COO Instellar), M. Ariff Kamal (SEO Director Group M), Andreas Senjaya (CEO iGrow), Dayu Dara Permata (SVP GO-JEK), Ramya Prajna (Co-Founder & Co-CEO Think Web), dan Gilang Gibranthama (CSO Binar Academy). Setelah melewati berbagai tahapan tersebut, dua evangelist terpilih akan memperoleh reward berupa networking, publicity, virtual office, dan seed money.

VP Corporate Communications Telkomsel, Adita Irawati, berharap jumlah peserta yang mengikuti The NextDev 2018 tidak hanya lebih banyak dibandingkan tahun lalu, tapi dari segi kualitas juga jauh lebih baik.

Ia pun tak menutup kemungkinan, Telkomsel akan menggandeng startup yang produknya sejalan dengan rencana perusahaan di masa mendatang.

"Kami akan lihat solusi yang mereka bikin, dan kalau rencana Telkomsel sejalan dengan startup-startup ini, maka sangat terbuka peluang agar kita berkolaborasi. Kita bisa ke pasar bareng (menjadi mitra bisnis), jadi mereka bisa dapat peluang lebih besar daripada sekedar hadiah saja," ungkap Adita.

(Din/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.