Sukses

Cekmata, Aplikasi Pendeteksi Katarak Berbasis AI

Cekmata memiiki beberapa tantangan di Indonesia. Pasalnya, belum pernah ada startup yang betul-betul menggunakan AI untuk health referral system di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Tak hanya banyak dijumpai di pusat teknologi seperti Silicon Valley, teknologi Artificial Intelligence (AI) juga sudah mulai diterapkan di Indonesia. Salah satu startup lokal asal Surabaya, Cekmata, termasuk yang menerapkan teknologi AI dalam aplikasinya.

Hal itu disampaikan oleh Co-Founder Cekmata, Caesar Lagaliggo Givani. Ia menegaskan ingin meningkatkan akurasi hasil Cekmata ke level lebih tinggi, yakni 95 persen, dengan menggunakan teknik baru yang diadopsi dari Silicon Valley.

Selama ke pusat startup dan perusahaan teknologi dunia itu, Cekmata mendapat kesempatan sangat luas menguliti tentang startup dan ekosistemnya. Salah satunya adalah teknologi AI yang menjadi basis pengembangan platform Cekmata.

Selain itu, Cekmata ingin bekerja sama dengan lebih banyak klinik mata di Surabaya. Dalam rencana jangka pendek, aplikasi ini sedang mempersiapkan nota kesepahaman (MoU) dengan beberapa klinik mata. Namun, tentu saja keinginan tersebut tidak semudah membalik telapak tangan.

Sebagai perusahaan rintisan, Caesar mengakui Cekmata memiiki beberapa tantangan di Indonesia. Pasalnya, belum pernah ada startup yang betul-betul menggunakan AI untuk health referral system di Indonesia.

Negara adidaya seperti Amerika Serikat pun gencar mengembangkan AI baru-baru ini, sehingga aspek-aspek funding, partnership, market education, dan sebagainya juga tidak mudah didapatkan.

Meski begitu, Caesar optimistis semua tantangan tersebut bakal didapatkan solusinya. Ia yakin lantaran dapat dukungan dari The NextDev.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jawara The NextDev 2017

Seperti diketahui, Cekmata merupakan salah satu jawara TheNextDev 2017, kompetisi startup lokal terbesar di Indonesia dari Telkomsel.

Cekmata dikembangkan oleh Caesar Lagaliggo Givani, Ivan Sinarso, dan Sylvester Albert Samadhi. Caesar yang tak lain adalah seorang dokter residen spesialis penyakit dalam, serta Ivan dan Albert, masing-masing seorang entrepreneur dan programmer, berhasil menciptakan aplikasi pendeteksi katarak secara mudah dan cepat.

Berkat kemenangan di The NextDev 2017, mereka mendapatkan kesempatan belajar ke Silicon Valley. Kemenangan seperti Cekmata bisa jadi juga akan kamu dapatkan, jika tahun ini kamu mendaftarkan startup atau aplikasimu ke TheNextDev 2018.

Terlebih pendaftarannya sudah dibuka sejak 1 April 2018. Selain itu, juara TheNextDev 2018 juga bakal mendapatkan banyak hadiah menarik dari Telkomsel.

Lewat paket ‘6M’, pemenang The NextDev 2018 akan mendapatkan hadiah dan dukungan pengembangan, berupa Marketing Publicity, Mentoring, Money, Market Access, Monetization, juga Management Trip.

Reporter: Syakur Usman

Sumber: Merdeka.com 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.