Sukses

Mark Zuckerberg Kesulitan Mengartikan Ujaran Kebencian

Pendiri Facebook Mark Zuckerberg kesulitan ketika ditanya oleh senator terkait arti ujaran kebencian serta perlakuan Facebook yang dituding memiliki bias politik.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam kesaksikan Mark Zuckerberg di depan Kongres AS, Selasa (10/4/2018) waktu setempat, Ben Sasse seorang senator asal Nebraska memberikan pertanyaan pada sang bos Facebook mengenai ujaran kebencian.

Sasse khawatir bila Facebook sebagai platform terbesar di dunia menjadi otoriter dalam memilih mana yang merupakan ujaran kebencian. Sebab, itu berpotensi bertabrakan dengan kebebasan berpendapat.

"Bisakah kau mengartikan ujaran kebencian?" tanya Sasse.

Di luar dugaan, ternyata Mark Zuckerberg kebingungan dan tidak bisa memberikan jawaban yang konkret.

"Senator, ini pertanyaan yang sangat sulit, dan ada alasan mengapa kita kebingungan pada hal ini. Ada pengertian yang kita miliki (tentang ujaran kebencian) seperti bila memancing kekerasan atau..." jawab Zuckerberg dengan terbata-bata.

Senator Sasse kemudian memberi contoh kasus kepada Zuckerberg. Contohnya bila ada topik yang dilarang Facebook, padahal isu tersebut ramai dibicarakan, seperti isu aborsi.

"Bisa Anda bayangkan bila para pro-lifers (kelompok anti-aborsi) dilarang menyampaikan pendapat mereka di platform Anda?," tanya Sasse.

Alih-alih menjawab, sang pendiri Facebook malah mengganti topik.

Dalam kesempatan yang sama, senator Ted Cruz dari Texas mencecar Mark Zuckerberg karena dianggap tebang pilih dalam menyensor konten-konten di Facebook, dan dianggap hanya tegas ke konten dari aliran politik konservatif.

Bos Facebook pun menjawab kalau Silicon Valley, tempat perusahaan teknologi bermarkas, memang tempat yang condong ke sayap kiri (liberal), dan dirinya sedang berusaha memperbaiki masalah tebang pilih tersebut serta memastikan Facebook tidak bias dalam politik.

Zuckerberg sendiri mengaku tidak mengetahui orientasi politik pegawai yang bekerja di Facebook.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Meminta Maaf

Zuckerberg berkali-kali minta maaf terhadap kesalahan yang terjadi di Facebook.

Meskipun begitu, ia menolak untuk mundur, dan memberikan komitmen untuk menambah orang-orang yang bertugas memonitor konten di media sosial menjadi 20 ribu orang.

Pihak Facebook juga berniat untuk bekerja sama dengan lembaga pemerintahan di seluruh dunia untuk mencegah oknun-oknum jahat memakai Facebook untuk menyebar informasi palsu dan perpecahan.

3 dari 3 halaman

Tidak Berniat Turun Takhta

Satu hal yang jelas dari skandal Facebook adalah Mark Zuckerberg selaku pendiri dan CEO tidak akan mengundurkan diri.

Dalam contekan yang dibawa Zuckerberg ke Kongres, tertulis upaya sang CEO untuk menghindari jawaban terkait hal itu.

"Mundur?" Mendirikan Facebook. Keputusanku. Saya membuat kesalahan. Tantangan besar, tapi kami sudah menyelesaikan masalah sebelumnya, akan menyelesaikan yang ini. Sudah mengambil tindakan," demikian isi contekannya.

Facebook pun memperkuat lini mereka. Sejauh ini, tidak ada pegawai yang dipecat akibat skandal Cambridge Analytica, dan Zuckerberg sendiri menolak memecat pegawainya.

(Tom/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini