Sukses

Bikin Bergidik, Aksi Nekat Pria Ambil Ponsel di Kawah Bromo

Sebuah video aksi wisatawan di Bromo mendadak viral di dunia maya, aksi nekat wisatawan menuruni kawah Bromo tanpa pengaman bikin ngeri banyak orang.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video aksi wisatawan di Bromo mendadak viral di dunia maya, aksi nekat wisatawan menuruni kawah Bromo tanpa pengaman bikin ngeri banyak orang.

Pria itu perlahan menuruni tebing curam, di bawahnya gunung berapi aktif dengan kawah menganga dibarengi asap putih mengepul mengancam nyawanya. Aksi membahayakan itu bikin warganet tidak habis pikir dan geleng-geleng kepala.

Aksi tersebut dibagikan oleh pemilik akun Instagram @david_rlangga, pada awal April lalu. Alasan pria nekat melakukan aksi berbahaya tersebut bikin miris warganet. "Ngeri... Temanku selfie hpnya jatuh ke kawah bromo," tulis @david_rlangga.

Video berdurasi satu menit itu kemudian panen hujatan, meski pria dalam video tersebut berhasil selamat. "meleset dikit aja nyawa lo taruhannya bro" komentar @zzriel_fattah13.

"hp nya merk apa dan harga berapa yaaa.. kok sampe nekad gitu" komentar @anaiska_ryant.

"Kakiku gemetaran liat video nya" komentar @muhajir_ajierz.

"Kringet dingin ndrodoss ,ngeri bayanginnya kalo sampek jatuh kpleset, saknone yoo..." komentar @atick_nda_2183.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Selfie dan Aksi Nekat

Berita kematian seseorang saat melakukan selfie cukup sering menghiasi media. Bahkan menurut sebuah studi baru berjudul "Me, Myself and My Killfie: Characterizing and Preventing Selfie Deaths”, 127 orang meninggal dunia dalam kurun waktu 29 bulan, saat ingin melakukan selfie di berbagai lokasi eksotis atau berbahaya.

Sebagian besar kasus kematian yang didata para peneliti berada di India, dimana 76 orang meninggal dunia. Di Amerika Serikat (AS) ada 8 orang meninggal dunia yang berhubungan dengan selfie atau disebut sebagai "selfie deaths".

Menurut para peneliti dari Carnegie Mellon University di Pennsylania dan dua universitas di India, faktor yang paling umum di balik selfie deaths adalah lokasi tinggi seperti gedung atau pegunungan. Faktor lain adalah kereta api.

"Kami menemukan bahwa melakukan selfie di rel kereta api adalah sebuah tren. Tren ini meyakini bahwa postingan di atas atau samping rel kereta api dengan teman baik mereka dianggap sebagai hal yang romantis dan simbol pertemanan tiada akhir," demikian penjelasan yang tertulis di dalam penelitian tersebut.

Para peneliti menemukan total delapan faktor di balik kematian, termasuk senjata, kendaraan, listrik dan binatang. Setidaknya ada lima orang, tiga di AS dan dua di Rusia, meninggal dunia saat akan melakukan selfie menggunakan senjata.

Menurut studi, referensi awal mengenai selfie deaths dipublikasikan pada Maret 2014. Sejak itu, total ada 15 kasus yang dihitung sampai 2014, diiikuti 39 pada tahun lalu dan 73 sampai September tahun ini.

3 dari 3 halaman

Mengancam Nyawa

Studi itu juga menyebutkan bahwa selfie bukan hanya membahayakan bagi orang yang mengambil gambar. Dari 127 orang yang meninggal dunia, 24 insiden diantaranya melibatkan beberapa nyawa hilang bersamaan.

Salah satunya adalah insiden di dekat Mangrul Lake di Kuhi, India, 7 dari 10 orang yang ada di perahu meninggal dunia saat sedang berusaha mengambil gambar selfie mereka.

Selain itu, studi itu juga mengungkapkan lelaki lebih cenderung melakukan selfie yang berbahaya yaitu sebanyak 76 persen dari total 127 orang yang meninggal dunia. Selain itu, lebih dari 70 persen korban dalam studi ini berumur 24 tahun atau lebih muda. Hal ini menunjukkan bahwa selfie secara khusus sangat populer di kalangan millennial.

"Selfie telah menjadi simbol kebebasan berekspresi dan orang-orang sering menggambarkan sisi petualang mereka dengan mengunggah selfie yang gila. Ini terbukti hal yang berbahaya," tulis para peneliti, seperti dilansir New York Post, Rabu (23/11/2016).

Reporter: Muhammad Gufron Salim

Sumber: Brilio.net

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.