Sukses

Alibaba Bakal Suntik Dana Rp 82,5 Triliun ke Grab?

Alibaba dikabarkan akan menyuntikkan dana segar sebesar Rp 82,5 triliun ke Grab.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah mengakuisisi bisnis Uber di wilayah Asia Tenggara, penyedia aplikasi transportasi online Grab, tampaknya tengah mencari dana segar guna memperluas jangkauannya di pasar.

Mengutip laporan dua sumber yang dekat dengan hal ini, Alibaba dikabarkan tengah berencana memberikan investasi pada Grab.

Tak tanggung-tanggung, mengutip Business Insider Singapura, nilai investasi Grab dari Alibaba sekitar US$ 6 miliar (setara Rp 82,5 triliun).

Grab sebelumnya mendapat pendanaan dari SoftBank sebagai investornya enggan berkomentar atas masalah ini. Sementara dalam laporan TechCrunch, disebutkan Alibaba tidak mengkonfirmasi rumor yang beredar di pasaran ini.

TechCrunch melaporkan, musim panas lalu, Alibaba dan Grab mengadakan pertemuan untuk membicarakan tentang investasi.

Kendati begitu, saat itu Alibaba lebih fokus berinvestasi pada Tokopedia, mengingat persaingan Alibaba dengan Tencent yang kemudian juga menyuntikkan dana ke startup Indonesia Go-Jek.

Alibaba selama ini beraliansi dengan Softbank, raksasa e-commerce Tiongkok ini telah menyuntikkan dana senilai US$ 1,1 miliar (setara Rp 15,1 triliun) pada Tokopedia pada Agustus 2017. Tidak hanya itu, Alibaba juga berinvestasi ke Lazada senilai US$ 4 miliar (Rp 55 triliun).

Menurut informasi yang dilansir TechCrunch, salah satu syarat Softbank tertarik dengan Tokopedia lantaran Alibaba juga akan berinvestasi pada Grab.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Grab Akuisisi Bisnis Uber di Asia Tenggara

Beberapa pekan lalu, Grab mengumumkan akuisisi terhadap operasional Uber di wilayah Asia Tenggara. Meski tak diungkap nilainya, kesepakatan ini disebut menjadi yang terbesar antara perusahaan internet di Asia Tenggara.

Selanjutnya Grab mengintegrasikan layanan pemesanan kendaraan dan pesan antar makanan uber di kawasan Asia Tenggara ke platform milik Grab.

Melalui penggabungan bisnis ini, Grab berambisi menjadi platform mobile online-to-offline (O2O) nomor satu di Asia Tenggara sekaligus menjadi pemain utama dalam bisnis layanan pesan-antar-makanan.

Grab juga akan mengambil alih operasional dan aset Uber di Kamboja, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Sebagai bagian dari akuisisi, Uber akan memiliki 27,5 persen saham di Grab dan CEO Uber Dara Khosrowshahi akan bergabung dengan dewan direksi Grab.

"Akuisisi yang diumumkan hari ini menjadi tonggak dari dimulainya era baru. Penggabungan bisnis ini melahirkan pemimpin dalam platform dan efisiensi biaya di kawasan Asia Tenggara. Bersama Uber, kini kami berada di posisi yang semakin tepat untuk memberikan layanan terbaik," tutur CEO Grab Anthony Tan dalam keterangan resmi yang diterima Tekno Liputan6.com, Senin (26/3/2018).

3 dari 3 halaman

Migrasi Pengemudi Uber ke Grab

Untuk mengurangi disrupsi, Grab dan Uber akan bekerja sama untuk segera melakukan migrasi mitra pengemudi dan penumpang Uber. Hal itu juga berlaku untuk rekanan merchant termasuk rekanan pengantaran Uber Eats ke platform Grab.

Aplikasi Uber sendiri akan tetap beroperasi selama dua minggu ke depan untuk memastikan stabilitas para mitra Uber. Mereka juga dapat memperoleh informasi lebih lanjut mengenai persyaratan pendaftaran mitra Grab secara online.

Sementara, Uber Eats tetap akan beroperasi hingga akhir Mei. Setelahnya, rekanan pengantaran dan restoran uber akan pindah ke platform GrabFood.

Grab juga sudah menyusun rencana untuk menjadi mobile platform O2O di Asia Tenggara.

Salah satunya adalah adalah mengembangkan GrabFood yang tersedia di Indonesia dan Thailand ke Singapura dan Malaysia, menyusul integrasi dengan Uber Eats.

Rencananya, GrabFood akan tersedia di seluruh negara besar Asia Tenggara pada semester pertama 2018. Grab berencana berkolaborasi dengan pemerintah dan operator transportasi publik di tiap negara untuk menciptakan pengalaman terbaik. 

Tak hanya itu, perusahaan akan mengembangkan rangkaian layanan dalam Grab Financial, antara lain pembayaran mobile, micro-financing, asuransi dan layanan keuangan lain. GrabPay nantinya juga tersedia di seluruh negara besar Asia Tengara pada penghujung tahun 2018.

(Tin/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Grab adalah sebuah perusahaan layanan dan jasa berbasis aplikasi yang berlokasi di Singapura.
    Grab adalah sebuah perusahaan layanan dan jasa berbasis aplikasi yang berlokasi di Singapura.

    Grab

  • Investasi adalah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.

    Investasi

  • Alibaba