Sukses

AWS Turut Serta Bentengi Perangkat IoT dari Hacker

Menurut Ian Massingham, Global Head of Technical and Developer Evangelism AWS, pengguna perangkat IoT harus sadar akan ancaman hacker. Ia juga mengungkap dua poin mengapa keamanan akan perangkat IoT itu penting.

Liputan6.com, Changi - Perangkat Internet of Things alias IoT memang belum masif di Tanah Air. Namun tak bisa ditampik, adopsinya perlahan mulai merangkak naik.

Bicara soal IoT, kegunaan perangkat ini tak cuma hanya untuk Smart Home--seperti perabot rumah pintar, tetapi perangkat IoT nyatanya juga beken di industri korporasi dan startup (perusahaan rintisan).

Ambil contoh Habibi Garden dan eFishery, dua dari beberapa startup lokal yang memanfaatkan IoT untuk memberdayakan petani dan peternak ikan. Ini jelas menjadi bukti kalau IoT sangat membantu untuk menopang optimisasi sistem perusahaan.

Pada kenyataannya, penggunaan perangkat IoT juga berisiko dari hacker. Menurut Ian Massingham, Global Head of Technical and Developer Evangelism Amazon Web Services (AWS), pengguna perangkat IoT harus sadar akan ancaman ini. Karenanya, ia mengungkap dua poin mengapa keamanan akan perangkat IoT itu penting.

"Pertama, perangkat IoT tak cuma mengumpulkan data dari dunia nyata, tetapi perangkat itu bisa memengaruhi data yang dikumpulkan," kata Massingham kepada Tekno Liputan6.com di ajang AWS Summit Singapore 2018 yang dihelat di Singapore Expo, Rabu lalu (5/4/2018).

Kedua, tambah Massingham, perangkat IoT itu biasanya hadir dalam jumlah yang banyak. Ini menciptakan peluang kepada hacker untuk melancarkan serangkan DDoS (Distributed Denial of Service) via perangkat IoT.

Sadar dengan ancaman tersebut, AWS pun menghadirkan dua layanan keamanan khusus untuk IoT, yaitu AWS IoT Device Defender, dan AWS Shield. Apa kelebihan dua layanan ini?

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

AWS IoT Device Defender dan AWS Shield

"AWS IoT Device Defender itu memungkinkan pengguna memonitor perangkat IoT. Saat ada sesuatu yang mencurigakan atau anomali dari perangkat mereka, pengguna akan mendapatkan notifikasi langsung," papar Massingham.

Layanan tersebut, diklaim bisa membantu pengguna untuk memperbarui firmware perangkat IoT milik mereka. Dengan demikian, firmware yang diperbarui bisa menutup celah keamanan. Catatan, IoT Device Defender cuma bisa digunakan kalau manufaktur perangkat menggunakan IoT Core milik AWS.

"Device Defender bekerja dengan memonitori trafik antara perangkat IoT dengan Core," imbuh Massingham.

Adapun AWS Shield berfungsi untuk membentengi aplikasi yang menggunakan layanan cloud AWS dari ancaman serangan DDoS. "Kalau pengguna menyimpan aplikasi via cloud, AWS SHield akan melindungi aplikasi dari serangan DDoS," tukasnya.

Untuk informasi, AWS Shield merupakan layanan cuma-cuma yang didapatkan semua aplikasi jika tersimpan dalam cloud AWS.

Tak puas dengan Shield? Pengguna bisa beralih ke AWS Shield Advanced, yang mana merupakan versi berbayar dari AWS Shield. Bedanya, layanan ini menawarkan perlindungan ekstra secara langsung.

"Kalau aplikasi yang disimpan itu sifatnya penting dan diprioritaskan, pengguna bisa memanfaatkan AWS Shield Advance," jelas Massingham.

3 dari 3 halaman

AWS Summit Singapore 2018

AWS sendiri baru saja menghelat AWS Summit Singapore 2018 di Singapore Expo pada Rabu (6/4/2018). Hajatan ini tak jauh berbeda dengan gelaran AWS re:Invent 2017 yang dihelat di Las Vegas, Amerika Serikat (AS) beberapa waktu lalu.

Di gelaran ini, AWS memamerkan sederet layanan berbasis machine learning. Di antaranya seperti SageMaker, Amazon Transcriber, Amazon Translate, Amazon Comprehend dan Amazon Rekognition Video, dan masih banyak lagi.

SageMaker adalah salah satu layanan machine learning teranyar AWS yang baru saja diperkenalkan di ajang re:Invent yang dihelat di Las Vegas, Amerika Serikat, pada akhir 2017 lalu.

SageMaker sendiri merupakan layanan yang bisa digunakan oleh ilmuwan data dan pengembang agar bisa lebih cepat membuat, melatih dan mengembangkan model Machine Learning mereka sendiri. Layanan ini memiliki tiga modul, yaitu Build, Train dan Deploy.

Adapun Amazon Transcribe untuk mengubah pembicaraan ke dalam bentuk teks dan Amazon Translate untuk menerjemahkan teks antar bahasa.

Amazon Comprehend untuk memahami teks bahasa natural dari dokumen, unggahan media sosial, artikel atau data textual lain yang disimpan di dalam sistem AWS, sedangkan Amazon Rekognition Video bisa melacak orang-orang, mendeteksi aktivitas, mengenali obyek, wajah, selebriti dan konten tidak pantas di dalam jutaan video yang ada di dalam Amazon S3.

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.