Sukses

Ibunda Facebook: Kami Membuat Kesalahan dan Saya Mengakuinya

Sheryl Sandberg, selaku COO dan sosok ibu di Facebook mengungkapkan bahwa perusahaannya memang melakukan kesalahan.

Liputan6.com, Jakarta - Sheryl Sandberg, sosok ibu sekaligus orang terkuat kedua di Facebook, mengakui bahwa ia telah membuat kesalahan setelah adanya data pengguna yang disalahgunakan untuk tujuan politik oleh Cambridge Analytica, perusahaan konsultan asal di Inggris.

Dilansir Financial Times, Jumat (6/4/2018), Sheryl mengaku masih belum tahu apa yang terjadi dengan data yang diambil oleh Cambridge Analytica. Sebab, pihak Facebook belum dapat melakukan penyidikan sampai pihak berwenang di Inggris selesai melakukannya terlebih dulu.

Sheryl pun mengakui kesalahannya karena kurang memberi penguatan pada sistem keamanan Facebook.

"Kami telah berbuat kesalahan dan saya mengakuinya dan saya yang bertanggung jawab," ucap ibu dua anak itu.

"Ada hal-hal operasional yang kami harus ubah di perusahaan ini dan kami sedang mengubahnya. Kami mesti belajar dari kesalahan dan mengambil tindakan."

Facebook mengatakan bahwa data akun 87 juta pengguna Facebook kemungkinan telah diambil secara tidak sah oleh Cambridge Analytica.

Sebelumnya, Mark Zuckerberg dan Shery Sandberg sempat dikritik karena membutuhkan berhari-hari sebelum memberi klarifikasi. Sheryl pun turut minta maaf atas keterlambatannya dalam merespons.

"Kami ingin memastikan dulu apa yang sebenarnya terjadi," ucap Sheryl kala itu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Data 1 Juta Pengguna Facebook di Indonesia Disalahgunakan

Mayoritas dari 87 juta orang yang datanya "dicuri" oleh Cambridge Analytica adalah berasal dari Amerika Serikat (AS).

Terhitung sekitar 70 juta data profil pengguna Facebook di AS menjadi korban, lalu diikuti oleh pengguna di Filipina di mana 1,2 juta orang menjadi korban.

Untuk di Indonesia sendiri, ada sekitar 1,1 juta pengguna yang datanya disalahgunakan Cambridge Analytica.

Selain tiga negara yang disebutkan di atas, negara seperti Inggris, Meksiko, Kanada, India, Brasil, Vietnam, dan Australia pun ikut menjadi 10 besar dengan korban terbanyak.

 

3 dari 3 halaman

Dipanggil Kongres

Sebelumnya, Mark Zuckerberg selaku CEO Facebook sudah siap bila dipanggil dengan Kongres AS.

Pemanggilan Zuckerberg dijadwalkan diadakan pada minggu depan, yakni pada tanggal 10 dan 11 April 2018.

Pada 10 April, Zuckerberg akan bersaksi di depan komite gabungan Senat, sementara pada tanggal 11 ia dipanggil oleh komite perdagangan di DPR AS.

(Tom/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.