Sukses

Bahas Kasus Penembakan Massal, Trump Akan Temui Pelaku Industri Gim

Presiden Donald Trump dijadwalkan pihak industri gim untuk berdiskusi tentang kekerasan yang kerap dijadikan kambing hitam pada kasus kriminal.

Liputan6.com, Jakarta - Pasca-penembakan massal yang terjadi di SMA Marjorie Stone Douglas, Florida, pihak pemerintahan Trump dicecar berbagai kalangan untuk segera melakukan gebrakan dalam hal aturan kepemilikan senjata api.

Setelah sebelumnya sempat berdiskusi dengan korban selamat dan keluarga korban tewas ketika berkunjung di Gedung Putih, Trump dijadwalkan bakal melakukan diskusi dengan para petinggi dan pelaku industri gim.

Kabar itu pertama kali diumumkan Sarah Sanders, juru bicara Gedung Putih, dalam sebuah briefing. Berikut pernyataannya yang dilansir Kamis (8/3/2018).

"Presiden akan bertemu anggota industri gim untuk melihat apa yang dapat mereka capai. Ini akan menjadi proses berkelanjutan. Hal ini tidak kita anggap akan selesai dalam semalam, tapi sesuatu yang terus dihadapi dan terus dicari cara terbaik untuk melindungi sekolah-sekolah di seluruh negara," kata dia.

Entertainment Software Association (ESA) menyatakan pihaknya siap bertemu dengan Presiden Trump untuk membahas fakta-fakta seputar dunia gim dan kekerasan.

"Pertemuan bakal diadakan di Gedung Putih, yang akan dihadiri ESA ini memberikan kesempatan diskusi berdasarkan fakta tentang rating gim, komitmen industri kita terhadap orang tua, dan perangkat-perangkat yang kami sediakan untuk membuat pilihan hiburan yang bijak," kata pernyataan ESA seperti yang dikutip dari Polygon. 

Selama ini, industri gim memang kerap dijadikan kambing hitam setiap ada kasus kekerasan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Benarkah Kekerasan Muncul Akibat Gim dan Musik?

Selama ini video gim, bahkan musik heavy metal, sering dikaitkan dengan perilaku kekerasan.

Sebelumnya, musikus Marilyn Manson terlibat kontroversi karena musiknya dituduh mempromosikan kekerasan, obat-obatan terlarang, dan perilaku binal lainnya.

Hal itu terjadi pasca-penembakan massal di SMA Columbine. Kedua pelaku penembakan dituduh sebagai penggemar Marilyn Manson.

Manson mendapat beragam kecaman dan ancaman pembunuhan akibat tuduhan tersebut, sampai akhirnya terkuak fakta yang menyebutkan dua pelaku penembakan penggemar Manson adalah tidak benar.

Gim juga kerap dituduh sebagai biang perilaku kekerasan. Pihak ESA pun menentang keras tuduhan itu.

"Gim dinikmati di seluruh dunia dan berbagai pihak otoritas dan studi ilmiah tepercaya tidak menemukan koneksi antara gim dan kekerasan dunia nyata," kata ESA. Asosiasi yang bermarkas di Washington DC ini juga menuding senjata api adalah sumber utamanya.

ESA juga berargumen, berbagai gim yang dimainkan di AS juga digemari di seluruh dunia, tapi kasus penembakan massal hanya terjadi di AS.

"Seperti semua orang Amerika, kami sangat khawatir pada level kekerasan senjata api di AS. Video gim jelas bukanlah masalah hiburan yang didistribusi dan dikonsumsi secara global, tapi AS memiliki tingkat kekerasan senjata api melebihi negara mana pun," kata ESA.

3 dari 3 halaman

Studi: Gim Genre Kekerasan Belum Tentu Bikin Pemain Jadi Kasar

Gim dengan unsur kekerasan memang meresahkan para orangtua. Bagaimana tidak, banyak yang sanksi gim-gim ekstrem ini memiliki dampak yang cukup besar kepada anak-anak, salah satunya seperti perubahan watak anak menjadi lebih agresif, kasar, dan temperamental.

Lantas, apakah memang benar gim dengan tema kekerasan memberikan dampak yang disebutkan?

Peneliti dari University of York, belum lama ini mengungkap gim dengan tema kekerasan justru belum tentu memberikan dampak kepada pemainnya. Dalam riset terbaru, mereka bereksperimen kepada 3.000 peserta dan membuktikan kalau mereka tidak terpengaruh dengan cerita atau unsur tertentu di gim yang dimainkan.

Para peserta riset diberikan salah satu gim beta yang dikembangkan peneliti. Pertama, peserta bermain sebuah gim di mana mereka harus memilih menghindari jenis kecelakaan: menjadi karakter manusia yang menghindari tabrakan mobil atau menjadi karakter tikus yang menghindari ditangkap kucing.

Setelah selesai bermain, mereka diberikan gambar kucing dan mobil. Lalu mereka akan ditanyakan apakah objek yang mereka lihat itu kendaraan atau hewan.

"Kalau mereka bisa menjawab sesuai dengan gambar--misal menyebut kucing sebagai hewan--mereka fokus dengan gim yang dimainkan. Ini menandakan mereka tidak terpengaruh dengan cerita atau adegan kekerasan yang ada di dalam gim," kata Dr David Pendel, pimpinan riset sebagaimana dikutip Mirror.

"Kalau mereka menyebut objeknya tidak sesuai, baru mereka terdistraksi dengan salah satu adegan kekerasan yang mengganggu," ia  menerangkan.

(Tom/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.