Sukses

OPINI: Tips Bagi Orangtua untuk Menggunakan Bahasa Internet

Revolusi internet memainkan peran utama memengaruhi bagaimana bahasa dan percakapan berevolusi dalam beberapa tahun belakangan ini

Liputan6.com, Jakarta - Remaja zaman sekarang sangat suka menciptakan kosakata atau istilah baru yang seringkali hanya dimengerti oleh sesama generasinya. Rasanya belum lama ini bahasa 'pesan teks' terkesan keren.

Kini kita melihat emoji, stiker dan GIF dengan cepat menggantikan akronim seperti rofl (rolling on the floor laughing atau tertawa terbahak-bahak) dan brb (be right back atau segera kembali).

Revolusi internet memainkan peran utama memengaruhi bagaimana bahasa dan percakapan berevolusi dalam beberapa tahun belakangan ini. Anak muda sekarang bisa langsung terhubung dan saling mengirim pesan secara online.

Hal ini terkadang membuat orangtua menjadi resah - tidak tahu persis apa yang sedang dilakukan oleh anak mereka secara online, dengan siapa mereka berbicara atau apa yang mereka katakan.

Orangtua ingin agar anak mereka merasa aman saat offline maupun online, dan menjadi hak prerogatif orangtua untuk mendiskusikan topik pribadi atau sensitif dengan anak mereka.

Sebagai ayah dari dua anak remaja, saya berusaha keras untuk membantu memberikan arahan kepada mereka bagaimana seharusnya beraktifitas di dunia online.

Banyak orangtua seperti saya sendiri menjalani kehidupan yang sibuk, dan terkadang sulit untuk melakukan percakapan ini secara tatap muka.

Kenyamanan untuk melakukan percakapan menggunakan aplikasi sosial media atau situs yang sama dengan anak-anak kita, bisa menjadi cara praktis bagi orangtua untuk menjaga hubungan baik dengan anak-anak kita dan menjaga agar komunikasi tetap terbuka.

Dengan bergabung ke dalam aplikasi tersebut, orangtua bisa membiasakan diri dengan kebijakan serta fitur privasi, keselamatan dan keamanan yang tesedia.

Mereka juga bisa menjembatani kesenjangan komunikasi menggunakan stiker dalam keseharian untuk mengekspresikan suasana hati mereka dan mengeksplorasi topik percakapan seperti soal 'Perayaan' tertentu atau sekedar membahas soal 'Makanan'. Percakapan online bisa dilakukan secara nyata melalui panggilan suara dan video.

Dalam rangka mendukung Hari Aman Internet tahun ini (6 Februari 2018), dengan tema, “Ciptakan, terhubung dan saling menghargai: Internet yang lebih baik dimulai dari Anda" (“Create, connect and share respect: A better internet starts with you”), berikut adalah beberapa tips bermanfaat bagi orangtua untuk membantu anak-anak kita beraktifitas di dunia online :

Biarkan anak Anda tahu bahwa peraturan yang sama berlaku secara online maupun offline

Jika Anda tidak ingin orang lain melakukan suatu hal kepada Anda, jangan lakukan hal tersebut kepada orang lain. Sama seperti saat Anda mengatakan kepada anak Anda untuk melihat kedua arah sebelum menyeberang jalan atau memakai helm saat mengendarai sepeda, ajarkan mereka untuk berpikir dahulu sebelum mereka berbagi konten secara online.

Cobalah untuk menjadi teladan yang baik

Pepatah yang mengatakan bahwa anak-anak akan "melakukan apa yang Anda lakukan, bukan seperti yang Anda katakan" berlaku secara online maupun offline.

Jika Anda menetapkan batasan waktu saat anak Anda dapat menggunakan media sosial atau online (misal: tidak ada pesan teks setelah pukul 10:00), ikuti peraturan yang sama.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Terlibat sejak awal

Penelitian menunjukkan banyak anak berusia enam tahun memiliki akses ke smartphone atau tablet.

Sama seperti saat Anda memberikan panduan dasar mengenai dialog dan percakapan offline dengan anak-anak Anda sejak dini, Anda juga harus memberikan panduan tersebut sejak dini secara online.

Bicara kepada mereka tentang teknologi, sebelum mereka menggunakan sosial media. Jika anak remaja Anda ada di Facebook, pertimbangkan untuk berteman dengannya.

Kenali dan rasakan momen-momen penting

Misalnya, ketika anak Anda mendapatkan ponsel pertama mereka, inilah saat yang tepat untuk membuat peraturan dasar. Bila anak Anda cukup umur untuk bergabung dengan Facebook dan sosial media lainnya, inilah saat yang tepat untuk membicarakan mengenai cara berbagi dengan aman.

Saat anak Anda mendapat SIM, ada baiknya untuk membahas pentingnya tidak mengirim pesan teks ketika sedang mengemudi.

Percaya pada diri Anda sendiri

Biasanya, Anda dapat mengadopsi gaya pengasuhan yang sama untuk aktivitas online anak Anda seperti yang Anda lakukan untuk aktivitas offline mereka.

Jika Anda merasa bahwa anak Anda lebih bisa diajak bernegosiasi menggunakan kesepakatan, maka buatlah perjanjian yang bisa disepakati bersama. Atau, mungkin anak Anda hanya perlu tahu aturan dasarnya.

Mintalah anak-anak untuk mengajari Anda

Tidak memiliki Facebook? Atau, mungkin Anda tertarik untuk mencoba layanan streaming musik? Jika anak-anak Anda sudah terbiasa dengan aplikasi dan situs ini, mereka bisa menjadi sumber yang terpercaya.

Percakapan mengenai hal ini juga bisa menjadi kesempatan untuk membicarakan masalah keselamatan, privasi dan keamanan.

Misalnya, Anda dapat mengajukan pertanyaan tentang pengaturan privasi saat Anda menyiapkan akun Facebook Anda sendiri. Kebanyakan orangtua sudah sangat paham bahwa anak Anda akan sangat menghargai kesempatan untuk mengajari Anda.

Tips ini hanya sebuah permulaan dan mungkin tidak sama persis dengan kebutuhan keluarga Anda – namun hal terpenting adalah Anda melakukan percakapan yang benar dan Anda berbicara dengan bahasa yang sama.

(Isk/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.