Liputan6.com, Jakarta - Kebocoran data pribadi kembali terjadi di Malaysia. Kali ini, lebih dari 200 ribu data pribadi pendonor organ di Malaysia dan keluarga mereka telah bocor di internet.
Dilansir Business Insider, Rabu (24/1/2018), ratusan ribu data yang bocor tersebut dilaporkan telah ada di dunia maya selama lebih dari setahun. Ini merupakan insiden kebocoran data besar kedua yang dilaporkan terjadi di Malaysia dalam tiga bulan terakhir.
Advertisement
Baca Juga
Semua berkas berisi rincian 220 ribu donor organ di Malaysia beredar di internet sejak awal September 2016. Informasi ini disampaikan oleh portal teknologi setempat, Lowyat.net. Sumber informasi belum diketahui.
Data yang bocor ini mencakup nama pendonor, nomor kartu pengenal, ras, kewarganegaraan, alamat dan nomor telepon. Jumlah korban yang terindentifikasi hingga saat ini sebanyak 440 ribu.
Berdasarkan detail dan skala data yang bocor, kebocoran ini diperkirakan berasal data database pusat.
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Pemerintah Malaysia Lakukan Penyelidikan
Regulator internet Negei Jiran, Malaysian Communications and Multimedia Commission (MCMC), mengatakan sedang bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk menginvestigasi kebocoran data tersebut. Pihak kepolisian setempat belum memberikan pernyataan.
Pendiri Lowyat.net, Vijandren Ramadass, mengatakan perusahaannya menemukan data-data itu dibagikan di situs berbagi file populer gratis. "File-file itu masih ada di internet sekarang. Kami telah memasukkan permintaan langsung kepada situs web itu pada Minggu, untuk menghapus semua file tersebut, tapi kami belum mendapatkan respons," ungkap Ramadass.
Advertisement
Lowyat.net juga merupakan yang pertama kali menemukan kebocoran data pengguna ponsel di Malaysia pada tahun lalu.
Advertisement
46 Juta Data Pengguna Ponsel Malaysia Beredar di Internet
Lowyat.net pertama kali melaporkan ada kebocoran data pengguna ponsel di Malaysia pada Oktober 2017. Situs web tersebut mendapatkan informasi mengenai seseorang yang berusaha menjual database besar berisi informasi pribadi di sebuah forum. Seluruh data tersebut dijual dengan harga Bitcoin yang tidak diungkapkan.
Database tersebut terdiri dari nomor telepon, nomor kartu pengenal, alamat rumah dan kartu SIM milik 46,2 juta konsumen dari sedikitnya 12 operator Malaysia. Populasi Malaysia berkisar 32 juta, tapi banyak orang memiliki beberapa nomor telepon sekaligus.
Database itu juga diyakini termasuk nomor yang tidak aktif dan milik turis yang mengunjungi Malaysia dalam waktu singkat. Selain itu, juga berisi informasi pribadi lebih dari 80 ribu orang yang bocor dari Malaysian Medical Council dan Malaysian Dental Association.
Advertisement
(Din/Cas)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.