Sukses

Bobol Email Petinggi CIA, Remaja 18 Tahun Dibekuk Polisi

Aksi peretasan email petinggi CIA yang dilakukan remaja 18 tahun tersebut, ternyata sudah dilakukan sejak 2015.

Liputan6.com, Washington DC - Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (AS) atau CIA (Central Intelligence Agency) memang dikenal punya sistem keamanan tercanggih dalam menyimpan segala datanya.

Namun siapa sangka, CIA nyatanya bisa dibobol juga. Salah satu kasus yang belum lama ini terjadi adalah kejadian email mantan bos CIA, John Brennan, yang berhasil diretas oleh seorang hacker.

Menurut informasi yang dilansir AFP, Minggu (21/1/2018), hacker tersebut ternyata merupakan seorang remaja pria berusia 18 tahun. Bernama Kane Gamble, ia kini ditangkap dan diadili di Pengadilan Kriminal Old Bailey, Inggris.

Gamble mengaku aksinya ini bertujuan sebagai bentuk dukungan untuk Palestina karena AS sudah banyak membunuh warga sipil yang dianggap tak bersalah. 

Tak cuma Brennan, hacker ini mengaku juga telah membobol sejumlah email dan beberapa akun media sosial petinggi CIA lainnya. Ada 10 dakwaan pidana yang ditujukan ke Gamble soal pelanggaran Undang-Undang Penyalahgunaan Komputer.

Tindak peretasan para pejabat tinggi AS ini ternyata sudah Gamble lakukan sejak 2015, tepatnya dari Juni 2015 hingga Februari 2016. Gamble bahkan berhasil mengumpulkan beberapa informasi rahasia dari akun-akun yang ia retas.

"Kane Gamble mendapat akses akun media sosial beberapa pejabat tinggi intelijen AS dan pegawai pemerintahan AS. Ia juga mendapat akses khusus ke jaringan agen intelijen dan penegak hukum AS," ujar jaksa John Lloyd-Jones.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Crackas With Attitude

Lebih lanjut, Lloyd-Jones mengungkap kalau Gamble uga memiliki kelompok hacker bernama Crackas With Attitude (CWA) yang bisa memanfaatkan metode social engineering untuk memanipulasi call center dan help desk agar mereka bisa membocorkan informasi rahasia dan dieksploitasi.

Social engineering sendiri adalah cara seseorang melakukan manipulasi psikologis dari seseorang dalam melakukan aksi, atau juga membeberkan informasi rahasia.

Cara ini biasanya dilakukan via telepon atau dunia maya, dan menjadi salah satu metode andalan hacker untuk memperoleh informasi.

Beberapa tahun lalu, Gamble jua berpura-pura menjadi Brennan saat menghubungi perusahaan telekomunikasi Verizon dan AOL di AS.

Hasilnya, sejumlah dokumen rahasia berhasil ia dapatkan dari inbox email pribadi Brennan. Gamble bahkan juga mendapatkan informasi soal operasi intelijen dan militer yang ada di Iran dan Afghanistan.

3 dari 3 halaman

Korban Lainnya

Tak cuma Brennan, mantan Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Jeh Johnson, ternyata juga kena getahnya. Gamble sempat menghubungi nomor Johnson dan meninggalkan pesan suara berbunyi 'Apakah saya menakutimu?'.

Bahkan, Gamble juga mampu menampilkan pesan tulisan berbunyi 'Saya memiliki kalian' di layar televisi milik Johnson.

Track record aksi kriminal siber Gamble tak berhenti di situ. Ia pun sempat menargetkan Avril Haines yang sempat menjabat sebagai wakil penasihat keamanan nasional Presiden Barack Obama, dan menjadi penasihat senior untuk teknologi dan ilmiah John Holdren, serta korban berikutnya agen khusus FBI Amy Hess.

Dari situ, Gamble juga mampu mendapat akses tanpa izin ke jaringan komputer Departemen Kehakiman AS dan bisa mengakses dokumen persidangan, termasuk kasus tumpah minyak Deepwater. Ia bahkan memberikan sejumlah dokumen rahasia yang didapat ke WikiLeaks.

(Jek/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.