Sukses

Apa Kita Harus Takut dengan Teknologi Pengenalan Wajah?

Pengenalan wajah dikhawatirkan bisa digunakan untuk hal-hal negatif. Lalu, apakah kita harus takut dengan teknologi pengenalan wajah?

Liputan6.com, Jakarta - Pengenalan wajah adalah satu dari sekian banyak teknologi yang kini tengah dikembangkan oleh banyak perusahaan teknologi. Teknologi ini memiliki banyak manfaat, seperti untuk keamanan perangkat mobile, mengakses rekening bank, dan melakukan pembayaran digital.

Namun di sisi lain, pengenalan wajah dikhawatirkan bisa digunakan untuk hal-hal negatif. Lalu, apakah kita harus takut dengan teknologi pengenalan wajah? Simak artikel menarik yang ditulis oleh Rob Sherman, Deputy Chief Privacy Officer Facebook, berikut ini.

Kata "pengenalan wajah" dapat membuat orang merasa tidak nyaman, membayangkan gambaran masa depan suram atau distopia dari fiksi ilmiah.

Mungkinkah ini digunakan seseorang untuk mengenali orang lain di jalanan? Apakah sebuah lembaga yang mengumpulkan database gambar massal bisa menyalahgunakannya untuk melanggar privasi atau hak seseorang?

Dengan semakin banyaknya lembaga pemerintah dan lembaga non-pemerintah, perusahaan, dan lainnya menggunakan teknologi pengenalan wajah dengan cara-cara baru, orang-orang ingin memahami bagaimana privasi mereka dilindungi dan pilihan apa yang mereka miliki atas penggunaan teknologi ini.

Seperti kebanyakan alat lainnya, pengenalan wajah dapat digunakan untuk tujuan baik, seperti membantu orang membuka kunci perangkat selulernya dengan aman, mengakses rekening bank, dan melakukan pembayaran digital. Ini dapat membantu orang mengelola foto dan membagikannya dengan teman.

Alat ini bahkan bisa digunakan untuk menemukan anak yang hilang dan diculik serta untuk membantu petugas mengonfirmasi apakah wisatawan memiliki paspor asli.

Tetapi alat tersebut juga dapat digunakan dengan cara yang mengkhawatirkan. Sebagian orang telah mengungkapkan kekhawatiran mereka bahwa penegak hukum akan menggunakan teknologi ini.

Lainnya melihat adanya potensi bias ras dari penggunaan teknologi ini karena sistem pengenalan wajah akan cenderung salah mengidentifikasi atau gagal mengidentifikasi orang keturunan Afrika di Amerika Serikat dibanding ras lainnya.

Dan meskipun ada proposal untuk mengatur pengenalan wajah, tidak ada konsensus tentang bagaimana cara melakukannya, dan beberapa pendekatan dikritik karena gagal untuk fokus pada potensi penggunaan yang paling berbahaya.

Kekhawatiran ini bukanlah hal baru. Masyarakat sering kali menyambut sebuah inovasi baru seraya berupaya memaksimalkan potensi manfaatnya. Pada tahun 1888 misalnya, sebuah surat kabar pada waktu itu menayangkan artikel berjudul “Beware the Kodak” saat berbagai perangkat murah memasuki pasar dan fotografi pun menjadi tersedia untuk masyarakat umum. Mereka menyebutnya sebagai “teror baru untuk aktivitas piknik.”

Menghadapi munculnya fotografi amatir untuk pertama kalinya, masyarakat bisa saja membatasi pemanfaatan teknologi ini dan secara fundamental mengubah cara bagaimana sebuah sejarah didokumentasikan selama lebih dari seabad.

Sebaliknya, regulator saat itu memutuskan untuk hanya mengambil tindakan atas pemanfaatan teknologi yang mungkin mengkhawatirkan--misalnya dengan melarang penguntitan atau pelanggaran privasi--dan bukan mengharuskan orang untuk mendapatkan izin sebelum menggunakan “teknologi kamera” atau memberikan pernyataan kesediaannya secara tertulis sebelum mereka akan muncul di foto.

Akhirnya, orang pun menjadi semakin familiar akan teknologi kamera ini sehingga norma sosial pun berubah dan dunia pun memutuskan bahwa manfaat fotografi pribadi jauh melebihi risikonya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pengenalan Wajah dan Facebook

Di Facebook, pengenalan wajah membantu orang menandai foto dengan nama teman. Ketika Anda mengaktifkan pengenalan wajah, teknologi kami akan menganalisis piksel dalam foto yang sudah menandai Anda dan menghasilkan string angka yang kami sebut sebagai sebuah model standard (template).

Ketika foto dan video diunggah ke sistem kami, kami akan membandingkan gambar tersebut dengan template. Berikut adalah sebuah video yang menjelaskan cara kerjanya.

Ketika pertama kali kami memperkenalkan fitur ini pada tahun 2010 tidak ada standar industri mengenai bagaimana orang bisa mengendalikan pengenalan wajah. Kami memutuskan untuk memberi tahu orang di Facebook dan memberikan sebuah cara untuk menonaktifkan fitur ini di pengaturan akun mereka kapan saja.

Kami baru saja mengumumkan fitur baru yang menggunakan teknologi pengenalan wajah. Sekarang orang dapat menemukan foto diri mereka meskipun mereka tidak ditandai dalam foto tersebut, yang memungkinkan orang untuk mengelola privasi dengan cara baru. Mereka juga dapat mengetahui ketika seseorang menggunakan gambarnya sebagai foto profil, yang dapat membantu menghentikan penyamaran.

Selain itu, orang yang memiliki gangguan penglihatan sekarang dapat mendengar dengan lantang siapa yang berada dalam foto yang muncul di Facebook.Sama seperti tahun 2010, kami harus mengevaluasi cara kami memberi informasi bagi orang banyak dan memberi mereka pilihan atas penggunaan teknologi baru ini.

3 dari 4 halaman

Tanggung Jawab Kami

Terkait dengan pengenalan wajah, kontrol merupakan hal yang penting. Kami mendengarkan dengan seksama masukan dari orang-orang yang menggunakan Facebook, serta dari pakar yang ahli di bidangnya. Kami sadar bahwa kami memiliki tanggung jawab untuk membuat fitur sesuai dengan janji teknologi ini, seraya menghindari berbagai cara berbahaya yang bisa dilakukan sebagian orang.

Tim kami telah bekerja selama lebih dari setahun untuk mengumpulkan dan menanggapi masukan mengenai apa yang bisa kami lakukan dengan teknologi ini dan bagaimana kami melakukan itu dengan bertanggungjawab.

Orang meminta kami untuk menjelaskan cara kerja pengenalan wajah dengan lebih jelas, dan untuk memberikan informasi yang lebih jelas tentang bagaimana kami menggunakannya di Facebook. Untuk menanggapi masukan ini, kami menginformasikan orang tentang pembaruan terhadap fitur pengenalan wajah di Kabar Berita, pintu masuk Facebook.

Kami juga memutuskan untuk memperbarui pengaturan Facebook. Kekhawatiran yang muncul dari pembaruan pengaturan sudah ada sejak lama dan bahkan sama tuanya dengan Faceboook, sehingga kami pun berhati-hati dalam mengambil keputusan ini.

Namun, berdasarkan penelitian, kami menemukan bahwa orang lebih menginginkan sebuah cara untuk menonaktifkan teknologi pengenalan wajah secara keseluruhan daripada per fitur.

Kami sadar bahwa saat kami memperkenalkan lebih banyak fitur yang menggunakan teknologi ini, sebagian besar orang akan menemukan bahwa mengelola satu pengaturan master akan lebih mudah dibanding melakukan pengaturan atas daftar produk yang panjang untuk memutuskan apa yang mereka inginkan dan yang tidak diinginkan.

Pengaturan baru kami berupa tombol aktif/nonaktif. Beberapa orang mengkritik ini sebagai pendekatan “semua atau tidak sama sekali”, tetapi kami yakin kami bahwa ini akan mencegah orang untuk membuat keputusan tambahan diantara opsi yang membingungkan.

Pada akhirnya, kami tidak memperkenalkan, dan tidak berencana memperkenalkan, fitur yang memberi tahu siapa diri Anda kepada orang asing. Ini merupakan kekhawatiran umum yang sering kami dengar dari orang ketika kami meneliti fitur baru yang mengandalkan teknologi pengenalan wajah.

4 dari 4 halaman

Bergerak ke Depan

Seiring dengan semakin banyaknya orang menggunakan fitur di Facebook yang memanfaatkan teknologi pengenalan wajah, kami akan mempelajari lebih lanjut pendapat komunitas kami tentang fitur tersebut, apakah fitur ini bagus, buruk, atau diantaranya.

Kami juga akan mempelajari pendapat mereka tentang kontrol kami yang telah diperbarui. Kami akan melakukan pengembangan berdasarkan pelajaran ini dan terus menginformasikan orang tentang apa yang kami kerjakan untuk berinovasi dan menggunakan teknologi ini di Facebook secara bertanggung jawab.

Tentunya, masih terlalu dini untuk mengetahui apakah fitur pengenalan wajah akan menjalani pengaturan seperti halnya kamera pribadi.

Namun, kami menanti masukan publik dan kerjasama dengan perusahaan atau organisasi lain sementara kami terus mendengar masukan dari banyak pihak dan belajar lebih jauh mengenai teknologi ini.

(Isk/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.