Sukses

Saingi Amazon Go, Toko Otomatis JD Siap Buka di Tiongkok

Sesuai rencana, JD siap membuka ratusan toko otomatis ini di seluruh Tiongkok.

Liputan6.com, Jakarta - Tahun lalu, Amazon sempat memperkenalkan sebuah konsep toko fisik otonomos di Amerika Serikat. Toko yang diberi nama Amazon Go itu menghilangkan interaksi antara pedagang dan pembeli karena seluruh proses dilakukan secara otomatis.

Kini, JD.com salah salah satu pelaku e-Commerce di Tiongkok berencana membuka toko serupa. Bahkan, JD telah mengumumkan kerja sama dengan pengembang real estate China Overseas Land & Investment untuk membuka ratusan toko dengan teknologi tersebut.

Dikutip dari Quartz, Selasa (18/12/2017), toko JD.com ini akan memanfaatkan kamera dengan pengenalan wajah dan gerakan untuk melacak pergerakan konsumen. Selain itu, toko juga dibekali dengan teknologi RFID untuk mengenali produk yang dibeli.

Tak hanya itu, toko tersebut akan belajar mengenali preferensi dari tiap pengunjung sehingga mampu menampilkan iklan yang paling sesuai. Penggunaan teknologi pelacakan itu juga memungkinkan pemilik toko mengetahui inventaris secara lebih efisien.

Untuk mendukung rencana ini, JD.com sudah melakukan dua uji coba di tempat berbeda. Uji coba pertama dilakukan di markas JD yang memiiki 10 ribu karyawan, sedangkan uji coba kedua dilakukan pada sebuah toko kecil yang menjual barang kebutuhan sehari-hari.

Rencananya, JD.com akan menawarkan teknologi ini akan pada pengecer pihak ketiga. Menurut VP JD Song Ma, konsep ini dapat membantu pemilik toko kecil mengurus rantai pasokan, meningkatkan efiesiensi termasuk mempercepat proses transaksi.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Amazon Go Tawarkan Konsep Serupa

Sekadar informasi, awal tahun ini Amazon telah membuka toko serupa di Seattle, Amerika Serikat (AS). Toko yang diberi nama Amazon Go ini memungkinkan konsumen membeli barang dengan lebih mudah dan cepat.

Alasannya, para konsumen yang berbelanja dapat langsung mengambil apa pun yang dibutuhkan dan langsung pergi, tanpa harus mengantre dan melakukan pembayaran di kasar. Namun sebelum berbelanja, konsumen harus memakai aplikasi Go terlebih dulu.

Jadi, saat konsumen berada di dalam toko, serangkaian kombinasi sensor, komputer dan kecerdasan buatan bakal merekam apa saja belanjaan yang diambil konsumen, lantas memasukkannya ke daftar belanja virtual di aplikasi.

Setelah selesai berbelanja, konsumen hanya tinggal berjalan ke luar toko dan tagihannya langsung masuk ke akun Amazon, lengkap dengan struk belanjanya.

Berdasarkan penuturan Amazon, butuh waktu empat tahun untuk mengembangkan toko fisik Amazon Go ini. "Kami bertanya pada diri sendiri, bagaimana caranya kami dapat menciptakan sebuah pengalaman berbelanja tanpa antrean dan tanpa kasir?"

Melalu toko ini, perusahaan bisa menekan batasan-batasan dari penggunaan kecerdasan buatan di komputer dan machine learning untuk membuat sebuah toko yang memudahkan konsumen.

(Dam/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.