Sukses

Emoji Cheeseburger Picu Perdebatan, Bos Google Langsung Bertindak

Perbedaan posisi keju di emoji cheeseburger versi Android, memicu perdebatan warganet AS. Sampai-sampai, Sundar Pichai pun turun tangan.

Liputan6.com, Mountain View - Siapa sangka, emoji bisa memicu perdebatan sengit para warganet. Emoji yang jadi 'korban' adalah emoji cheeseburger versi Android. Banyak yang meledek emoji tersebut tidak sesuai bentuk cheeseburger aslinya.

Awal mula perdebatan dipicu oleh seorang warganet bernama Thomas Baekdal. Thomas yang dikenal vokal di media sosial ini, mengomentari posisi keju yang ada di dalam emoji  cheeseburger versi Android.

"Sepertinya kita harus bicarakan emosi burger besutan Google yang kejunya diletakkan di bagian paling bawah, sedangkan Apple justu meletakkanya di bagian paling atas," cuitnya dalam akun Twitter @baekdal.

Sontak saja, cuitan Baekdal mengundang beragam komentar warganet. Ribuan cuitan membanjiri kolom komentar cuitannya. Banyak yang berdebat soal posisi keju yang seharusnya diletakkan, bahan baku dari keju itu sendiri, hingga bentuk desain dari emoji cheeseburger Android vs iOS.

Emoji cheeseburger versi Android ternyata menjadi satu-satunya yang meletakkan keju di bagian paling bawah. Faktanya, keju seharusnya diletakkan tepat di atas daging burger agar ia bisa meleleh dan menempel dengan daging.

Ramai perdebatan sepele tersebut, CEO Google Sundar Pichai pun ikut turun tangan. Ia mengatakan akan segera menyelesaikan masalah tersebut. Pichai juga meminta warganet untuk membantu Google mencari solusi yang tepat untuk hal ini.

Kekeliruan ini ternyata tak cuma dilakukan Google. Seperti dilansir Time pada Selasa (31/10/2017), Apple dan Samsung juga demikian. Bedanya, mereka salah meletakkan daun selada dan jumlah biji wijen di atas roti burger.

Cheeseburger sendiri adalah varian dari burger, hanya saja memiliki keju sebagai topping utamanya. Di Amerika Serikat, cheeseburger telah menjadi makanan sehari-hari. Tak heran, perdebatan yang terkesan sepele ini kian marak diperbincangkan mengingat banyak yang memakannya hampir setiap hari.

Di Indonesia sendiri, perdebatan yang mirip dengan kasus ini juga terjadi. Ambil contoh, perdebatan warganet tentang cara memakan bubur ayam, apakah sebaiknya diaduk atau tidak.

(Jek/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.