Sukses

Dunia Kelam di Layanan Kencan Online

Tak semua pengguna aplikasi kencan serius mencari pasangan, hanya 11 persen yang dinilai serius. Sisanya malah ada yang menebar malware.

Liputan6.com, Jakarta - Layanan kencan online kini makin banyak digunakan oleh pengguna internet. Sayangnya tidak semua orang mendapatkan pengalaman positif. Berdasarkan penelitian terbaru Kaspersky Lab, orang yang mencari pasangan secara online kemungkinan akan merasa kecewa.

Hal ini disebabkan karena banyak orang yang menggunakan layanan kencan online justru mendapati adanya foto atau informasi palsu, tautan berbahaya, penipu, dan orang yang ingin memanfaatkan informasi pasangan kencan online-nya.

Berdasarkan keterangan resmi Kaspersky Lab yang diterima Senin (16/10/2017) di Jakarta, hanya 11 persen--minoritas pengguna--yang serius mencari pasangan lewat platform kencan online seperti Tinder, Bumble, OK Cupid, Badoo, dan lain-lain.

Sementara, setengah (48 persen) pengguna platform kencan menggunakannya hanya untuk bersenang-senang. 13 persen lainnya justru hanya ingin mencari kepuasan seksual semata.

Tak hanya itu, dunia kencan online juga dipenuhi informasi palsu. Hal ini terlihat dari 57 persen pengguna mengaku berbohong dan membagikan informasi palsu untuk tujuan tertentu.

Gara-gara informasi dan foto palsu yang dari lebih separuh penggunanya, 19 persen orang mengaku berhenti menggunakan aplikasi kencan. Selain itu, 12 persen pengguna berhenti memakai aplikasi kencan karena merasa dibohongi dalam sebuah hubungan. 11 persen pengguna lain mengaku berhenti memakai platform kencan online karena status tak jelas.

Selain terganggu dengan informasi palsu, pengguna juga berhenti memakai aplikasi kencan karena merasakan ada ancaman terhadap keamanan online.

1 dari 10 orang mengaku menghadapi penipu yang memeras informasi pribadi atau keuangan, serta dikirimi link jahat dengan malware yang siap menginfeksi perangkatnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Berbagi Malware

Aplikasi kencan online juga dimanfaatkan untuk membagikan malware. Tercatat, 16 persen dari pengguna yang berbagi informasi palsu perangkatnya pernah terinfeksi malware, spyware, dan ransomware.

"Tidak semua hal berjalan dengan mulus dan berhasil mendapatkan pasangan lewat platform kencan. Mereka menghadapi sejumlah besar informasi palsu, scammers, atau motif tersembunyi dalam prosesnya," kata Head of Consumer Business di Kaspersky Lab Andrei Mochola.

Bahkan, menurut Mochola, ada orang-orang yang menggunakan platform kencan untuk tujuan jahat.

"Kami mendorong pengguna untuk mempertimbangkan keamanan diri mereka di setiap langkah, meningkatkan kesadaran, menerapkan solusi keamanan, dan melindungi perangkat dari ancaman online adalah hal terbaik yang bisa dilakukan," ujar Mochola.

Kaspersky Lab, kata dia, juga menawarkan perlindungan malware tanpa biaya dasar dan juga versi berbayar untuk perlindungan lebih komprehensif.

(Tin/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.