Sukses

Manusia Baru Bisa Huni Bulan pada 2040?

Tahun 2040 diprediksi ada sekitar 100 orang yang bisa tinggal di Bulan secara permanen.

Liputan6.com, California - Manusia diprediksi akan bisa menghuni Bulan dalam kurun waktu 23 tahun lagi, tepatnya pada 2040.

Prediksi ini dinyatakan langsung oleh para peneliti Badan Antariksa Eropa (ESA, European Space Agency). Kira-kira, pada waktu tersebut akan ada sekitar 100 orang yang akan memiliki hunian permanen di Bulan.

Konsep hunian di Bulan ini dicetuskan oleh pimpinan peneliti ESA untuk Bulan, Bernard Foing. Ia sendiri juga telah mematangkan konsep tersebut dengan 'kota' kecil yang disebut Moon Village.

"Yang pertama tinggal di Bulan akan memulai kolonisasi pertama dengan baik. Mereka bisa hidup bersama keluarga dan anak-anak baru, serta bercocok tanam bahan batu yang bisa ditumbuhkan di sana," ujar Foing seperti dikutip Mirror pada Rabu (27/9/2017).

Walau manusia nanti baru benar-benar tinggal di Bulan pada 2040, bukan berarti mereka bisa berdiam diri dan menunggu waktu tiba.

Dijelaskan Foing lebih lanjut, pada 2030 nanti ESA justru akan mengirim 10 orang yang terdiri dari ilmuwan, teknisi dan insinyur untuk pergi lebih dulu ke Bulan. "Nanti baru di 2040 bertambah hingga 100 orang," imbuhnya.

"Dan di 2050, koloni akan berkembang hingga ribuan orang, dan secara alamiah manusia di sana akan memiliki keturunan," tuturnya menambahkan.

Bagaimana pun, mengirim manusia dan peralatannya ke Bulan bukanlah perkara mudah. Sebab, butuh biaya besar dan konsekuensi berbahaya untuk bisa menghidupkan orang-orang di sana.

Karena itu, para ilmuwan percaya, untuk bisa merealisasikan hal tersebut perusahaan aeronautika seperti ESA, NASA, SpaceX, dan Blue Origin, bisa bekerjasama dengan pemerintah untuk mematangkan konsep ini.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Didukung Stephen Hawking

Kehidupan manusia di Bulan kelak, juga didukung sepenuhnya oleh ahli fisikawan kenamaan Stephen Hawking. Ia menciptakan teori alternatif jika manusia tidak mampu pindah ke planet di Tata Surya lain. Ia menyarankan, manusia sebaiknya pindah ke Bulan.

Hawking pun diketahui sedang memasuki proses negosiasi dengan negara-negara maju untuk mengirimkan astronot dari Badan Antariksa masing-masing negara ke Bulan mulai 2020.

Tujuannya, agar para astronot bisa membangun pemukiman di Bulan. Ia memperkirakan butuh waktu setidaknya 30 tahun untuk membangun sebuah pemukiman di Bulan, setelahnya baru manusia bisa hidup di sana. 

Pada Mei 2016, ilmuwan AS Ramses Ramirez dan Lisa Kaltenegger percaya manusia bisa menghuni Bulan, mengingat usia Bumi tak lama lagi akan berakhir. Menurut teori mereka, kehidupan di Bumi akan benar-benar 'berakhir' dalam waktu jutaan tahun ke depan. Dijelaskan, kondisi iklim dan lingkungan akan menjadi dua penyebab kehancuran Bumi.

Secara teknis, atmosfer Bumi akan terbakar dan samudera di Bumi akan meluap seiring berjalannya waktu. Di saat bersamaan, matahari akan lebih panas karena memendarkan cahaya api yang lebih lebar. Akan tetapi, Tata Surya akan terus hidup.

"Di masa mendatang, matahari akan terus memanas dan begitu terang untuk Bumi. Sebelumnya, banyak yang mengira Mars akan menjadi tempat pemukiman yang pas untuk manusia. Namun kami pikir bulan justru bisa menjadi lebih baik bagi anak cucu kita," kata Kaltnegger.

Prediksi ini telah terpublikasi di Astrophysical Journal. Dalam sebuah gambar, Ramirez dan Kaltenegger memperlihatkan lokasi zona layak huni bagi manusia.

"Saat ini, matahari diprediksi berusia 4,6 miliar tahun. Bumi masih berada di zona layak huni bersama dengan Mars. Jika matahari berusia 12,5 miliar tahun, ukurannya akan semakin besar. Bumi dan Mars akan lepas dari zona layak huni," papar Ramirez.

Ia melanjutkan, Jupiter dan Saturnus setelahnya akan memasuki zona layak huni. Oleh karena itu, pihaknya tengah menelusuri kedua bulan planet tersebut (Enceladus dan Europa) apakah memang bisa menjadi tempat hunian manusia.

(Jek/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.