Sukses

Pemerintah AS Tepis Isu Kecerobohan NSA Terkait WannaCry

Pemerintah AS menepis isu kecerobohan Badan Keamanan Nasional (National Security Agency, NSA) terkait ransomware WannaCry.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah AS menepis isu kecerobohan Badan Keamanan Nasional (National Security Agency, NSA) terkait ransomware WannaCry yang menyerang banyak pengguna di seluruh dunia.

"Ini bukan alat yang dikembangkan oleh NSA untuk menyimpan data tebusan," kata Tom Bossert, Penasihat Keamanan Nasional untuk Presiden Donald Trump, sebagaimana dikutip dari Financial Times, Selasa (17/5/2017).

"Ini adalah kerentanan yang dieksploitasi karena salah satu bagian dari alat yang jauh lebih besar dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang bersalah, bukan oleh pemerintah AS," ujar Bossert menegaskan.

Ia angkat bicara setelah mendapat kritik dari Microsoft dan Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa WannaCry adalah contoh konkret betapa cerobohnya badan intelijen sekelas NSA.

"Ini adalah alat yang dikembangkan oleh pihak-pihak yang bersalah. Kemungkinan mereka adalah penjahat dan negara-negara asing. Alat ini dibuat sedemikian rupa oleh mereka untuk disebarkan melalui phishing, dimasukkan ke dokumen-dokumen yang disisipkan, serta menimbulkan infeksi, enkripsi, dan penguncian," tuturnya lebih lanjut.

Diwartakan sebelumnya, Microsoft menyebut pemerintah Amerika Serikat turut bertanggung jawab atas kasus ransomware WannaCry yang menyerang banyak pengguna di seluruh dunia.

Pernyataan Microsoft bukan tanpa alasan mengingat ransomware WannaCry itu memang berasal dari kerentanan perangkat lunak yang dicuri dari NSA. Alih-alih memberitahu Microsoft, NSA malah 'menimbun' informasi ini rapat-rapat untuk kepentingannya sendiri, hingga akhirnya dicuri oleh kelompok siber.

Mengutip laporan PC World, Chief Legal Officer, Brad Smith dalam sebuah tulisan mengatakan, "Pemerintah seharusnya mempertimbangkan potensi dampak kerusakan terhadap warga sipil yang berasal dari penimbunan informasi ini."

WannaCry bekerja dengan cara memanfaatkan kerentanan di beberapa versi Windows lama. Telah dicurigai beberapa waktu lalu bahwa malware itu berasal dari tembolok (cache) alat peretasan (hacking tool) bernama EternalBlue yang kabarnya dicuri kelompok siber Shadow Brokers dari NSA dan bocor di internet.

Ransomware WannaCry disebut memanfaatkan EternalBlue, yang dapat memudahkan penggunanya untuk mengambil alih kendali atas perangkat Windows tua yang sudah tidak diperbarui.

(Why/Cas)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.