Sukses

Snapchat Ketar-ketir Pertumbuhan Pengguna Melambat

Upaya perusahaan di balik Snapchat, Snap Inc, untuk melantai di bursa tidak berjalan begitu mulus.

Liputan6.com, Jakarta - Upaya perusahaan pembesut Snapchat, Snap Inc, untuk melantai di bursa tidak berjalan begitu mulus. Salah satunya karena muncul kekhawatiran dari para investor mengenai pertumbuhan pengguna yang melambat.

Menurut catatan Business Insider, Kamis (23/2/2017), melambatnya pertumbuhan pengguna Snapchat disebabkan kinerja aplikasi tersebut tidak optimal di perangkat Android. Menurut sejumlah eksekutif Snap, para pengguna Android mengalami kesulitan mengakses aplikasi Snapchat, terutama pada akhir 2016 lalu.

Karena itu, perusahaan yang didirikan Evan Spiegel dan Bobby Murphy tersebut akan mengatasinya dengan mengembangkan aplikasi Snapchat untuk Android dan iOS secara bersamaan. Tak bisa dipungkiri, Snap menyadari bahwa Snapchat juga membutuhkan pengguna Android untuk masa depannya.

Hal itu diakui oleh Snap dalam pengajuan form S-1. "Untuk melanjutkan pertumbuhan pengguna, kami harus memprioritaskan pengembangan produk kami untuk beroperasi di smartphone Android. Jika kami tidak bisa melakukannya, lalu smartphone (Android) itu menjadi lebih populer dan pengguna iOS berkurang, kami bisa sangat dirugikan," jelas Snap.

Masalah Teknis

Masalah teknis yang ada di aplikasi Snapchat diketahui menghambat pertumbuhan layanan tersebut selama semester II 2016. Snapchat hanya memiliki enam juta pengguna aktif baru antara Juli dan September.

Tiga bulan sebelumnya, jumlahnya tiga kali lipat lebih banyak yaitu sebanyak 18 juta pengguna. Jumlah itu setara dengan periode kuartal I 2016, ketika Snapchat memiliki 20 juta pengguna baru.

Snap menggambarkan masalah teknis yang dialami Snapchat terjadi saat peluncuran sejumlah pembaruan pada pertengahan tahun lalu. Perusahaan meyakini masalah performa tersebut menyebabkan berkurangnya pertumbuhan pengguna aktif harian pada periode akhir kuartal III, 30 September 2016.

Kegagalan Snapchat mempertahankan ekosistem Android, secara khusus telah menghambat pertumbuhan dan kemampuan untuk menumbuhkan pengguna aktif harian di pasar luar negeri.

Ditambah lagi, untuk menggunakan aplikasi tersebut dibutuhkan bandwidth yang cukup besar. Tidak seperti Facebook dan Google, Snapchat tidak memiliki versi "lite" untuk pasar dengan kecepatan internet rendah.

"Penetrasi Android sering kali lebih tinggi di negara-negara tersebut (pasar dengan kecepatan internet rendah), dibandingkan Amerika Utara dan Eropa. Jadi masalah teknis menyebabkan perangkat Android memiliki efek yang tidak seimbang di negara-negara tersebut," jelas Snap.

(Din/Cas)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini