Sukses

Canggih, Mesin Gulali Bisa Ciptakan Jaringan Tubuh Buatan

Para ilmuwan dari Vanderbilt University berhasil membuat jaringan tubuh buatan yang disebut hidrogel ini mendukung sel yang masih hidup.

Liputan6.com, Jakarta - Sekelompok peneliti di Vanderbilt University, baru saja membuat penelitian luar biasa. Mereka berhasil membuat jaringan tubuh buatan dengan menggunakan mesin gulali.

Dilansir dari laman Popular Science, Jumat (12/2/2016), para peneliti menggunakan mesin gulali untuk membuat sebuah matrik serat bernama hidrogel.

Jaringan buatan ini disebut dapat mendukung sel yang masih hidup dan menggantikan sejumlah jaringan dalam tubuh. Salah satunya adalah jaringan otot untuk jantung.

Para ilmuwan dapat membuat hidrogelsemirip dengan jaringan manusia menggunakan bahan serat lembab khusus. Serat tersebut memungkinkan oksigen dan nutrisi mengalir keluar dan masuk ke sel-sel yang masih hidup. 

Untuk membuat serat tersebut, mereka menggunakan serat polimer yang diputar bersama dalam sebuah proses yang disebut electrospinning. Namun, untuk mendapatkan kondisi yang benar-benar tepat dibutuhkan waktu berminggu-minggu.

Oleh sebab itu, para ilmuwan menggunakan mesin gulali untuk melakukan proses tersebut. Sebelum melakukannya, mereka terlebih dulu mengubah isi dan konsentrasi dari larutan polimer tersebut.

Dari situ, para ilmuwan mengetahui bahwa transglutaminase dapat digunakan untuk menyatukan gel.

Setelah gel hasil proses tersebut mendingin, mereka memompa oksigen dan nutrisi untuk membuat sebuah sel bertahap hidup. Seminggu kemudian, ternyata 90 persen dari sel-sel itu masih hidup.

Jumlah ini lebih banyak dibandingkan dengan jaringan buatan tanpa serat khusus yang hanya memiliki 60 sampai 70 persen kemungkinan sel hidup.

Penelitian terbaru ini merupakan salah satu terobosan dalam upaya menciptakan organ buatan dengan harga terjangkau. Sebelumnya, salah satu metode yang banyak digunakan adalah dengan hasil cetak 3D.

Namun, dengan distribusi serat polimer di dalam hidrogel yang lebih kompleks, teknik ini dapat dikatakan menjadi yang paling mendekati keadaan jaringan manusia.

Para peneliti berharap dapat menguji teknik pembuatan ini untuk jenis sel lain dalam jaringan yang sama. Dengan demikian, hasilnya dapat digunakan pada beberapa organ tubuh yang berbeda.

(Dam/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini