Sukses

Kehadiran Tentara Cyborg ala Terminator Makin Nyata

Skema yang disebut Neural Engineering System Design (NESD) itu berusaha untuk meningkatkan kemampuan antarmuka otak yang ada saat ini.

Liputan6.com, Jakarta - Militer Amerika Serikat (AS) baru saja mengumumkan bahwa pihaknya akan mengembangkan sebuah antarmuka neural yang dapat ditanam (implantable), yang akan menjembatani kesenjangan antara pikiran manusia dan komputer.

Antarmuka tersebut akan diwujudkan melalui sebuah program baru, yang bertujuan untuk mencapai koneksi transfer data antara otak dan dunia digital yang ditingkatkan secara besar-besaran.

Diketahui, program ini berada di bawah BRAIN Initiative (Brain Research through Advancing Inovatif Neurotechnologies) Presiden Obama.

Defence Advanced Research Projects Agency (DARPA) mengatakan, antarmuka yang memvisualisasikan sebagai perangkat bio-compatible berukuran tidak lebih besar dari 1 sentimeter kubik tersebut, akan berperan sebagai 'penerjemah' yang mengonversi antara bahasa elektrokimia yang digunakan oleh neuron di otak dan bahasa yang digunakan di komputer.

Skema yang disebut program Neural Engineering System Design (NESD) itu berusaha untuk meningkatkan kemampuan antarmuka otak yang ada saat ini, di mana dapat menghubungkan pikiran dan mesin (komputer).

Perangkat terkini terdiri dari sekitar 100 saluran, tetapi DARPA bermaksud untuk mengembangkan sistem yang dapat berkomunikasi dengan hingga 1 juta neuron secara bersamaan.

"Sistem antarmuka otak-komputer terbaik saat ini seperti dua superkomputer yang mencoba untuk berbicara satu sama lain dengan menggunakan modem 300-baud. Bayangkan seperti apa jadinya, ketika kami melakukan upgrade terhadap tools kami untuk benar-benar membuka saluran antara otak manusia dan elektronik modern," ujar manajer proyek Phillip Alvelda.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Meskipun mudah untuk membayangkan bahwa salah satu kemungkinan tersebut dapat menjadi pengembangan tentara cyborg dengan kemampuan pertempuran yang ditingkatkan dengan sistem digital, penggunaan teknologi ini jauh melampaui sekadar aplikasi militer.

Menurut DARPA, perangkat ini bisa menjadi dasar bagi terapi kesehatan baru, yang secara digital mengompensasi gangguan penglihatan atau pendengaran dengan menyuplai pendengaran digital atau informasi visual ke otak pada resolusi dan kualitas pengalaman yang jauh lebih tinggi daripada yang dimungkinkan teknologi saat ini.

Untuk mencapai tujuannya, DARPA mengatakan kemajuan baru ini perlu dibuat di beberapa bidang termasuk neuroscience, biologi sintetis, dan elektronik berdaya rendah.

Ada juga sisi perangkat lunak dari persamaan dengan teknik neuro-computation baru, yang secara akurat dapat mengubah dan mengompresi informasi sensorik berdefinisi tinggi antara perangkat keras digital dan otak secara cepat.

Dalam rangka merealisasian hal tersebut, DARPA menjangkau para peneliti dan perusahaan di seluruh dunia untuk menciptakan jenis-jenis teknologi yang telah disebutkan tadi.

Pada tahap selanjutnya dari program ini, mereka akan dapat mengomersialisasikan aspek-aspek dari apa yang telah mereka hadirkan. Demikian dikutip dari Science Alert, Selasa (26/1/2016).

(Why/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.