Sukses

Aplikasi Kencan Gay Ini Dibeli Perusahaan Gaming Tiongkok

Sebagai informasi, Grindr mampu menggandeng lebih dari 2 juta pengguna harian dari 196 negara tanpa mengambil untung dari investor luar

Liputan6.com, Beijing - Bagi sebagian besar orang, Grindr bukan sebuah aplikasi yang terdengar familiar. Ya, karena aplikasi tersebut merupakan aplikasi dating (sejenis Tinder) yang dikhususkan untuk kaum gay.

Terkini, aplikasi besutan developer asal Negeri Paman Sam tersebut dikabarkan telah 'dibeli' oleh perusahaan gaming asal Tiongkok.

Menurut yang dilansir The Guardian, Kamis (14/1/2016), perusahaan gaming yang bernama Beijing Kunlun Tech Co tersebut telah membeli 60 persen saham aplikasi yang menuai kontroversi tersebut.

Sekadar informasi, sepak terjang Grindr di jagat internet sendiri begitu pesat. Diketahui, aplikasi tersebut mampu menggandeng lebih dari 2 juta pengguna harian dari 196 negara tanpa mengambil untung dari investor luar.

"Kami memanfaatkan kesempatan ini. Kami akan mengambil investasi tersebut untuk mengembangkan aplikasi ini jauh lebih baik lagi," ucap Founder Grindr, Joel Simkhai.

Beijing Kunlun, sebagaimana diketahui sebagai perusahaan developer game terbesar di Negeri Tirai Bambu itu, bahkan telah membayar US$ 93 juta (sekitar Rp 1,2 triliun) untuk membeli sebagian besar saham dari aplikasi kencan yang dirilis sejak 2009 tersebut.

Meski begitu, Grindr sendiri memiliki aksesibilitas yang begitu terbatas di wilayah Tiongkok. Sebagian besar pengguna mengeluh bahwa aplikasi ini hanya bisa digunakan di beberapa lokasi saja. Pun demikian, Beijing Kunlun memastikan bahwa akses aplikasi tersebut akan dibuat merata dalam ke depannya.

"Kami akan fokus untuk ekspansi di Amerika Serikat dulu. Namun Tiongkok juga akan menjadi prioritas kami juga karena kami melihat aplikasi ini bisa menjadi global platform," tutur Sophie Chen juru bicara dari Beijing Kunlun.

Grindr sendiri dinilai kontroversial di sebagian negara karena menghadirkan konten yang dinilai tidak sesuai, yaitu memperbolehkan kencan antar sesama jenis.

Sementara itu, isu tersebut sudah tak lagi 'memanas' di Tiongkok. Meskipun acara TV, internet serta beberapa buku yang berbau konten serupa masih dilarang untuk dipasarkan.

(Jek/Cas)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini