Sukses

Astronom Temukan Cara Baru Ukur Tarikan Gravitasi sebuah Bintang

Para astronom telah menemukan cara baru untuk mengukur tarikan gravitasi di permukaan dari sebuah bintang.

Liputan6.com, Jakarta - Para astronom telah menemukan cara baru untuk mengukur tarikan gravitasi di permukaan dari sebuah bintang.

Untuk bintang-bintang jauh dengan planet yang mengorbit mereka, informasi ini adalah kunci dalam menentukan apakah salah satu dari planet tersebut bisa menopang kehidupan.

Cara baru ini dijelaskan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Science Advance, yang dikutip dari Eureka Alert, Selasa (5/1/2016).

Penelitian ini dipimpin oleh Thomas Kallinger dari University of Vienna dan melibatkan Profesor Jaymie Matthews dari University of Colombia, serta sejumlah astronom dari Jerman, Perancis, dan Australia.

Mengetahui gravitasi permukaan bintang, pada dasarnya mengetahui berapa banyak Anda akan membebani bintang itu.

Jika bintang memiliki permukaan padat, di mana Anda bisa berdiri, maka berat badan Anda akan berubah dari bintang ke bintang. Di matahari, misalnya, berat badan Anda akan 20 kali lebih berat daripada di Bumi.

Adapun metode baru ini memungkinkan para ilmuwan untuk mengukur gravitasi permukaan dengan akurasi sekitar empat persen, bagi bintang yang letaknya terlalu jauh dan terlalu samar untuk menerapkan teknik yang ada saat ini.

Karena gravitasi permukaan tergantung pada massa bintang dan jari-jarinya, seperti halnya berat badan Anda di Bumi tergantung pada massa dan jari-jarinya, teknik ini akan memungkinkan para astronom untuk mengukur massa dan ukuran bintang-bintang jauh itu secara lebih baik.

"Jika Anda tidak mengetahui bintang itu, Anda tidak mengetahui planetnya," kata salah seorang penulis di penelitian tersebut, Jaymie Matthews.

Ukuran sebuah planet di luar tata surya, lanjut Matthews, diukur relatif terhadap ukuran bintang induknya. Jika Anda menemukan sebuah planet di sekitar bintang yang Anda anggap seperti Matahari, tetapi sebenarnya merupakan bintang raksasa, Anda mungkin tertipu dengan berpikir bahwa Anda telah menemukan dunia seukuran Bumi yang dapat dihuni.

Teknik ini dapat memberi tahu Anda seberapa besar dan seberapa cerah sebuah bintang, serta apakah sebuah planet di sekitarnya memiliki ukuran dan suhu yang tepat untuk memiliki lautan air atau kehidupan.

Teknik baru yang disebut teknik skala waktu fungsi autokorelasi, atau teknik skala waktu untuk jangka pendek, menggunakan variasi halus dalam kecerahan bintang-bintang jauh yang direkam oleh satelit seperti misi MOST milik Kanada dan Kepler milik NASA.

"Teknik skala waktu adalah alat sederhana namun kuat, yang dapat diterapkan pada data dari pencarian tersebut untuk membantu memahami sifat dari bintang seperti Matahari dan untuk membantu menemukan planet lain seperti Bumi," jelas Kallinger, penulis utama di studi tersebut.

(Why/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.