Sukses

Astronom Amati Ledakan Supernova yang Diramalkan

Ledakan kosmik besar, yang dijuluki Refsdal, diyakini telah terjadi sekitar 10 miliar tahun lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Untuk pertama kalinya, sebuah tim astronom berhasil membuat pengamatan dari supernova yang sudah diramalkan.

Ledakan kosmik besar, yang dijuluki Refsdal, diyakini telah terjadi sekitar 10 miliar tahun lalu, dan memberi pertanda bagi sebuah fenomena astronomi langka yang dikenal sebagai Einstein Cross.

Refsdal, menurut informasi dari Hubble Space Telescope, yang dikutip dari Gizmag, Kamis (24/12/2015), awalnya ditemukan pada November 2014, dengan bantuan efek lensa gravitasi kuat yang dibuat oleh klaster galaksi MACS J1149.5 + 2.223.

Anehnya, para ilmuwan malah mengamati empat gambar dari supernova tersebut, bukannya satu, lantaran Cross Einstein yang jarang terjadi.

Karena materi gelap (dark matter) dan materi terlihat (visible matter) tidak terdistribusi secara merata di seluruh struktur besar, seperti MACS J1149.5 + 2.223, cahaya dari supernova yang membentuk empat gambar yang diamati oleh Hubble Space Telescope, menyebar dengan rute berbeda-beda.

Jalur yang diambil oleh satu cahaya akan lebih panjang atau lebih pendek daripada cahaya lainnya, tergantung pada kekuatan efek gravitasi lensa pada jalurnya. Artinya, contoh supernova tersebut menjadi terlihat untuk observatorium yang berbasis di bumi pada waktu berbeda.

Kekhasan kosmik ini telah memberikan para astronom kesempatan langka untuk memvalidasi pemahaman mereka mengenai distribusi massa pada struktur besar seperti MACS J1149.5 + 2.223.

Dengan menggunakan sejumlah model komputer canggih berdasarkan pemahaman terbaik mengenai distribusi materi, para astronom memperkirakan bahwa deteksi pertama Refsdal akan terjadi sebelum akhir 2015.

"Kami menggunakan tujuh model yang berbeda dari klaster untuk menghitung kapan dan di mana supernova itu akan muncul di masa depan. Ini adalah upaya besar dari masyarakat untuk mengumpulkan masukan data yang diperlukan dengan menggunakan Hubble, VLT-MUSE, dan Keck untuk membangun model lensa," kata Tommaso Treu, penulis utama makalah pemodelan perbandingan, dari University of California, Los Angeles.

(Why/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.