Sukses

Serangan Siber ke iOS dan Android Masih Merajalela

Menurut Trend Micro, kasus keamanan internet yang masih menyita perhatian adalah pembobolan data pengguna dan serangan ke iOS dan Android.

Liputan6.com, Jakarta - Menjelang akhir tahun 2015, Trend Micro, sebagai salah satu penyedia layanan solusi keamanan baru saja resmi merilis laporan terkait serangan keamanan di kuartal ketiga tahun 2015.

Dalam laporan yang bertajuk "Hazards Ahead: Current Vulnerabilities Prelude Impending Attack", Trend Micro melaporkan analisis mengenai berbagai celah keamanan serta aksi lanjutan dari serangan yang muncul di kuartal sebelumnya tahun ini.

"Di kuartal ketiga tahun ini kasus keamanan yang masih jadi perhatian adalah kasus tentang pembobolan data pengguna, serangan ke sistem operasi seperti iOS dan Android, serta ancaman keamanan yang mengincar mesin point of sales atau kasir," ujar Andreas Kagawa, Country Manager Trend Micro Indonesia, saat acara Media Briefing Trend Micro di Jakarta, Jumat (11/12/2015) lalu.

Andreas menuturkan bahwa salah satu kasus pembobolan data yang menarik perhatian adalah kasus Ashley Madison. Dari kasus tersebut dapat dilihat bahwa serangan tidak hanya mengancam privasi seseorang namun juga terkait kehidupan orang tersebut.

Selain itu, yang juga menarik di kuartal ketiga tahun ini adalah kasus serangan yang menyasar sistem operasi iOS. Sistem operasi besutan Apple yang sering disebut sebagai sistem operasi teraman ini nyatanya juga jadi sasaran serangan malware.

"Di kuartal ketiga tahun ini adalah pertama kalinya kedua platform Android dan iOS sama-sama menjadi sasaran serangan," tambah Andreas.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Dari data tersebut juga diketahui ternyata insititusi kesehatan jadi salah satu yang jadi sasaran. Catatan kesehatan dan informasi pribadi menempati urutan kedua dari jenis data yang paling sering dicuri yang terjadi selama kuartal ketiga tahun ini. 

"Kasus yang paling banyak terjadi di Amerika Serikat dan Kanada. Salah satu alasan informasi kesehatan paling diminati karena menyimpan begitu banyak informasi pasien, mulai dari riwayat medis, keluarga, serta data pribadi lainnya", ungkap Andreas. 

Andreas juga menambahkan bahwa kasus serangan terhadap point of sales atau mesin kasir juga masih marak terjadi. Namun, ada yang berubah dari kasus di kuartal ketiga tahun ini yaitu para hacker tidak hanya menyerang usaha besar namun juga usaha kecil.

"Pola serangan yang dilakukan adalah dengan 'shotgun approach'. Sama seperti shotgun yang mengeluarkan beberapa peluru sekali tembak, para penyerang akan mengirim banyak spam email ke toko retail," ujar Andreas.

Lebih lanjut disebutkan bahwa dari sejumlah serangan itu diperkirakan ada 4 sampai 5 persen korban yang mempercayai dan membuka email tersebut. Dan, dari situ akan membuka jalan masuk bagi malware yang memang telah disusupkan.

Serangan siber terhadap beberapa figur atau institusi politik juga muncul di kuartal ketiga ini. Salah satunya adalah serangan kelompok hacker Rocket Kitten. Lewat serangannya yang dikenal dengan nama Pawn Storm, kelompok ini diketahui sudah menyerang beberapa target politisi maupun publik figur di Amerika Serikat dan Rusia.

(Dam/Cas)

 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.