Sukses

500 Ribu Foto Syur Beredar di Twitter Tiap Harinya

Sejauh ini Twitter memang diketahui belum memiliki fitur khusus untuk memblokir konten esek-esek di layanan mereka.

Liputan6.com, Jakarta - Twitter membuat kecewa pemerintah Inggris setelah menolak menghadiri konferensi penanggulangan masalah pornografi internet. Dalam konferensi yang dipimpin oleh Menteri Kebudayaan Inggris Ed Vaizey tersebut, perusahaan-perusahaan besar berbasis internet, termasuk Facebook dan Google, diminta untuk memperketat filtering konten pornografi di layanan mereka. 

Namun sayang, tidak ada satu pun perwakilan Twitter yang hadir. Padahal menurut investigasi pemerintah Inggris, ditemukan sekitar 500 ribu gambar porno yang di-posting via jejaring sosial berlogo burung biru tersebut.

Dan bahayanya, layanan Twitter tidak termasuk ke dalam kategori pornografi, sehingga gambar-gambar porno yang beredar di Twitter dapat dilihat oleh siapapun. Bahkan dari komputer rumahan yang telah dibekali fitur filtering konten internet.

"Saya pikir pornografi internet adalah masalah yang serius. Namun mereka (Twitter) tampaknya tidak menganggapnya cukup serius," ujar Helen Goodman, anggota parlemen Inggris dari Partai Buruh.

Sejauh ini Twitter memang diketahui belum memiliki fitur khusus untuk memblokir konten pornografi di layanan mereka. Hal ini berbeda dengan Facebook dan YouTube yang sudah memilikinya.

Peredaran konten pornografi di Twitter sangat dikhawatirkan dapat merusak moral para penggunanya, khususnya para pengguna dari kalangan remaja dan anak-anak. Dari total 15 juta akun Twitter asal Inggris, setengahnya disinyalir adalah milik remaja dan anak-anak.

"Pornografi memiliki efek sangat merusak bagi anak-anak. Namun ironisnya ini tersedia secara bebas di Twitter. Mereka (Twitter) memikul tanggung jawab yang sangat besar atas hal ini," ungkap John Carr selaku ketua dewan Child Internet Safety seperti yang dikutip dari laman Daily Mail, Rabu (25/2/2015).

Selain Twitter, perwakilan dari penyedia layanan berbagai foto Tumblr juga dilaporkan batal menghadiri konferensi ini. 

(dhi/isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini