Sukses

Tower Bersama Siapkan Dana Segar Untuk Borong Menara XL

Liputan6.com, Jakarta - Keinginan PT Tower Bersama Infrastructure Group Tbk (TBIG) menambah koleksi menara dari proses lelang yang digelar PT XL Axiata Tbk (XL) cukup besar. Perusahaan itu rela merogoh sakunya lebih dalam demi memenangi lelang pembelian menara yang dibuka  XL.

Perusahaan penyedia menara itu mengaku sudah menyiapkan tiga sumber pendanaan yang bisa membantunya menyediakan dana dalam jumlah besar yang dibutuhkan untuk memuluskan aksi korporasi tersebut.

Pertama, Tower Bersama akan memanfaatkan dana sisa dari total debt management program sebesar US$ 2 miliar dari sindikasi 25 bank.

"Kita masih memiliki fasilitas debt management progam yang belum ditarik senilai US$ 1 miliar dari total US$ 2 miliar yang kita punya," kata Chief Financial Officer TBIG, Helmy Yusman Santoso.  

Kedua, perusahaan ini berniat menggelar penawaran umum obligasi berkelanjutan tahap II dengan nilai emisi sekitar Rp 500 miliar dan Rp 1 triliun.  Terakhir, Tower Bersama rencananya akan menerbitkan obligasi global sebesar US$ 500 juta.

"Jalan lain yang mungkin bisa kita tempuh untuk beli menara dari lelang XL ialah memakai dana dari ekuitas yang masih tersedia," tandas Helmy.

TBIG memperkirakan nilai transaksi yang akan dihasilkan dari keseluruhan menara yang dijual XL akan mencapai lebih dari Rp 10 triliun. Meskipun akan melibatkan dana dalam jumlah besar, TBIG mengaku akan menyiapkan dana agar bisa memiliki menara yang dijual XL.

"Kalau dihitung 7.000-8.000 menara yang mau dijual  XL, tinggal dikali saja nilainya. Misalnya kita hitung tiap menara Rp 1,5 miliar, jadi jumlah dana yang kita siapkan berarti harus lebih dari Rp 10 triliun," papar Helmy saat ditemui tim Tekno Liputan6.com di Jakarta.

Penjualan menara sudah masuk dalam skema bisnis yang dicanangkan XL demi meraih pendapatan dalam jumlah besar di tahun ini. Perusahaan itu harus menggenjot pendapatannya dengan memakai aset yang dimilikinya setelah mengakuisisi PT Axis Telekom Indonesia (AXIS) dengan nilai US$ 865 juta atau sekitar Rp 9,5 triliun beberapa bulan lalu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini